Bab 15.

Sore hari yang sangat lambat menuju malam hari bagi Edo di hari itu merupakan hari yang amatlah panjang dan berat sekali ,pasalnya dirinya harus berdiam diri mendengarkan pertengkaran hebat di antara Papa dan Mama nya.

"Kau sungguh wanita yang tak bisa menjaga nama baik,harkat dan martabat suamimu sendiri..Aku sudah muak dengan omong kosong mengenai diri Edo yang sebenarnya bukanlah darah dagingku melainkan seorang anak yang kau hasilkan dari perselingkuhan mu dengan Gunawan si bajingan mantan pacar mu itu..!"

Suara menggelegar dari Eric Tanusucipto telah di dengar Edo yang merasa sakit hati di tuduh anak haram dari perselingkuhan Mama nya dengan pria lain di belakang Papanya.

" Eric ,diam kamu !! Jangan bicara sembarangan kamu ,ya?? Siapa diri mu yang sebenarnya dulu itu sebelum kamu bisa seperti sekarang ini menjadi suami ku seorang Minasih Artawijaya?? "Balasan Minasih Artawijaya.

" Kau....!!Kita cerai sekarang juga..!"

"Oke..Jika itu mau kamu?! Besok aku ajukan surat cerai dari mu melalui pengacara ku ,dan mengenai anak -anak..!Kau atur sendiri..!!"

Minasih menyeret koper keluar dari kamarnya dan melihat Edo berdiri di hadapannya.

" Edo kebetulan kau ada disini ,maka kamu bisa pilih untuk ingin ikut Papa atau Mama mulai hari ini ? " Minasih mengajukan pilihan bagi Edo.

" Edo gak tahu ,Ma..Pa?! " Edo menangis bingung.

Eric membuang muka untuk menolak melihat Edo yang menangis seraya menatap dirinya dan juga Minasih yang keras hati itu menarik Edo ke dalam kamar putranya itu.

Lalu keluar kembali dengan membawa koper yang berisi barang -barang pribadi Edo .Wanita itu juga menyeret Edo untuk pergi dari rumah Tanusucipto bersama dengannya.

Malam harinya ,James dan Santi mendapati Papa mereka duduk seorang diri di ruang keluarga dan menunjukkan kertas surat perceraian antara Papa dan Mama mereka di meja ruang keluarga.

" Pa ,tolong pikirkan sekali lagi masalah antara Papa dan Mama ?" Pinta James sedih.

" Keputusan Papa sudah bulat ,James.Silakan kau dan Santi untuk memilih untuk ikut bersama Papa kalian atau Mama kalian ,itu hak kalian karena kau dan Santi sudah dewasa sehingga bisa tentukan keputusan kalian masing -masing." Kata Eric yang memandang anak -anaknya dengan sendu.

" Santi gak tahu ,Pa..Santi mau Papa dan Mama damai..!!Gak seperti ini maunya Santi..!!" Tangisan Santi.

" James memilih untuk pergi dari rumah ini dan James juga gak pilih untuk tinggal bersama Papa atau Mama..!" Tegas James.

James merapikan barang -barangnya tetapi Eric menahannya di pintu kamarnya.James termangu di batas pintu seraya menutupi wajahnya yang kini berurai air mata dengan tangannya.

" Pa..!" Lolong James .

"Bukan kau yang harus pergi dari rumah ini tetapi Papa dan Santi karena rumah dan seluruh isinya adalah milik orang tua kandung mu yang dahulu menitipkan rumah ini kepada Papa sampai batas waktu mu cukup dewasa sesuai hukum dan kamu bisa mengurus ahli waris sah dari kedua orang tua yang masih memiliki hubungan kekeluargaan erat dengan Papa Eric." Kata Eric memberikan surat itu kepada James.

" Orang tua kandung Jam sudah lama meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat saat mereka di perjalanan bisnis ke Maroko ,dan sejak itu terjadi Jam tahu bahwa Jam di besarkan oleh Papa Eric dan Mama Minasih di tengah -tengah hadirinya adik -adik Jam ,yakni Santi dan Edo. Pa, Jam tak pernah tahu mengenai saudari perempuan James yang lain lagi."Kata James menangis pilu.

" Saudari perempuan kandung mu yang ada di China bernama Cynthia yang mungkin sekarang ini sudah menikah dan memiliki keluarga yang mencintai dan di cintainya..Kalau Della itu adalah putri Papa dengan mantan istri Papa terdahulu yang juga mama kandung Santi."Kata Eric yang membuka rahasia yang selama ini di pendam di hatinya kepada James.

James menelan airmata yang menjerat lehernya dan Ia tak pernah menyangka hidupnya kini telah berubah drastis.Ia tak tahu harus bagaimana dan Ia malah diam membiarkan Papa Eric membawa pergi Santi dari rumah itu di malam hari itu juga.

Kesedihan yang melanda hati James membuat James merasa hidupnya kosong melompong dan ia menemui Naydelin yang di lihatnya sedang beli camilan di minimarket yang tak jauh dari rumah nya.

" Nay..Bisakah kamu temani Kakak James di sini sebentar saja? " Pintanya di depan Naydelin yang baru saja keluar dari minimarket sambil menjinjing tas plastik isi camilan kesukaan gadis itu.

" Ya ,bisa.."

Nay bingung sendiri karena James menariknya ke taman bermain komplek perumahan Anyelir.

" Duduklah di ayunan di samping Kakak." Pintanya kepada Nay.

" Oke."

Nay merogoh tas jinjingannya dan mengambil satu chiki taro kesukaannya,lalu membuka dan ia sibuk makan chiki itu dalam diam tanpa menawari James yang melamun kosong di ayunan sebelah.

" Nay ,kedengarannya suara kamu makan chiki itu enak sekali di telinga Kakak.." Kata James yang tiba -tiba bicara kepada Nay.

" Mau ? Bilang aja dari setadi dong dan janganlah pake alasan bengong kayak ayam negeri warna -warni di sd nya Nay dulu.." Kata Nay yang sadar juga untuk berbagi chiki taro dengan James.

" Dirimu saja yang gak peka terhadap sekelilingmu gadis cilik." Kata James tersenyum simpul seraya mengambil chiki taro dari Nay.

Kediaman Hermanto.

Pedro terlihat begitu tergesa -gesa menuju ke lift yang langsung terarah ke parkiran mobil pribadi miliknya ,namun di koridor yang ada meja kecil di atasnya ada vas bunga keramik yang juga di hiasi bunga mawar merah yang baru saja di rangkai di sana.

Ada Cecilia yang menunggu Pedro." Pei ,kamu ini malam -malam begini ingin pergi ke manakah?"

" Bukan urusan mu..Minggir..!" Perintah Pedro.

" Engga mau ! Aku ingin kau temani aku di taman buah jeruk di paviliun utara.."Kata Cecilia yang tak mau mematuhi Pedro.

Pedro menepis tangannya dan melewatinya tanpa menghiraukannya yang meringis kesakitan pada pergelangan tangannya karena cengkerman erat Pedro yang begitu kencang dan kasar terhadap dirinya.

" Pei..Kau sungguh keterlaluan..!! " Teriaknya.

" Udah kau cari saja cowok lain yang bisa menjadi cowok sepermainan kamu di luaran sana dan kau tak boleh mengganggu Pei Pei lagi karena Pei Pei sudah memiliki pacar sekarang." Kata Daniel yang tersenyum mengejek dari pintu kamarnya kepada Cecilia.

Cecilia dengan marah melempari dirinya dengan bunga -bunga mawar yang di raup gadis itu dari vas bunga di meja kecil di hadapan Cecilia tetapi Daniel semakin lebar senyuman yang sangatlah di benci Cecilia.

" K..Kauu..!! " Cecilia berang mendekati Daniel agar Cecilia dapat memukul pemuda sepupunya itu.

Bersambung..!!

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mampir lagi 👍

2023-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!