Melalui sudut matanya yang melirik kaca spion di samping pintu mobilnya. Pedro Manuel Allesandro Hermanto dapat melihat siluet bayangan Naydelin Valentino dari rumah seberang rumah kediaman Tanusucipto.
"Nay,ternyata rumah mu berseberangan dengan rumah sahabatku ,James.Aku senang sekali bisa mengetahui rumah mu.Okay,sampai jumpa lain waktu untuk Aku bisa mengunjungi di waktu yang tepat."Kata Pedro Manuel Allesandro Hermanto yang memundurkan mobilnya untuk keluar dari halaman depan rumah kediaman Tanusucipto.
Brrrrmmm...!!
Lalu mobilnya di belokkan menuju ke pintu utama dari kompleks perumahan Anyelir.Dengan melaju yang sangat cepat tetapi sesuai peraturan lalu lintas.Ia segera sampai di kediaman Hermanto.
"Met malam ,Pei Pei."Sapa Cecilia di anak tangga paling atas dan di depan pintu utama.
"Hmmm ,ya."Jawab Pedro melewati Cecilia usai Ia memberikan kunci mobilnya ke staff bagian parkir mobil untuk menyimpan mobilnya ke garasi.
"Pei,Kamu habis pergi ya?"Tanya Cecilia yang mengikuti Pedro menuju lift.
"Iya," Jawab Pedro yang segera masuk ke lift dan menutup pintu lift di depan wajah Cecilia.
Kling..!!
"Pei..Eiii...!!"Teriak Cecilia kesal di cuekin Pedro.
"Emangnya enak di cuekin sama cowok idaman hati."Ejek Laura berdiri di anak tangga.
"Diam kamu wanita brengsek!!" Bentak Cecilia berbalik ke pintu utama dengan langkah sepasang sepatu high heels nya begitu tergesa -gesa karena emosi.
Pedro langsung menuju ke ruangan pribadinya.Ia membiarkan staf khusus untuk membantunya buka pakaian dan mempersiapkan air hangat di kolam hangat dalam ruangan mandi nya.
Sambil berendam menikmati waktu santainya.Ia membayangkan Naydelin dengan senyuman yang sangat menyiratkan kelembutan hatinya yang kini telah jatuh cinta kepada Naydelin.
Di Kediaman Valentino.
Naydelin kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya sambil menarik bedcover warna pink dan motif hello kitty dari ujung tempat tidur untuk menyelimuti dirinya.
Lalu Naydelin memejamkan kedua matanya usai mematikan lampu tidur di samping meja kecil di dekat tempat tidurnya dan kemudian tertidurlah Ia dengan senyuman polosnya yang sangat manis.
Pagi hari pun tiba dan suasana ramai terdengar di lantai bawah yang membangunkan Naydelin dari tidur.Ia menggeliat selama lima menit sebelum Ia turun dari tempat tidurnya.
Pintu kamarnya terbuka."Wah aroma bihun goreng Ci uban..!"Serunya segera berlari menuruni tangga menuju ke ruang makan.
"Eits ,cuci muka dan sikat gigi dulu sana sebelum sarapan pagi."Kata Ria Valentino sambil menepuk tangan putri bungsu dan anak ke empatnya itu.
"Emmmm..Mama..Nay sudah lapar.."Rengek Nay.
"Ma,biarin aja napa Nay sarapan pagi dulu baru Ia mandi ,lagipula ini hari minggu biarkalah anak itu bebas sedikit peraturan rumah."Kata Rafael yang membela Naydelin yang terkekeh senang sekali di bela papanya.
"Pa,lihat tuh Nay kan udah Smu dan besar kalau kayak gini setiap kali Mama memberikannya nasehat untuk kebaikannya dengan menyuruh nya cuci muka dan sikat gigi dulu barulah Ia bisa sarapan pagi di bela Papa.Bagaimana Ia bisa dewasa dan tahu kebersihan dan kesehatan dirinya?!"Omel Ria.
"Ya,ya Mama sayang..Jangan omel terus di pagi hari gini ,gak baik loh buat kesehatan dan rejeki di hari minggu Mama."Jawab Rafael yang memberi isyarat untuk Naydelin yang sudah duduk dan siap menyuap bihun goreng ke mulut telah di batalkan oleh gadis itu yang menaruh garpu di piring bihun.
"Iya,Nay mandi sajalah."Kata Naydelin melompat -lompat seperti kelinci melompati anak tangga dengan sikap manjanya.
"Nay..Jangan lompat -lompat di tangga nanti kau jatuh.."Kata Rafael Valentino menepuk pahanya sendiri dari kursi meja makannya.
"Ya,nanti lantainya rubuh dan menimpa Aku yang sedang mandi di kamar mandi bawah tangga...!"
Teriak Andre dari kamar mandi yang merasakan debu berjatuhan kepalanya yang berbusa shampo merk clear men.
"Iyaa ,Aku tauuu...!!"Teriak Naydelin di pintu kamar mandi lantai atas.
"Cepatan mandinya ,Nay.Aku udah terlambat nih untuk pergi Ibadah ke Gereja..!"Teriak Miranda di ruang penyimpanan handuk untuk di jemur di tiang jemuran di ruang jemuran lantai atas khusus untuk mereka berdua pakai.
"Ya ,Kak Anda..!"Sahut Naydelin yang sudah mulai mandi.
Kediaman Tanusucipto.
Ada Santi Tanusucipto yang berlarian menuju ke ruang makan karena gadis itu sudah terlambat untuk pergi ke Gereja bersama dengan Miranda dan Edo.
"Pagi ,Pa,Pagi Ma dan Pagi Kak James."Sapanya seraya duduk di kursinya dan menyendok nasi uduk yang sudah di sediakan di piring pribadinya.
"Ya,Pagi juga untuk mu Santi."Jawab Eric terpana melihat putrinya begitu cantik setelah dewasa dan Ia sudah sepakat dengan Minasih untuk jodohkan Santi dengan Pedro Manuel Allesandro Hermanto yang sudah di kenalnya sebagai pria yang sangat baik dan bertanggung jawab.
"Kak Santi ,kerupuknya boleh buat ku?"Tanya Edo di kursi sebelahnya.
"Iya,boleh.Ambil aja."Jawab Santi mengunyah nasi uduknya dengan lahap namun elegan semenjak Ia semalam bertemu dengan Pedro sahabat terbaik James.
"Waduh ,Ade nya Kakak James tumben pagi hari minggu gini dandan rapi banget cuma untuk pergi ke Gereja."Kata James tersenyum.
"Ya dong kan Santi udah gede."Jawab Santi yang mengubah nada suara manjanya dengan suara gadis mandiri.
"Baguslah kalo gitu..Kamu udah tau menjaga diri kamu melalui penampilan dan sikapmu yang telah mencerminkan usia yang sudah berusia delapan belas tahun dan yang berarti kamu sudah menjadi seorang gadis dewasa."Kata Eric Tanusucipto.Pria usia empat puluh enam tahun ini memerhatikan putri tunggalnya dan anak keduanya itu dengan puas dan bangga.
"Ya,Papa ku, Santi udah ngerti kok sama nasehat dan amanat dari Papa dan Mama juga Kak James yang sangat mengharapkan banget Santi dapat segera tumbuh dewasa dan mandiri dari segala segi kepribadian Santi."Jawab Santi Tanusupcipto tersenyum untuk Papa,Mama dan Kakaknya juga Adiknya yang sudah berusia enam belas tahun itu.
"Ahh..Ya,Edo lupa untuk telepon Nay untuk tanyain dia ,apakah dia juga mau ikut pergi Ibadah Gereja dengan kita dan Kak Miranda atau gak?!"Ucap Edo yang mengambil hp nya yang di letakkan di meja ruang makan.
"Kenapa kamu gak temui Nay aja di rumahnya?Jadi ,kamu gak boros pulsa hp mu?!"Saran Eric.
"Emm ,ya Papa.."Jawab Edo yang batal telepon Nay.
Edo pun segera menemui Naydelin di rumah keluarga Valentino.
"Nay,kamu mau atau gak untuk pergi bersama ku dan Kak Santi juga Kak Miranda ke Gereja" Tanya Edo di ruang tamu keluarga Valentino setelah Edo di bukakan pintu gerbang dan masuk ke ruangan tamu keluarga Oom Rafael Valentino nya.
"Gak ,soalnya Aku ada janji untuk pergi Ibadah ke Vihara bareng Papa dan Mama serta Andre pagi hari minggu ini." Jawab Naydelin yang sudah rapi.
"Ahh ,yaudah deh Nay enggak apa -apa."Kata Edo yang memandangi Naydelin dengan terpesona di sepasang bola matanya yang lugu dan polos itu.
Bersambung..!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-01-14
0