Kini aku sudah berada di dalam mobil sport berwarna merah yang sudah di sediakan untuk ku, sementara di samping ku ada Mario yang terlihat sangat begitu menyombongkan diri nya.
Sebisa mungkin aku berusaha untuk tenang meskipun lawan ku adalah pembalap hebat. tapi aku berusaha untuk biasa saja.
"Menyerah lah, seperti nya kau sudah terlihat sangat begitu tegang dan gemetar, bagaimana bisa? kau menandingi ku menyetir mobil, bila belum mulai saja tangan mu sudah gemetar." Ejek Mario dengan suara yang cukup keras.
Aku memilih untuk diam saja tanpa sedikitpun memperdulikan ocehannya karena aku merasa malas jika harus meladeni ucapan nya yang nantinya akan membuat jiwa bar-bar ku keluar dan semua misi ku gagal.
"Dasar Si Tompel, mata empat sombong sekali kau, tidak mau menjawab perkataan ku!" ku dengar Mario mengumpati ku lagi namun aku hanya diam saja membuat pria itu merasa lelah sendiri.
Satu
Dua
Tiga
Mulai
Aba-aba sudah di mulai membuat aku konsentrasi bersiap untuk melajukan mobil ku, ku lihat Mario sudah terlebih dahulu menjalankan mobilnya membuat aku berada di belakang nya.
Aku berusaha untuk mengejarnya meskipun skill Mario lebih lihai dari pada ku namun aku berhasil berada di samping mobil nya.
Melihat aku sudah berada di samping mobil nya Marion terburu-buru untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga aku kembali di belakang nya.
"Ha-ha-ha, dasar Cemen, berpikir ingin menandingi ku. Ets tidak bisa." Mario terbahak-bahak sambil membalik jempolnya menatap ke belakang saat melihat aku berada di belakang nya .
Aku mendengus kesal berusaha untuk konsentrasi dan mengejar mobil Mario yang tampak semakin mendekat ke arah finis.
Jari jemariku bener-bener sudah gemetar karena aku merasa sangat begitu lelah untuk mengejar Mario tapi tekad ku yang kuat membuat aku kembali bersemangat untuk mengalahkan Mario.
Ku lihat Mario sudah dekat dengan arah finis sehingga dalam hitungan detik sudah dapat di pastikan kalau Mario akan menang hal itu membuat aku langsung mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Satu
Dua
Tiga
Menit sudah mulai berhitung menandakan kalau pertandingan telah berakhir dan suatu hal yang tidak pernah aku sangka ternyata posisi ku sejajar dengan mobil Mario.
Prok.. Prok..
Tepuk tangan meriah dari beberapa orang yang menyaksikan pertandingan kami, ya hanya beberapa orang saja karena memang ini hanya sekedar mencoba skill menyetir.
"Wah selamat nona, anda bener-bener hebat sekali!" ucap pria bertubuh tinggi tadi.
"Ku akui kau hebat sekali, kau mampu mensejajari mobil ku padahal posisi mu tadi masih sangat begitu jauh untuk mengejar mobil ku, aku jadi merasa malu." ucap Mario terlihat tulus.
"Mario kau membuat ku terharu, mungkin tadi hanya kebetulan saja." jawab ku berusaha untuk merendah.
"Bagaimana? siapa yang menang?" tanya Wiliam yang tiba-tiba datang.
"Sama-sama menang, ku rasa Si Tompel ini memang pandai menyetir." jawab Mario dengan yakin.
"Nama ku Si saja, nggak ada Tompel nya." protes ku menatap mario dengan kesal.
"Oh begitu, terserah deh nggak perlu di ingat-ingat lagian, kan kita tidak aka pernah ketemu lagi." jawab Mario dengan memutar bola matanya malas, membuat ku mencebikan bibirnya kesal.
"Kupikir sudah berubah, ternyata masih sama, ingat kata-kata mu itu yah tidak akan bertemu dengan ku lagi." gerutu ku dengan penuh peringatan.
"Tentu saja, bertemu dengan wanita seperti mu lagi tentu akan membuat mata ku sakit." jawab Mario dengan yakin.
"Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, tuan Wiliam bawa dia pergi dari sini saja, dia sudah masuk ke kriteria supir pribadi kok." ucap pria bertubuh tinggi itu pada Wiliam berusaha untuk melerai kami.
"Baiklah kalau begitu saya pamit, oya masalah bayaran biar nanti saya teransver." pamit Wiliam langsung berjalan mendekat ke arah ku.
"Ayo, sudah tidak usah di ladeni." Wiliam langsung menarik tangan ku begitu saja tanpa menunggu jawaban dari ku.
Aku yang di tarik langsung saja berjalan mengikuti pria itu meskipun pria itu aga menarik ku dengan kasar.
****
Kami akhiri sudah sampai di parkiran mobil membuat Aku berusaha untuk melepaskan tangan Wiliam yang memegang tangan ku dengan sangat begitu erat.
"kau kencang banget menarik tangan ku, tidak bisa kah kau itu melepaskan tangan ku." protes ku sambil mencebikan bibir karena merasa sangat begitu kesal.
"Tidak, aku tidak bisa bersikap lembut pada wanita seperti mu." jawab Wiliam dengan acuh.
"Baiklah aku mengerti, jadi aku sudah lulus seleksi kan? Aku sudah resmi di terima menjadi supir pribadi kan?" tanya ku memastikan tanpa sedikitpun merasa marah dengan apa yang pria itu katakan.
"Sebenarnya bukan cuma skill menyetir saja, tapi Masih ada tahapan lainnya." jelas nya terlihat ragu.
"Apa itu? Aku yakin pasti aku bisa?" tanya ku dengan penasaran.
"Ilmu bela diri, kau pasti tidak akan memenuhi kriteria itu." jelas nya panjang lebar menatap ku dengan meremehkan.
"Oh, kau meragukan ku? bagaimana sebelum kau percaya bahwa aku bisa Ilmu bela diri kau mencoba dulu." tawar ku dengan sangat begitu yakin.
"Baiklah kalau begitu, jangan salah kan aku jika kau tidak mampu." jawab nya sambil berjalan menuju ke arah mobil nya.
Aku hanya mengikuti nya saja kali ini dia yang menyetir sendiri, aku tidak tahu dia mau mengajak ku kemana yang jelas aku sudah yakin dengan tekad ku untuk dekat dengan pria itu, meskipun banyak sekali tantangan nya dan sangat begitu merepotkan.
Tak terasa mobil sudah berada di depan sebuah bangunan sebuah gedung, entahlah itu gedung apa aku tidak tahu.
"Turunlah, aku akan mencoba kemapuan mu!" ucap Wiliam yang sudah turun terlebih dahulu.
Aku menurut saja dan segera berjalan mengikuti pria itu entah mengapa perasan ku tiba-tiba tidak enak saat masuk ke dalam gedung itu. Kulihat gedung itu seperti sebuah markas yang pernah aku lihat di Televisi.
"Kau lawan mereka, jika kau mampu berarti kau masuk ke kriteria supir pribadi bos." tutir Wiliam panjang lebar menunjuk ke arah lima orang pria bertubuh besar yang terlihat menyeramkan.
Aku diam saja masih merasa terkejut menatap ke arah Lima pria itu bagi ku tidak masalah, tapi apa iya? harus melawan lima pria sekaligus.
"Si Tompel kau mendengar ku? Apa kau ingin mengundurkan diri?" tanya Wiliam Menyadarkan ku dari keterkejutan ku.
"Tidak, aku tidak akan pernah mengundurkan diri, tidak ada kata menyerah bagi ku sebelum mencoba." jawab ku dengan bersemangat.
Melihat aku hendak melangkah mendekat ku lihat Wiliam tiba-tiba menarik baju ku.
"Aku ragu kau akan menang, apa kau yakin?" tanya Wiliam terlihat sangat begitu ragu menatap ke arah ku.
"Kau mengkhawatirkan ku? Aku terharu deh." tanya ku hendak menangis karena merasa di perhatikan.
"Tidak, aku cuma tidak mau di repot kan." jawab Wiliam membuat aku yang merasa di atas awan tiba-tiba jatuh begitu saja.
"Dasar menyebalkan!" gerutu ku dengan sangat begitu kesal.
Lima orang pria berada di depan ku ku tatap mereka satu persatu berusaha untuk tenang dan biasa saja.
"Lima lawan satu, menarik aku suka bermain-main." ucap ku sambil tersenyum seringai.
"Jangan banyak bergaya nona, jika anda terluka jangan salah kami." ejek mereka menatap ku dengan meremehkan.
"Oya lihat saja nanti." jawab ku dengan santai.
Satu di antara mereka hendak memukul ku namun aku berhasil menepis nya.
"Hiya!" teriak ku dengan sangat begitu keras.
Bug -bug.
Dua pukulan sudah aku layangkan ke dua orang membuat dua orang itu sedikit terhuyung, aku langsung saja menendang barang pusaka milik nya membuat kedua orang itu menjerit dan terjatuh.
"Tubuh gede doang tenaga, ngga ada." ejek ku pada mereka berdua.
"Kau melakukan cara licik." ucap ketiga orang yang masih belum melawan ku.
"Kan tidak ada larangan jadi bebas dong." jawab ku dengan santai.
Tiga orang itu merasa kesal dengan jawaban ku, langsung saja menyerang ku namun lagi-lagi aku berhasil menghindar membuat ke-tiga nya saling menabrak tubuh masing-masing.
Aku yang melihat ke-tiga nya terjatuh langsung duduk di perut salah satunya dan langsung mendaratkan pukulan dengan ganas.
"Aaaaaw sakit!" pekik nya saat aku tidak berhenti sama sekali.
"Berhenti!" ucap Wiliam tiba-tiba langsung menarik aku dengan paksa.
"Kau apa-apaan sih? aku belum selesai bermain dengan mereka." ketus ku menatap Wiliam dengan tatapan tajam seperti singa yang ingin menerkam nya habis-habisan.
"Aku menyuruh mu melawan mereka bukan sampai membunuh nya." jelas Wiliam panjang lebar.
"CK.. Aku tidak membunuh nya, aku cuma sedang bermain-main saja." Aku berdecak sambil melipat tangan di dada.
"Kau takut yah kalau aku membunuh mereka? Sekarang kau percaya kan kalau aku itu hebat?" lanjut ku lagi mulai menggoda ke arah Wiliam.
"Hmmmm." jawab Wiliam dengan singkat, langsung saja berjalan keluar.
"Ih kau malah meninggalkan ku." gerutu dengan kesal langsung saja mengejar Wiliam.
"Bagaimana aku sudah lulus ujian?" tanyaku memastikan setelah berada di depan.
"Ambil ini dan baca, kau pasti akan mengerti mengapa aku harus mencarikan supir pribadi yang benar-benar sesuai karena, ada beberapa masalah tentang bos ku itu." Ucap Wiliam langsung saja melempar sebuah Map ke arah ku.
Aku langsung saja sigap menangkap nya dan memperhatikan dengan tatapan heran, langsung saja menatap Wiliam untuk mencari jawab, pria itu hanya mengangguk saja.
Membuat Aku langsung membuka Map itu dengan sangatlah begitu penasaran.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments