Dibalik Sikap Galak Ternyata Penakut

Aku terdiam mengamati sosok wanita itu dengan sangat begitu tidak karuan, hati ku tiba-tiba terasa sesak, jantung ku seolah berhenti berdetak, entah harus bagaimana Aku menghadapi situasi seperti ini, karena harapan ku untuk mengejar cinta Bos ku harus kandas begitu saja karena Bos ku ternyata pria yang sudah beristri.

"Hay siapa kau? Kenapa kau bisa berada di sini?" wanita itu bertanya ke arah ku sambil tersenyum tipis.

"Aku Si, Supir pribadi Bos Devan, Aku juga hari ini yang menjaga putri anda." jelas ku panjang lebar berusaha untuk tenang.

"Devan, tumben sekali supir pribadi mu itu seorang perempuan? apa kau benar-benar sudah kehabisan stok supir pribadi? Ha-ha-ha." ucap wanita itu sambil tertawa terbahak-bahak, entah apa yang di tertawakan nya.

"Siput, kenapa kau malah diam saja? sana pulang, jangan menguping." usir Bos Devan menatap ku dengan tatapan tajam.

Aku hanya tersenyum kikuk dan segera berjalan menuju ke arah motor ku karena tidak ingin terjadi sesuatu.

"Tunggu Devan, Aku belum berbicara padanya." ucap wanita itu menghentikan langkah ku.

"Ini Uang tips untuk mu, Terima kasih sudah mau menjaga putri ku hari ini, Bos mu ini pasti pelit tidak mau mengeluarkan uang, sudah pelit galak lagi." ucap wanita itu berceloteh panjang lebar.

"Siput, ayo Ambilah jangan sok jual Mahal, dan jangan menghiraukan ucapan nya." Tanpa memperdulikan perkataan wanita itu Bos Devan justru malah melirik ku dengan tatapan tajam.

"Terima..." belum sempat aku melanjutkan ucapan ku Bos Devan langsung saja menarik tangan wanita itu untuk masuk ke dalam, saat Aku sudah mengambil uang tersebut.

"Kau jangan berbicara padanya." ucap Bos Devan sebelum menutup pintu rumah nya.

Aku hanya menghela nafas panjang, menatap pintu itu yang sudah tertutup rapat, dalam hati aku bertanya-tanya sendiri apakah benar? keduanya suami istri dan anak kecil itu anak nya? Atau justru bukan? tapi hati ini entah mengapa merasa tidak rela sendiri.

"Nona, kenapa hanya diam? Ayo silahkan pulang, sudah malam pintu gerbang nya mau saya tutup." ucap satpam penjaga yang masih berdiri mematung, membuat Aku tersadar dari lamunanku.

"Oh iya, maaf saking terlalu menikmati keindahan malam sampai lupa waktu." jawab ku sambil tersenyum tipis, langsung memasukkan uang tadi ke dalam tas dan menjalankan motor untuk pulang.

******

Kini Aku sudah berada atas ranjang merebahkan tubuh ku yang sangat begitu Lelah, setelah sampai tadi langsung membersihkan tubuh dan sholat isya. Karena tadi Aku sudah makan malam bersama Bos Devan dan Wiliam sebelum pulang jadi ku putuskan untuk langsung istirahat.

Ku amati foto Bos Devan yang kucuri tadi dengan sangat begitu patah hati saat tahu kalau pria itu sudah beristri dan memiliki satu orang anak. Aku terus saja menangis sesenggukan seperti orang yang habis di putusin kekasih nya padahal pacaran saja tidak pernah.

*******

Pagi harinya Aku bener-bener merasa mengantuk, karena terus kepikiran Bos Devan semalam, Bahkan Aku tidur Pukul 2 pagi dan pukul 5 aku bangun untuk melaksanakan sholat subuh, hingga sampai sekarang Aku tidak tidur lagi, karena takut kesiangan untuk menjemput Bos Devan itu, mengingat Aku sendiri suka tidur ngebo.

"Pagi Bos Devan." Sapa ku tersenyum tipis setelah berada di depan rumah Bos Devan. kupikir Bos Devan akan seperti kemarin tapi dugaan ku salah pria itu justru malah sudah berada di depan pintu menunggu ku.

"Hmmmm," jawab Bos Devan, langsung saja memberikan kunci mobil pada ku, membuat Aku sigap untuk membuka pintu mobil, meskipun hati dan pikiran ku sedang campur aduk.

"Bisa kan menjawab dengan benar? kaya orang tidak bisa bicara saja." gerutu ku namun hanya dalam hati karena tidak ingin kena amuk.

"Apa yang kau cari? Ayo masuk, Aku sudah telat?" tanya nya saat Aku justru malah celingukan ke kanan dan kiri tanpa masuk ke dalam mobil.

"Sanum, tidak ikut?" tanyaku dengan ragu.

"Dia tidak ada di sini, seharusnya kau senang bukan? Karena tidak mengurus anak kecil lagi." jawab Bos Devan dengan santai.

Mendengar jawaban itu, Aku segera berjalan masuk ke dalam mobil, karena merasa sangat begitu penasaran dengan apa yang terus mengganggu pikiran ku.

Aku langsung duduk di depan kemudi dan menatap ke belakang untuk segera bertanya.

"My Bos, apakah kau sudah menikah dan punya istri?" tanyaku langsung tude poin.

"Cih, kenapa kau malah bertanya masalah pribadi? Siapa yang menyuruhmu untuk bertanya?" Bos Devan berdecih menatap ku dengan tatapan tajam.

"Hanya penasaran saja, Apakah Sanum itu anak mu apa bukan?" tanyaku tanpa sedikitpun merasa takut.

"Jalankan mobil nya, kau bertanya suatu hal yang sudah pasti ada jawaban nya." jawab Bos Devan, terdengar sangat begitu kesal.

Aku yang mendengar penuturan nya kini langsung saja menjalankan mobil, karena merasa Jawaban Bos Devan cukup membuat hati dan perasaan ku sangat begitu hancur lebur begitu saja.

Sepanjang perjalanan hening tidak ada yang berbicara, baik Aku dan Bos Devan tenggelam dalam pikiran nya masing-masing, terlebih Aku yang menjadi tidak semangat sama sekali.

Siiiiiiiit!

Aku mengerem mendadak saat tiba-tiba ada motor yang menghalangi jalan mobil ku.

"Siput, kau sengaja yah ingin membuat ku mati mendadak!' bentak Bos Devan saat kepalanya ke jedot ke depan.

"Maaf, My Bos, seperti nya motor di depan memang sengaja menghalangi mobil ini, makan nya Aku berhenti mendadak." jawabku sambil tersenyum tipis.

Benar saja baru saja Aku berkata tiba-tiba ada dua orang yang menggedor-gedor kaca mobil.

"My Bos, ada orang, bagaimana ini?" tanya ku melirik ke arah belakang.

"CK.. Baiklah kau tunggu di sini, ingat sebelum Aku menyuruh mu untuk keluar jangan pernah keluar sedikit pun." Bos Devan berdecih sambil menyuruh ku untuk menunggu entah apa yang ingin di lakukan nya.

"Tapi, My Bos, kau yakin ingin keluar?" tanyaku dengan ragu.

"Tentu saja, memang nya Aku ini penakut apa." ketus nya langsung saja keluar meninggalkan ku yang masih terbengong-bengong.

"Akhirnya keluar juga, ha-ha-ha." ucap kedua orang itu sambil tertawa terbahak-bahak.

"Mau apa kalian? haaah!" tanya Bos Devan dengan suara meninggi.

Aku hanya mengintip dari dalam mobil sambil menyimak apa yang ingin mereka lakukan.

"Serahkan, barang-barang berharga mu, termaksud jam tangan, mobil dan dompet, jika kau ingin selamat." ucap keduanya sambil menyodorkan pisau ke arah Bos Devan.

"Kalian bisa kan kerja? Untuk apa memalak!" ketus Bos Devan hendak kembali melangkah masuk.

Namun kedua nya justru malah menarik Bos Devan hingga pria itu berada di dekapan nya.

"Siput, keluar dari mobil! serahkan kunci mobil nya, Aku tidak ingin pria ini melukai ku!" teriak Bos Devan dengan ketakutan.

"My Bos, Aku tidak mungkin menyerahkan kunci mobil ini, enak saja memberikan kunci pada orang pemalas seperti mereka." jawabku saat sudah berada di depan pintu mobil.

"Hay wanita, kau ingin pria ini mati? Ditangan kami?" ucap kedua pria itu yang mulai mendekatkan pisau itu ke arah leher Bos Devan.

Aku menghela nafas panjang untuk menyusun strategi apa yang harus aku lakukan, terlebih saat melihat pria yang biasanya galak kini terlihat ketakutan membuat diri ini merasa sangat begitu tidak tega.

"Kalian ingin kunci mobil ini kan?" Tanyaku sambil menunjukan kunci mobil.

"Tentu saja, bukan mobil saja melainkan barang-barang berharga yang dimiliki nya, ha-ha-ha." ucap keduanya sambil tertawa terbahak-bahak.

Keduanya mendekat ke arah ku hendak mengambil Kunci mobil yang Aku pegang namun Aku langsung saja melempar kunci mobil itu ke sembarang arah dan menarik tangan Bos Devan dan menendang kaki keduanya, namun sayangnya pisau yang di pegang keduanya mengenai pergelangan tangan ku.

"Aaaaaw, sialan, kurang ajar Kalian!" pekik ku sambil menatap keduanya dengan tatapan tajam.

"Kau berani bermain-main dengan kami? kau pikir kau siapa? haaah!" ucap keduanya sambil berusaha untuk berdiri.

"My Bos, kau ambil kunci mobil nya dan pergilah, biar mereka yang Aku tangani." ucap ku sambil mendorong Bos Devan yang sedari tadi mematung.

"Tapi tangan mu?" tanya Bos Devan dengan ragu.

"Sudahlah tidak penting, luka sekecil ini sudah biasa." jawab ku langsung saja berjalan mendekat ke arah keduanya.

"kau mau jadi pahlawan wanita? tubuh kecil mu mana mungkin bisa melawan mereka? Yang ada kau bisa habis di tangan nya!" cibir Bos Devan menarik tangan ku dan menatap ku dengan mengejek.

"Banyak bacot Kalian, justru malah membuat kami semakin tidak tahan lagi!" ucap kedua yang entah mengapa tiba-tiba sudah membawa kayu untuk memukul.

"Minggir My Bos, kau itu menghalangi jalan ku!" ku dorong Bos Devan yang tiba-tiba berada di depan ku seakan ingin melawan keduanya.

"Ha-ha-ha, berani sekali kau wanita? Rupanya kau ingin kami bermain-main terlebih dahulu." keduanya kini menatap ku dengan penuh seringai, salah satunya melirik ke arah teman nya yang membawa kayu.

Benar saja pria yang memegang kayu itu langsung melayangkan pukulan kayu itu ke arah ku dengan sigap aku memuntir tangan pria yang memegang kayu itu.

"Aaaaaw sakit!" pekik pria itu berteriak histeris, dan aku langsung saja menendang barang pusaka milik nya membuat pria itu tersungkur.

"Kau mau tangan mu patah seperti teman mu itu?" tanya ku dengan aura membunuh tanpa sedikitpun memperdulikan bahwa darah segar yang sedari tadi mengalir di tangan ku.

"Haaaah, Aku tidak takut dengan mu!" jawab salah satu pria itu langsung saja menyodorkan pisau ke arah ku.

Aku yang di sodorkan pisau berusaha untuk menghindar dan langsung saja sigap untuk merebut pisau itu, jadilah pisau itu berada di tangan ku.

"Kau terlalu banyak gaya tapi sebenarnya kau juga lemah!" ucap ku langsung melempar pisau itu ke sembarang arah dan langsung saja memukul wajah pria itu dan barang pusaka pria itu seperti yang kulakukan tadi, hingga pria itu jatuh tersungkur.

"My Bos, semua sudah ku atasi, tinggal memanggil polisi saja." ucap ku sambil tersenyum tipis berjalan mendekat ke arah Bos Devan yang sedang berdiri mematung.

"Kau, da-darah." ucap Bos Devan dengan gemetar karena melihat pakaian ku Penuh dengan darah karena pergelangan tangan ku yang terluka.

Bruuuuuughh.

"My Bos!" pekik ku saat melihat Bos Devan tiba-tiba pingsan.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!