Bab 10

Kediaman Hermanto.

Di pagi hari minggu yang cukup cerah bagi Pedro Manuel Hermanto terbangun di pagi hari minggu kali ini dengan senyuman cerah yang tersiratkan suatu di harapan di kalbunya.

Dengan langkah yang ringan Pedro menemui Leo Hermanto dan keluarganya yang lain di ruangan makan untuk sarapan pagi bersama -sama sesuai jadwal yang berlaku di kediaman Akongnya itu

"Selamat hari minggu untuk Akong ku tersayang yang paling gagah ,untuk Papa dan Mama ku juga Kakak dan adik ku yang manis."

Sapaan ceria terlontarkan dari mulut Pedro setiba Ia di ruang makan.Ia memeluk Leo Hermanto yang duduk di kursi roda menghadapi sepiring nasi dan sup kacang merah di meja makan.

"Selamat hari minggu juga ,cucu Akong yang amat Akong sayang."Sapa Leo Hermanto kepada Pedro.

"Selamat hari minggu untuk mu ,Pei Pei.Tumben sekali kamu di hari minggu sudah bangun tidur pagi -pagi begini dan sarapan pagi bersama kami di ruang makan.Bukankah selama ini kamu selalu bangun siang di hari minggu?" Tanya Elizabeth di kursinya dengan senyuman heran kepada Pedro.

"Ya,karena hari minggu ini Pei Pei akan jadwal ke rumah teman akrab Pei Pei,Ma."Jawab Pedro yang mengecup kedua pipi Elizabeth mamanya itu.

"Teman akrab mu siapakah ,Pei?Apakah dia itu seseorang yang spesial bagi mu?"Tanya Rudi yang duduk di samping kiri Leo Hermanto.

"James Tanusucipto,Pa.Pei Pei mana ada teman lain selain James yang paling akrab dengan Pei Pei sejak kami smu,"Jawab Pedro duduk di kursi di samping kanan Leo Hermanto seraya melahap makanannya.

"Lalu kapan kau akan perkenalkan kami dengan Naydelin gadis kekasihmu itu,Pei?"Tanya Luis Adik kecilnya dan Benedict yang duduk berdampingan dengan kedua sepupunya yaitu Daniel dan Emily.

"Secepatnya aku akan memperkenalkan Naydelin kepada kalian dengan tepat di ulang tahun Nai Nai bulan depan di Singapore."Jawab Pedro lantang agar Benedict dan Laura yang baru datang ke arah ruang makan dapat mendengarkan bahwa Pedro kini telah memiliki pengganti Laura yang sekarang menjadi Istrinya Benedict.

"Baguslah ,Pei.Kami semua sudah tak sabar lagi untuk bertemu dengan Naydelin dahulu kalau bisa sebelum di hari ulang tahun Nai Nai agar kita bisa nyaman semuanya."Kata Benedict tersenyum sinis sekilas kepada Pedro.

"Ya,kau sabar sajalah,Ben."Jawab Pedro yang juga memamerkan senyuman yang menyebalkan bagi Benedict.

"Laura,kau sudah menikah dengan Ben cucuku selama tiga tahun lebih ,kenapa sampai detik ini kau belum juga memberiku seorang cicit laki -laki sebagai anggota penerus keluargaku?"Tanya Leo Hermanto tajam kepada Laura yang duduk di kursi samping Benedict dan berseberangan dengan Luis cucu bungsunya.

Laura menelan makanannya dengan susah payah sebelum dia menjawab Akong suaminya itu.Laura memang sengaja tak mau hamil anak Benedict karena Laura masih mencintai Pedro yang dahulu adalah mantan kekasihnya.

Laura menikah dengan Benedict karena usaha di miliki orang tuanya Laura mengalami kemunduran yang menyebabkan Laura harus membantu Papa nya bernama Gunawan dan Mama nya bernama Deswinta dengan cara Laura harus putus dengan Pedro untuk menikah dengan Benedict yang telah menodainya di hari kelulusan Smu Laura dan juga Pedro.

Laura pernah hamil tetapi Laura menggugurkan bayi hasil perbuatan Benedict terhadapnya dan Ia selama tiga tahun ini selama hidup di mahligai pernikahan dengan Benedict tak pernah mau di sentuh kembali dengan Benedict.

"Aku tak sudi memiliki anak dari pecundang gila harta seperti Benedict seumur hidupku apalagi Ia menikahi ku hanya untuk balas dendam karena Ia iri kepada Pedro saudara kembarnya sendiri.Aku Laura hanya mau kejayaan usaha Papa ku dapat kembali lancar,"Batin Laura sebelum menjawab Leo Hermanto.

"Laura,aku bertanya kepadamu tentang dirimu itu yang menjadi cucu menantu perempuan pertama ku ,Leo Hermanto?!"Ulang Leo Hermanto menatap tajam Laura cucu menantu perempuan pertama di keluarganya itu.

"Akong ,Laura minta maaf karena Laura belum bisa memberikan seorang cicit laki -laki pertama kepada Akong ,sebab Laura mengalami sakit pada rahim Laura semenjak Laura pasca keguguran pertama Laura."Jawab Laura mencari alasan yang sama setiap kali Leo Hermanto menanyakannya terkait seorang cicit yang di inginkan Leo.

"Apakah kau sudah pergi ke dokter di rumah sakit pribadi kita di Singapore untuk memeriksakan mu secara menyeluruh ?"Tanya Leo Hermanto kini Ia menatap Benedict cucunya yang pertama.

"Sudah ,Akong.Kami sudah mendapatkan cara pengobatan yang terbaik untuk kesehatan rahim Laura ,dan Dokter Huntoro sudah menyarankan program bayi tabung atau rahim pengganti untuk meringankan beban Laura."Jawab Benedict yang mengetahui isi hati istrinya itu dengan sengaja Ia berkata hal seperti kepada Akongnya.

"Program bayi tabung ?Aku bisa mengerti dengan baik tetapi program rahim pengganti ?Aku sama sekali tidak mau mengerti."Kata Leo Hermanto.Ia mengerti pula watak ,tabiat serta karakter pribadi cucu pertamanya yang sangat berbeda dengan Pedro ,yakni seorang playboy kelas atas.

"Akong,metode rahim pengganti lebih nyaman dan tepat untuk program kami memiliki anak.Tetapi jika Akong tak menyetujui kami berdua bisa pakai cara program bayi tabung."Kata Laura cepat agar Akong suaminya tidak menyulitkannya.

"Kedua metode itu bisa di lakukan lain waktu saja karena Mama sudah mempersiapkan obat herbal dari Sinshe terbaik di Hongkong untuk membantu proses kesehatan rahim kamu ,Laura."Kata Mama Mertuanya yang memanggil seorang pelayan yang berdiri di belakang.

"Ambilkan semangkuk obat herbal yang telah ku godok pagi hari tadi di dapur dan bawa ke ruang makan."Perintah Elizabeth kepada pelayannya.

"Siap,Nyonya Besar Elizabeth."Jawab pelayannya segera melaksanakan perintahnya.

Pedro mengamati rutinitas pagi hari minggu dari keluarganya dengan sikap acuh tak acuh.Pedro fokus terhadap sarapan paginya dalam diam saja dan sekali -kali Ia melihat hpnya.

"Ped,jadi gak lo main ke rumah Gue?"Tulis James di Wa.

"Jadi."Tulis Pedro segera.

"Akong,Papa dan Mama ,Pei Pei berangkat ya ?"

Pedro berdiri dari kursi dan berpamitan kepada Leo Hermanto,Rudi Hermanto dan Elizabeth lalu Ia meninggalkan ruangan makan menuju ke halaman depan.

Sebuah mobil sport canggih warna silver telah di siapkan untuknya oleh staf bagian garasi khusus untuk koleksi pribadinya.Pedro pun masuk ke mobil itu dan meluncur keluar dari kediamannya di rumah kediaman Hermanto

Kediaman Valentino.

Sekitar jam 12.30 siang hari terlihatlah Naydelin memarkirkan motor honda beat warna merah di pekarangan dalam rumah sepertinya Naydelin baru saja pulang dari kegiatan hari minggu pagi di kegiatan Ibadahnya di Vihara.

Bersambung..!!

Terpopuler

Comments

Bryan Kennedy

Bryan Kennedy

bagus juga nih kisah pedro ,james

2023-04-08

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 👍

2023-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!