Bab 5

Kediaman Hermanto.

Pedro berpamitan kepada Akongnya usai sarapan pagi untuk pergi bekerja di perusahaan keluarga Hermanto sebagai wakil dari Akongnya yang telah pensiun dari pekerjaannya sebagai Komisaris dari perusahaan Hermanto.

"Akong,Pei Pei mau berangkat kerja."Kata Pedro menyalami Akongnya yang duduk di kursi ruang keluarga.

"Iya,Cucu ku ,hati -hati dalam bekerja dan jangan lupa doa dan dukungan Akong selalu ada untuk menyertai langkah kesuksesanmu,"Jawab Akong.

"Ya,Akong makasih."Kata Pedro memeluk Akong.

Pedro berjalan keluar dari ruang keluarga dengan langkah tergesa -gesa menuju ke garasi mobilnya yang sudah di siapkan oleh supir pribadinya yang sangat terampil dalam bekerja dengannya.

"Senangnya seorang cucu kesayangan dari Si Tua Bangka telah pulang ke rumahnya untuk bekerja di perusahaannya sebagai wakilnya."Sindiran yang di keluarkan oleh Benedict yang bersandar di mobil paling ujung di garasi luas itu.

"Ya.."Jawab Pedro berbalikan badannya untuk menghadapi Benedict dengan senyuman yang mengesalkan Benedict yang geram sendiri.

Pedro mengabaikan saudara kembarnya dengan masuk ke mobil pribadi khusus untuknya bekerja di perusahaan Akongnya.Begitu Pedro sudah ada di kursi penumpang belakang.Supir pribadinya itu langsung tancap gas meluncurkan mobil keluar dari garasi menuju ke gerbang rumah kediaman Hermanto.

Brmmmm..!!

"Sialan..!!" Umpat Benedict meninju atap mobilnya dengan kesal.

"Ben ,ada yang ingin aku beritahukan kepada mu sebelum kamu berangkat bekerja."Kata Laura dari pintu lorong yang menembus ke garasi mobil.

"Nanti malam saja kamu beritahukan aku apapun yang ingin kamu katakan kepadaku, Laura ."Kata Benedict tanpa menghiraukan istrinya dengan cepat masuk ke mobilnya ,lalu melajulah mobilnya dengan cepat menghilang dari pandangan kedua mata Laura yang berdiri di pintu lorong dengan pedih.

"Ben ,kau mengabaikan ku ,maka janganlah kamu salahkan aku jika aku akan membuat perhitungan dengan mu..!"Batin Laura.

"Laura ,kenapa kau berwajah masam begitu di pagi hari ? Apakah suami mu tak memberikanmu jatah semalam?" Ejekan yang di lontarkan Cecilia di mobil porsche warna kuning keemasan kepada Laura.

Laura melototi Cecilia dengan garang sebelum ia berjalan kembali ke ruangan dalam dan bertemu dengan Luis Hermanto yang menyeringai tajam kepadanya.

"Mau apa kau menyeringai begitu kepadaku?"

"Enggak mau apa-apa ,Kakak Ipar ku yang manis."

Luis Hermanto semakin melebarkan seringainya kepada Laura yang membuang muka dan jalan ke tangga menuju ke lantai atas untuk menuju ke kamar pribadinya dengan langkah cepat.

"Wanita seperti itu yang di nikahi oleh Ben ?!"Ucap Emily sambil membawa vas bunga berisi bunga -bunga dahlia yang baru saja di petiknya dan di rangkainya dari rumah kaca di salah taman yang ada di rumah mewah itu.

"Ya,dan Gue paling benci sama tipe cewek sok dan belagu seperti Laura."Jawab Luis Hermanto nada sinis seraya membuka pintu garasi lainnya.

"Lalu tipe cewek yang lo suka seperti apa,Luis?"

Emily bertanya kepada Luis Hermanto yang sudah berada di mobilnya.

"Seperti cewek yang duduk di mobil porsche yang berbaris di antara mobil -mobil lain milik Akong yang kini menjadi miliknya Pei Pei dan hanya sisa satu mobil buat Gue yang menjadi cucu bayangan Pei Pei dan cucu cadangan Benedict."

Jawaban sinis dan getir dari Luis Hermanto telah menyinggung perasaan Daniel yang tak pernah di akui sebagai salah satu dari cucu Leo Hermanto dan Valeria Herawati Hermanto.

"Gue dan Emily adalah cucu -cucu buangan yang tak pernah ada di kamus keluarga ini."Kata Daniel Hermanto di belakang mobil merk HondaJazz.

"Lo harus ingat itu ,Luis."Timpal Emily Hermanto.

Kediaman Valentino.

Naydelin menepati janjinya untuk pulang sekolah ontime kepada Mamanya untuk siang hari itu.Ia membuka pintu gerbang untuk masuk dan duduk di kursi teras depan rumah untuk membukakan sepasang sepatu sekolahnya.

"Nay..!" Terdengar seruan seorang wanita usia 40 tahun yang mengendarai motor dan berhenti di depan pintu gerbang rumah kediaman Valentino.

"Tante Gina..Tumben Tante main ke rumahnya Naydelin..!"Sorak Naydelin menyambut tamunya dengan membukakan pintu gerbang untuk motor yang di kendarai wanita yang bernama Gina itu dapat masuk dan di parkir di teras rumah.

"Ya,Nay soalnya Tante Gina belakangan ini amat sibuk dengan urusan Bobby yang meresahkan hati dan pikiran Tante Gina dan Oom Ahyadi."Jawab Tante Gina yang melepaskan sandal di teras dan berjalan masuk ke ruang tamu keluarga Valentino.

"Gina..mari duduk dan ngobrolah dengan Aku di sofa ruang keluarga sambil menonton tv,"Panggil Ria melambaikan tangannya kepada Gina adik kandungnya.

"Nonton film apa kamu di jam siang?"Tanya Gina duduk di sofa samping Ria.

"Film apa sajalah ,yang penting Aku gak bengong sendirian di rumah sehari -hari setelah beresin rumah sambil menunggu Nay dan Andre pulang dari sekolah."Jawab Ria sambil mengambilkan gelas berisi air putih dari Naydelin untuk Gina.

"Ya,baguslah .."Kata Gina menerima gelas isi air minum untuk dirinya dan meminumnya.

Selagi Mama dan Tante nya asyik ngobrol sambil menonton tv di ruang keluarga.Naydelin sibuk dengan urusannya setelah makan siang dan cuci piring usai makan siang.Naydelin sudah naik ke lantai atas dan belajar mengerjakan PR di aula lantai atas .

"Ohya ,aku lupa jam segini ada Film favorit ku."

Naydelin menyalakan televisi di aula lantai atas dan menikmati film favoritnya sembari Naydelin mengerjakan tugas -tugas sekolahnya yang cukup padat untuk hari ini.

Kling!!

Suara nada pesan WA masuk terdengar olehnya.

"Halo,Nay sedang apa nih di siang hari gini?"Sapa Pedro di WA.

"Belajar ngerjaain PR sekolah."Jawab Naydelin di WA.

"Ouh,anak rajin sekali kamu ini."Kata Pedro di WA.

"Ya,makasih Kak Pedro..Ohya ,Kakak Pedro udah makan siang ,belum?"Tulis Naydelin di WA sambil mengunyah jajanannya di piring kecil.

"Udah,Nay,Makasih atas perhatian mu pada Kakak Pedro."Balasan Pedro di WA.

Di Perusahaan Hermanto.

Pedro tersenyum seorang diri memandangi layar laptopnya yang terbagi antara layar khusus untuk mengerjakan pekerjaan kantor dan layar khusus untuk WA.

"Pak Pedro.."Panggil Wakil nya di pintu ruang kerja pribadinya di Perusahan Hermanto.

"Ya,Willy tolong kamu kerjakan laporan pembelian barang yang di lakukan oleh Luis,adikku terhadap barang Perusahaan Margo di Kota Surabaya untuk ku ,"Kata Pedro memberikan map berisi tugas itu kepada Wily wakilnya.

"Siap,Pak Pedro."Jawab Willy mengambil map itu lalu meninggalkan ruangan kantor Pedro.

Tok,tok!!

Ketukan pada pintu kantornya mengalihkannya kepada James yang memanggilnya untuk makan siang bersama dengan James di lantai atap dari gedung perusahaan Hermanto sebagai tempat favorit istirahat keduanya.

Bersambung..!!

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top 👍

2023-01-12

0

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

yok semangat, melemparkan bunga untukmu

2023-01-11

0

Bryan Kennedy

Bryan Kennedy

naydelin dan pedro 😍😍

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!