Nama lengkap : Devan Agastya Maheswara
Fisik rupanya yang tampan seharusnya di gandrungi banyak nya wanita namun tidak dengan nya.
Devan adalah pria yang memiliki sifat galak, dan bermulut pedas membuat wanita yang ingin dekat dengan nya selalu saja di buat takut dan mundur secara tiba-tiba.
Alasan nya dia mencari supir pribadi karena dia memiliki trauma mengendarai mobil.
"Hanya ini saja? Tentang umur, hobi, kesukaan ngga ada?" tanya ku setelah membaca Map yang di berikan Wiliam.
Pikiran ku bener-bener tidak habis pikir, dengan pria di hadapan ku itu, untuk apa coba? di tulis di map jika tulisan nya hanya sedikit bahkan tidak terlalu penting menurut ku.
"Ya hanya itu saja yang perlu kau tahu, masalah kesukaan biar nanti aku jelaskan." jawab Wiliam terlihat ragu.
"Sayang sekali, padahal aku penasaran dengan makanan kesukaan nya." ucap ku sambil mengerucutkan bibir.
"Kau tidak ingin mundur? setelah tahu kalau dia adalah pria galak dan bermulut pedas?" tanya Wiliam dengan heran.
"Tidak, untuk apa aku mundur justru malah aku sangat bersemangat untuk bekerja dengan nya." jawab ku dengan sangat begitu bersemangat.
"Oya, tapi dari sedikit nya tulisan, yang ada di map ini, aku justru malah penasaran, kenapa dia bisa trauma mengendarai mobil? pasti ada penyebabnya bukan?" lanjut ku lagi dengan sangat begitu penasaran.
"Tentu saja ada." jawab Wiliam dengan singkat.
"Beneran? bisa kau ceritakan aku penasaran?" tanyaku dengan sangat begitu antusias.
"Tidak bisa, intinya kau cukup bekerja dengan baik saja, jangan membuat ku repot dan pusing." jawab nya membuat aku merasa sangat begitu kesal.
"Dasar pria menyebalkan kan." umpat ku sambil melipat tangan di dada karena merasa sangat begitu kesal.
"Ya sudah kalau begitu, aku lapar beri aku makan." Aku yang merasa lapar kini berusaha untuk merayu tentu dengan gaya memelas dan menyedikan.
"Enak saja kerja aja belum, sudah minta makan, kalau lapar makan sana di rumah." ketus nya sambil berjalan menuju ke arah mobil nya.
"Dasar pria kejam." gerutu ku dengan sangat begitu kesal.
Tit...Tit ...
Suara klakson mobil membuat aku tersentak kaget jantung ku seketika hampir saja mau melompat dari tempat nya.
"Masuk cepet, kau mau di terima kerja tidak!" suara Wiliam terdengar sangat begitu ketus di jendela mobil.
"Iya-iya Wilona, kau tidak sabaran banget sih." jawab ku sambil berlarian cepat masuk ke dalam mobil.
Saat aku sudah masuk pria itu langsung saja menjalankan mobilnya dengan cepat.
Sepanjang perjalanan hening tidak ada yang berbicara baik aku maupun Wiliam tenggelam dalam pikiran nya masing-masing.
"Ekheem-ekhem." aku yang merasa gatal karena tidak bersuara kini berdehem untuk mengurangi kecanggungan yang terjadi.
"Wilona, kau sudah bekerja di, dia berapa lama?" tanyaku dengan suara yang cukup lembut.
"Nama ku bukan Wilona, tapi Wiliam kau bisa membedakan huruf tidak." ketus nya dengan penuh peringatan.
"Hmmmm baiklah, jawab pertanyaan ku dulu, sudah berapa lama kau bekerja di, dia?" jawab ku patuh saja sambil menatap Wiliam di kaca spion dengan tatapan menyelidik.
"Sejak kecil mungkin. Sebenarnya cukup sulit menghadapi nya, dia itu orang nya menjengkelkan sekali, padahal dulu dia tidak seperti itu. Yang jelas sudah beberapa kali aku mencari kan supir pribadi untuk nya, tapi tidak ada yang bertahan lama dengan sikap nya, hanya hitungan hari atau bahkan jam mereka mundur tiba-tiba. Mungkin karena dia suka seenaknya, galak dan bermulut pedas." jelas Wiliam panjang lebar.
"Oh berarti itu alasan mu melakukan semua itu, apa penyebabnya apa aku boleh tahu?" Aku mengangguk mengerti sambil menatap Wiliam dengan penasaran.
"Tidak, yang jelas aku mohon kau bertahan lama yah jika bekerja, soalnya aku merasa pusing jika harus menghadapi nya terus menerus." jawab nya dengan penuh harap.
"Jika aku di usir bagaimana?" tanyaku dengan sangat begitu ragu.
"Aku akan membantu mu, dengan syarat kau tidak melakukan kesalahan." Jawab nya dengan yakin.
"Deal kita berteman." ucap ku dengan sangat begitu antusias mengulurkan tangan ku namun pria itu tidak merespon nya sama sekali.
"Kita tidak seakrab itu, kau tulis saja semua identitas mu di sini." ketus nya sambil memberikan selembar kertas berisi formulir.
Aku mengisi tentang diri ku tapi sebagai identitas samaran saja, karena aku tidak ingin semua orang tahu kalau aku adalah anak orang kaya.
"Bagaimana dengan KTP? Aku belum membuat KTP karena aku belum sempet membuat nya ke kantor kelurahan." tanyaku memastikan.
"Apa boleh pake domisili?" lanjut ku lagi.
"Sebenarnya tidak terlalu penting sih, tapi usahakan kau sempetin buat." jawab nya dengan singkat.
Setelah itu kami pun hening tidak ada yang berbicara sama sekali aku terus memikirkan cara untuk membuat identitas samaran tapi otak ku bener-bener tidak berfungsi.
'Ah plesetan dengan identitas samaran nanti saja aku pikirkan nya'
"Si Tompel, kau dengar tidak sih? turun, kita sudah sampai." panggil Wiliam sambil mengetuk kaca jendela membuat aku tersadar dari lamunan ku.
"Eh maaf, aku tadi melamun." jawab ku sambil tersenyum kikuk.
Pria itu hanya berdecak saja, lalu langsung saja berjalan begitu saja, membuat aku segera berjalan mengikuti nya dengan tergesa-gesa.
Ku amati bangunan mewah itu yang tertulis nama perusahaan F CORE. Semua orang menatap ku dengan sangat begitu aneh ketika aku masuk ke dalam ruangan, tapi aku terus saja berjalan mengikuti pria itu dengan cuek saja.
Hingga akhir kami sudah berada di dalam lift ku lihat Wiliam memencet angka 30 yang menandakan kalau kita akan naik di lantai 30 .
Pintu lift terbuka membuat aku merasa sangat begitu senang, jantung ku tiba-tiba tidak karuan tatkala membayangkan jika aku bertemu dengan pria itu.
"Tunggu di depan pintu saja, kau jangan masuk, jika aku menyuruh mu masuk berarti kau harus masuk." ucap Wiliam membuat aku menurut saja untuk menunggu di depan pintu.
Walaupun Wiliam menyuruh ku untuk menunggu aku justru malah membuka pintu sedikit untuk mengintip dan apa saja yang mereka bicarakan.
"Akhirnya kau muncul juga, kemana saja kau? menghilang tanpa kabar." kudengar suara pria itu terdengar memarahi William.
"Maaf Bos, aku cuma mencari apa yang Bos suruh." jawab Wiliam dengan terdengar memelas.
"Apa? Supir pribadi? kau sudah menemukan pengganti nya?" kudengar pria itu sangat begitu antusias.
"Betul Bos ini biodata nya." jawab Wiliam sambil mengangguk, seperti menyodorkan kertas yang tadi aku tulis.
"Oh nama nya Si, irit huruf sekali namanya? apa dia kekurangan huruf? sampai nama nya cuma dua huruf saja." ucap pria itu terdengar menahan tawanya.
"Mungkin begitu bos." jawab Wiliam ikut menahan tawanya.
Dalam hati aku yang mendengar itu merasa sangat begitu kesal namun aku berusaha untuk biasa saja.
"Panggil dia kemari, aku penasaran seperti apa orang nya." perintah nya membuat Wiliam melirik ke arah belakang.
Aku yang mengintip langsung saja menutup pintu dengan sangat begitu tegang dan gugup.
"Di suruh menunggu malah mengintip." gerutu Wiliam mulai memarahi ku.
"Tapi aku kan juga penasaran, kau malah membuat ku tambah kesal." sungut ku sambil mencebikan bibir.
Setelah itu aku mulai berusaha untuk menenangkan diri ku berjalan mengikuti Wiliam masuk ke dalam.
"Wiliam, mana orang nya? Kenapa kau malah membawa si Tompel kecebong ? Siapa dia?" tanya pria itu menatap Wiliam dengan heran sambil melirik ku dengan mengejek.
Seketika bola mata ku menatap takjub, dengan pria sempurna yang sedang berdiri di hadapan ku itu, jantung ku berirama dengan sangat begitu kencang, mulut ku diam membeku tanpa sedikitpun ingin menjawab perkataan pria tersebut yang berkata dengan sangat begitu kejam.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments