Bab 16.

" Baiklah ,Kak James kenapa kau tampak sedih di wajah mu ?" Tanya Naydelin menengok ke James.

James yang sempat ragu untuk membuka mulutnya.Ia tampak kram mendadak untuk membahas orang tuanya kepada Naydelin.Ia tak mau merusak hati yang sebersih hati Naydelin.

" Aku kurang uang untuk bayar tagihan mobil ku yang bobrok itu "Jawab James tersenyum kecut.

" Oh , di kirain Nay ada masalah apa yang sedang kau alami ,Kak James." Kata Naydelin yang berdiri dari ayunan.

" Ya ,apakah kau mau membantu ku dengan kamu pinjamin aku uang untuk bayar tagihan mobil ku yang bobrok ?" Tanya James menemani Naydelin berjalan untuk pulang.

" Boleh..Berapa kekurangan biaya tagihan mobil Kakak James nanti Nay bisa kasih pinjaman uang tabungan Nay ke Kakak James ? " Naydelin tiba di depan pintu gerbang rumahnya.

James sudah akan menyahut Nay tetapi dia batal karena ada Pedro yang sudah menunggu Naydelin di ambang pintu gerbang rumah Valentino.

" Hai ,Ped.."Sapa James melambaikan tangan ke arah Pedro yang membukakan pintu kecil yang di samping pintu gerbang untuk Naydelin masuk ke rumah kediaman Valentino.

" Hai ,James lo mo masuk dulu ,gak ke dalam ? "

Pedro membukakan pintu gerbang lebih lebar di temani Ria yang menemui James untuk untuk memeluk James dengan hangat.Naydelin saling bertukar pandang dengan Papanya Rafael dan Pedro yang terdiam seketika itu juga.

" Tante Ria.." Panggil James menahan jatuhnya airmatanya yang berlinang -linang di sepasang matanya.

" James kau yang tabah ya ,Nak ?" Ria tak dapat menahan air matanya untuk merasakan kasihan terhadap James.

" Ya ,Tante. James tak apa - apa kok. Sungguh ,"

James menepuk bahu Ria.Wanita itu berhenti menangis dan melepaskan pelukannya terhadap James.

" Iya ,Nak..Mari kau masuk dulu ke rumah Tante dan Oom untuk makan malam , karena kamu ini pasti belum makan apa -apa kan sejak kau pulang dari kerja ?! " Ria menanyakan kepada James dan memaksa pemuda itu untuk masuk ke rumahnya.

" Yuk ,Nay ajak Pedro untuk masuk dan makan malam juga." Kata Rafael menyuruh Naydelin agar mengundang Pedro untuk masuk ke rumahnya.

" Ya ,Papa "Jawab Nay segera." Yuk ,Kak Pei." Ajak Nay kepada Pedro yang menganggukkan kepala seraya tersenyum lembut kepadanya.

Ria menyendokkan nasi ,lauk dan pauk di piring untuk James." James ,ayo kau makan." Ia juga menyiapkan air minum di gelas untuk James.

" Ped , kau juga makan ya jangan sungkan ,maaf ya makan malam kami sederhana." Kata Rafael di kursi makan paling depan.

" Ya , Oom Rafa makasih. " Kata Pedro yang juga di sendokkan nasi ,lauk dan pauk di piring untuk dirinya dari Ria.

" Makasih Tante jangan repot -repot ," Imbuhnya.

" Sudah ,anak laki -laki harus makan banyak agar bisa tumbuh kuat dan menjadi pelindung kaum wanitanya di kemudian hari sebagai kepala rumah tangga." Kata Ria menyiapkan air minum di gelas untuk Pedro juga.

" Ya ,Tante makasih." Jawab Pedro sopan.

Untuk pertama kalinya bagi Pedro untuk makan malam di rumah Naydelin. Ia merasakan betapa hangatnya keluarga yang di milik oleh Naydelin terhadap dirinya.

" Kak Pedro , entar abis makan malam ,gimana kalau kita main game di playstation punyanya Andre ? " Ajak Andre yang duduk di kursi makan di depan Pedro dan di samping Miranda.

" Iya , boleh juga Dre ." Jawab Pedro merasa suka dan senang sekali dapat mengakrabkan dirinya itu kepada adiknya Naydelin.

Maka sesudah makan malam , Pedro menepati janjinya untuk menemani Andre bermain game di playstations di kamar Andre.Sedangkan James di temani Ria dan Rafael untuk menenangkan diri di teras.Miranda sibuk menelepon seseorang di hp milik gadis itu di kamarnya di lantai atas.

" Jerry , kamu berada di mana sih sekarang ?Ayo dong di angkat telepon ku..! "

Miranda berkali -kali menggumam di depan hp di genggamannya itu. Ia tampak gelisah sekali di raut wajahnya dan tangannya menggenggam alat testpack dan surat medis.

Di Kediaman Firmanto.

Jerry Firmanto menggeliat di atas tempat tidur di kamarnya .Pria usia dua puluh delapan tahun itu merasa enggan untuk menerima panggilan dari hp miliknya yang ia tahu dari Miranda kekasihnya.

" Jer , siapa yang telepon kamu di hp mu itu ?"

Ia menyibakkan selimut dan menemukan wanita cantik yang membawakannya segelas susu yang masih hangat. Ia tersenyum dengan cepat bangun dan menerima gelas susu itu dari wanita cantik di hadapannya.

" Neva ,terimakasih." Katanya mengelus lembut di perut wanita itu.

" Sama -sama suamiku yang sangat ku cintai."

Nevada mengecup lembut bibir Jerry Firmanto.

" Neva , aku ini suami yang kurang baik untuk mu dan calon Papa bagi bayi kita di perutmu." Batin Jerry Firmanto berbicara karena ia teringat pada Miranda yang sudah di makan olehnya dan di tipu olehnya.

" Kata siapa kau tak baik untuk ku dan bayi ku di perutku ? Kau ini sangat berbudi luhur sekali ,Jer."

Nevada sangat mencintai Jerry Firmanto suami pilihan orang tuanya.Ia rela melepaskan segala yang pernah di raihnya untuk membahagiakan hati dan pikiran orang tuanya untuk menikah dengan Jerry Firmanto.

" Dan , sekarang aku sudah mengandung anak mu untuk pertama kali di dalam hidupku." Kata Neva yang di peluk hangat oleh Jerry Firmanto.

Sementara itu di Kediaman Hermanto.

Laura membuang semangkuk ramuan herbal yang di berikan oleh mama mertuanya untuk dia bisa hamil untuk Benedict suaminya. Ia sangat tak rela dirinya untuk mengandung anak dari pria yang tak pernah Ia cintai.

" Ramuan sialan..!! " Umpatnya di wastafel dalam kamar mandi di kamar tidurnya.Ia melemparkan alat testpack ke cermin kamar mandi.

" Sudah kau terima sajalah dirimu akan menjadi mama untuk anakku ,Laura sayang." Kata Ben di belakangnya sambil bersandar di pintu kamar mandinya.

" Kapan kau melakukan itu kepadaku ,Ben ? Aku tahu walaupun Mama selalu rutin memberikanku minuman sialan itu,aku tak pernah meminumnya dengan patuh." Dengan rahang mengeras Laura menghadapi Benedict.

" Ahmm , aku ini suamimu ya kapan saja ku mau ? Tentu ku lakukan secara diam -diam tanpa kamu mengetahuinya tetapi kau dapat merasakannya dengan nikmat luar biasa dan akhirnya kita dapat membuahkan hasil yang sangat di impikan oleh Akong kita ,yaitu cicit untuknya." Jawab Ben nada ringan kepada Laura.

Laura yang berang itu menyerbu Ben dengan raut wajahnya begitu beringas. " Kurang ajar kauu..!! Sialan kauu..!!" Benedict yang telah menangkap pergelangan di lengan kirinya dan memanggulnya di bahu lalu Ia di lemparkan ke tempat tidur dengan kasar oleh Ben.

" Mau apa kau ?? Jangan mendekatikuu..!Ahhh!!"

Benedict membungkamnya dengan melakukan itu terhadapnya secara beringas dan buas sekali.

Bersambung..!!

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

setelah baca kisah keren ini, tak lupa kudaratkan 👍😍

2023-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!