Dering telepon berbunyi dengan sangat begitu keras aku mengerjapkan mata ku perlahan sambil menggerayangi kasur. Ku cari benda pipih itu dengan mata yang setengah mengantuk.
Tanpa sedikitpun melihat siapa yang menelpon aku langsung saja mengangkat panggilan itu.
"Hallo ada apa? pagi-pagi sekali menelpon?" ucap ku dengan suara parau.
"Hay Si Tompel, kau di mana? Sudah jam segini belum datang juga!" ku dengar suara pria yang terdengar marah di seberang telepon.
Mataku, ku buka lebar-lebar menoleh siapa yang menelpon, ku lihat nama,( My Bos) itulah yang tertera di sana.
"Jam berapa memang nya?" tanya ku dengan santai.
"Jam 7 lewat 10 menit, kau malah belum datang, kau lupa aku ada meeting pagi bersama klien!" jawab suara dari seberang telepon terdengar sangat begitu dingin dan kesal.
"Apa? Jam 7 lewat!" Aku terpekik langsung melempar HP ku ke sembarang arah, karena merasa sangat begitu kesiangan.
Aku tidak peduli pria itu marah atau tidak yang jelas yang aku pikirkan aku harus bersiap untuk menjemput pria itu.
"Astaghfirullah, pasti ini karena semalam aku tidak bisa tidur, karena terus menerus memikirkan nya jadi setelah subuh aku malah ketiduran, bodoh kau Si." Ucap ku terus merutuki diri ku sendiri saat mengingat apa yang aku lakukan.
Aku hanya cuci muka dan gosok Gigi saja karena merasa masih sangat dingin.
"Tas, dompet, penampilan, kaca mata. Sudah semua perfek!" ucap ku setelah selesai bersiap dan segera berjalan keluar dari kamar.
Ku lihat Kakek sedang duduk menonton televisi, Kakek yang melihat ku segera berjalan mendekat ke arah ku.
"Cucu Kakek sudah bangun? Rapih sekali mau kemana?" tanya Kakek menatap ku dengan heran.
"Aku mau bekerja kek, Aku sudah telat dan kesiangan." jawabku dengan sangat begitu gugup.
"Tidak sarapan dulu? Kakek sudah masak loh." ucap Kakek sambil berjalan menuju ke arah meja makan karena meja makan memang dekat dengan ruang Televisi.
"Aku buru-buru kek, sudah telat banget." jawab ku sambil berlari keluar.
Aku yang sudah keluar kini hendak naik motor namun aku lupa kalau kuncinya masih di kakek.
"Si, kau itu main nyelonong saja, bawa bekal dulu, setidaknya kau harus sarapan nanti sakit lagi." omel Kakek dengan sangat begitu marah melihat aku yang nyelonong begitu saja.
"Hehehe maaf kek, terlalu panik dan buru-buru."jawab ku sambil cengengesan.
"Ya sudah Si, berangkat dulu ya kek, terima kasih bekal nya." lanjut ku lagi sambil menyalami Kakek.
"Hati-hati ingat jangan membuat masalah." ucap Kakek memperingati.
"Iya kek Si janji, oya mana kunci motor Kakek?" ucap ku berusaha untuk meyakinkan sambil menengadahkan tangan.
"Loh kok kunci motor Kakek? Kau kan bisa naik taxi atau mobil, apa tidak malu menggunakan motor jelek Kakek?" tanya Kakek dengan heran.
"Si, sudah telat kek biar lebih cepat." jawab ku asal karena tidak ingin Kakek tahu tentang pekerjaan ku, yang ada aku justru malah tidak di izinkan.
Kakek hanya manggut-manggut saja sambil memberikan kunci motor nya membuat aku segera sigap lari untuk naik motor.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." pamit ku setelah aku mengendarai motor ku.
Tanpa sedikitpun mendengar jawaban kakek aku sudah ngebuat begitu cepat karena merasa sudah sangat telat. Hp Ku terus saja berdering namun aku tidak sedikitpun memperdulikan nya. Jalanan kota Jakarta pagi itu cukup macet membuat aku merasa sangat begitu tegang dan gugup tentang resiko apa yang akan terjadi.
Ternyata cukup jauh untuk menemukan di mana letak rumah pria itu berada, bahkan aku juga melewati gedung perusahaan yang kemarin aku jumpai, perlu waktu hampir satu jam lebih karena macet, aku baru sampai di komplek perumahan, ku cari kesana-kemari alamat yang dituju.
Hingga AKu melihat pintu gerbang rumah yang ku tuju rupanya tidak di kunci, membuat aku langsung saja masuk ke dalam.
"Awas-awas minggir!" teriak ku pada salah seorang yang sedang menyiram tanaman, membuat wanita itu minggir dan melompat kaget.
Bruuuuuughh
"Aduuuuuh, sakit!" Aku memekik saat motor yang ku tumpangi menindih tubuh ku, akibat menabrak pot bunga.
"Setelah membuat ku lama menunggu, kau malah membuat rusuh rumah ku!" kudengar suara pria terdengar marah, membuat ku menoleh ke arah nya. AKu melihat pria itu sedang berkacak pinggang sambil menatap ku dengan tatapan tajam.
"Hehehe maaf aku tidak bermaksud, Yayang Dedev tolongin aku kau jangan marah-marah." ucap ku sambil cengengesan tanpa sedikitpun merasa takut.
"Tolong saja sendiri, ku tunggu kau dalam waktu 5 menit jika kau tidak bersiap maka jangan harap kau bisa masuk ke kriteria supir pribadi ku, dasar lemot." ketus nya sambil berjalan meninggalkan ku tanpa sedikitpun ingin menolong.
Aku berusaha untuk bangun sendiri meskipun sekujur tubuh ku merasa sangat begitu sakit bahkan pakaian ku sudah kotor, sementara beberapa orang yang bekerja di sana seperti ART dan satpam melihat ku dengan sangat begitu iba atau mungkin menahan tawanya karena tingkah ku yang kurang hati-hati.
"Nona ini pakaian untuk anda, segeralah bersiap keburu, Tuan Devan mengamuk." ucap salah seorang satpam penjaga sambil memberikan pakaian.
Aku kini sudah memakai pakaian berwarna hitam seperti seorang supir pribadi ' Ah meskipun aku merasa tidak nyaman dengan pakaian yang ku kenakan tapi karena tekad ku aku berusaha untuk percaya diri'.
"Pagi Yayang Dedev, Aku sudah cantik dan rapihkan." sapa ku sambil tersenyum ceria.
"Berhenti memangil ku Yayang Dedev, Si Tompel mata empat, dekil dan jelek, kepedean tingkat tinggi." ketus nya memaki ku dengan sangat begitu detail.
"Cepat buka pintu nya, lemot sekali!" bentak nya dengan tatapan tajam karena aku hanya diam saja.
"Silahkan, Yayang Dedev ku, pujaan hatiku." ucap ku mempersilahkan pria itu masuk sambil tersenyum ceria tanpa sedikitpun memperdulikan kekesalan nya.
Pria itu masuk ke dalam mobil sambil menatap ku dengan tatapan tajam, sementara Aku yang di tatapan tajam tidak sedikitpun merasa takut entah mengapa tatapan tajam nya justru malah menjadi hal yang membuat aku tertarik dengan nya.
Aku kini langsung saja menjalankan mobil setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, sepanjang perjalanan hening tidak ada yang berbicara pria itu sibuk dengan layar Hp nya entah apa yang di kerjakan nya yang jelas dia sangat begitu serius.
Aku menyetir sambil curi-curi pandang, merasa sangat begitu lucu dan ingin rasanya aku tertawa, bagaimana tidak yang seharusnya menyetir mobil seharusnya seorang pria ini justru malah wanita yang menjadi supir, sungguh lucu bukan.
"Menyetir mobil nya bisa cepat tidak? Aku sudah telat satu jam dari janji gara-gara kau, lihat ini!" ucap nya setelah sedari tadi hening sambil menunjuk ke arah jarum jam.
"Iya Yayang Dedev, aku akan menyetir dengan kecepatan tinggi, tapi tunggu dulu soal nya sekarang jalanan sedang padat." jelas ku panjang lebar sambil terus menyetir.
"Nah ini waktu nya." ucap ku saat merasa sudah tidak ada kendaraan yang melintas.
"Si Tompel, mata empat, Pelankan mobil nya! Kau ingin membuat ku mati mendadak!" teriak nya saat aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
"Yayang Dedev aku hanya ingin kita sampai dengan cepat, berhentilah berteriak keras!" jelas ku berusaha untuk fokus menyetir.
Aku berusaha untuk menyelip-nyelip ke mobil lainnya namun pria itu bukan nya diam justru malah semakin menepuk-nepuk pundak ku membuat aku menghentikan mobil nya.
"Apa sih Yayang Dedev, sebentar lagi kita sampai, kau itu aneh? jalan santai di bilang lambat, jalan ngebut di suruh pelan, aku jadi bingung sendiri." protes ku menatap ke arah belakang.
"Kau nya aja yang tidak bisa menyetir makan nya begitu!" ketus nya sambil menatap ku dengan tatapan tajam.
"Aku sudah menyetir sesuai lalu lintas, mungkin karena kau nya aja yang tidak percaya dengan kemampuan ku, makan nya sinis." jawab ku tanpa sedikitpun ingin di salahkan.
"Jalan, aku tidak ingin mendengar ocehan mu!" perintah nya tanpa sedikitpun ingin berdebat dengan ku.
Aku akhirnya memutuskan untuk diam saja langsung saja mengendarai mobil.
"Satu hal lagi jangan memanggilku Yayang Dedev, bisa-bisa orang kantor pada salah paham!" ucap nya setelah beberapa saat hening.
"Kau saja memanggil ku dengan panggilan, Si Tompel mata empat, lantas apa bedanya? Jika kau ingin aku merubah panggilan, rubah juga nama panggilan ku!" jawab ku dengan penuh kemenangan.
"Sialan, beraninya kau membalikan ucapan ku!" pria itu menggerutu dengan sangat begitu kesal, sementara Aku hanya tersenyum senang karena merasa sangat begitu menang.
"Baiklah karena kau itu lemot sekali, Aku akan memanggil mu dengan sebutan Siput." jawab nya terdengar mengejek.
"Siput? Nama yang bagus, yeh akhirnya aku punya panggilan kesayangan." jawab ku sambil bersorak kegirangan.
"Dasar gila, di bilang lemot malah girang kaya gitu aneh." gerutu pria itu sambil bergidik sendiri saat melihat aku justru malah senyum-senyum sendiri.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments