Mencoba Skill Menyetir

Kini aku sudah berada di parkiran mobil meskipun semua orang yang melihat ku merasa sangat begitu aneh tapi aku tidak peduli.

"Ambil ini, kau jalankan mobil nya, aku akan mencoba skill menyetir mu." ucap pria itu langsung saja melempar kunci mobil ke arah ku membuat aku sigap menangkap nya.

"Kau itu membuat aku kaget tahu, kan bisa ngga usah di lempar." protes ku dengan kesal.

"Aku tidak suka orang yang lebay dan aku tidak suka orang yang tukang bengong apa lagi matanya jelalatan." jelas pria itu yang tahu kalau aku sedang memperhatikan orang-orang.

"Iya namanya juga punya mata masa ngga di gunakan untuk melihat sih." jawab ku dengan santai.

"Bukakan pintu untuk ku." tanpa menjawab perkataan ku pria itu menyuruhku membuka pintu seakan pria itu tidak punya tangan apa.

"Loh kok aku yang di suruh buka pintu? Kau kan punya tangan." aku berkata dengan penuh selidik.

"Aku hanya mengajari mu jika kau menjadi supir pribadi, kau harus melakukan hal seperti itu jadi, sebelum kau berhadapan dengan bos kau sudah mengerti." jelas pria itu terlihat kesal.

"Oh begitu." Aku mengangguk mengerti sambil berjalan menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk pria itu meskipun dalam hati aku merutuki diri ku sendiri tentang resiko apa yang harus aku ambil nantinya.

Kini aku sudah duduk di jok kemudi bersiap untuk menyalahkan mobil.

"Ini bensinnya amankan?" tanya ku saat mengingat kejadian tadi.

"What? tentu saja aman kau pikir mobil ini miskin bensin." jawab pria itu dengan ketus.

"Jalankan mobil nya jangan banyak bicara." lanjutnya lagi menatap ke arah ku dari kaca spion dengan tatapan tajam.

Aku yang melihat itu langsung saja menurut dengan apa yang pria itu suruh.

Aku kini sudah keluar dari halaman perusahaan ku jalankan mobil dengan kecepatan sedang ku buka kaca jendela mobil untuk menghirup udara segar atas kebebasan ku.

"Hay tutup jendela nya!" teriak pria di belakang ku dengan sangat begitu kesal.

"Iya-iya kau cerewet deh." Aku menutup kaca jendela dengan kesal.

"Oya, kita mau kemana?" tanyaku setelah selesai menutup kaca jendela.

"Ke alamat ini coba, jika kau paham skill menyetir kau pasti tahu di mana alamat ini." Pria itu menyodorkan sebuah kartu alamat membuat ku membacanya.

'Sirkuit Internasional e-Prix Jakarta atau Jakarta International e-Prix Circuit (JIEC)' itulah tulisan nya membuat aku berpikir sejenak.

"Bukan kah tempat ini untuk sirkuit balapan mobil?" tanyaku memastikan bahwa yang aku pikirkan salah.

"Benar, kau ternyata tidak bodoh juga." jawab pria itu mengangguk mengiyakan.

"Untuk apa? kita ke tempat balapan mobil?" tanyaku memastikan lagi.

"Kau cerewet deh, sudah kau fokus saja menyetir." Ucap pria itu seakan membalikkan perkataan ku tadi.

Aku hanya mendengus kesal dalam hati aku merutuki pria di belakang ku itu.

Sepanjang perjalanan aku memilih untuk diam karena aku tidak ingin membuat pria itu kesal, hingga akhir mobil sudah berada di tempat tujuan.

"Ayo turun!" perintah pria itu saat aku hanya bengong saja.

"Hanya membuka pintu mobil? kau juga mengandalkan aku, padahal tadi kan cuma percobaan." gerutu ku sambil turun dari mobil dan langsung membukakan pintu mobil untuk pria itu.

"Si Tompel, lama kelamaan kau itu menyebalkan sekali yah." Pria itu menatap ku dengan sangat begitu kesal.

"Namaku Si, ngga ada Tompel nya, kau itu bagaimana sih?" aku yang merasa tidak terima mulai mengejar pria itu entah apa yang ingin di lakukan nya.

"Si Tompel, kau kan punya Tompel." Jawab nya sambil menunjuk ke arah ku.

"Astaghfirullah hal adzim, kau menghina ciptaan Tuhan, tidak boleh begitu, Allah menciptakan manusia itu ada yang jelek ada yang cantik jadi, jika kau menghina ku berarti kau juga menghina ciptaan nya." tutur ku panjang lebar seperti seorang ustad yang sedang ceramah.

"CK.. Selain kau banyak bicara, kau juga suka ceramah kaya ustad saja." Pria itu berdecak menatap ke arah ku sambil geleng-geleng kepala langsung saja berjalan meninggalkan ku.

"Ko aku di tinggal? dasar pria menyebalkan!" teriak ku dengan sangat begitu keras langsung saja berlari mengejar pria tersebut.

Bruuuuuughh

Aku yang lari dengan cepat tanpa sadar membuat pria itu terjatuh karena ulah ku.

"Si Tompel, kau membuat ku tambah kesal!" pekik nya saat melihat aku yang terlihat menertawakan nya.

"Sorry Wilona, aku tidak sengaja, sumpah kali ini tidak sengaja." jawabku sambil cengengesan.

"Yang pertama kau berjalan tidak pake mata, dan yang kedua nama ku bukan Wilona!" pekik pria itu berusaha untuk berdiri.

"Jalan harus nya menggunakan kaki kan? bukan pake mata, ya kali kau aneh-aneh saja." jawab ku dengan Penuh kemenangan.

"Oya, yang kedua bukan kah nama mu sama-sama Wil apa salah nya." lanjut ku lagi memperjelas perkataan ku tadi.

"Dasar Menyebalkan." gerutu nya berusaha untuk menahan diri nya karena ku lihat sepertinya pria itu sedang menahan sakitnya.

"Ada apa rame-rame? Tuan Wiliam apa kabar?" kulihat salah seorang pria bertubuh tinggi menghampiri kami.

"Tolong urus wanita cerewet dan ngeselin ini, Carikan pembalap hebat untuk menjadi lawannya!" perintah pria itu sambil menunjuk ke arah ku dengan tatapan kesal.

"Tapi, aku tidak mau, aku ingin ikut dengan mu saja, sory tadi aku benar-benar tidak sengaja kau jangan marah, aku tidak akan nakal lagi sungguh." aku berusaha untuk membujuk pria itu karena aku pikir pria itu bakal meninggalkan ku di tempat ini.

"Jika tidak mau kau mundur saja sana!" ketus pria itu membuat ku semakin merasa takut jika misi ku gagal.

Akhirnya aku diam saja menurut dan segera berjalan mengikuti pria bertubuh tinggi itu, ku Amati area balap dengan sangat begitu takjub karena aku hanya melihat nya di televisi, tidak pernah melihat secara langsung karena Dedy tidak pernah mengizinkan ku untuk kemari.

Iya mimpi ku dulu adalah menjadi seorang pembalap tapi, semuanya hanya terkubur dalam hati karena, Dedy lebih memilih aku masuk ke universitas bisnis, karena Dedy bilang kalau aku hanyalah anak perempuan setelah menjadi istri pasti akan menjadi ibu rumah tangga pikir nya, buruk banget kan pikiran Dedy ku itu.

"Hay Mario, kemari!" pria itu memanggil seorang pria yang sedang sibuk dengan mobil nya.

"Ada apa?" tanya pria itu saat sudah berada di depan kami.

"Mario Holsen, Benarkah itu kau?" pekik ku sambil hendak memeluk pria itu.

"Sory saya tidak kenal anda, ya saya akui saya memang tampan tapi, jauhkan tubuh mu dari saya!" ucap pria itu dengan menyombongkan diri nya mendorong ku hingga terjatuh.

Seketika aku menjadi ilfil karena merasa sangat begitu menyesal telah mengagumi pembalap di depan ku ini.

Ya Mario Holsen ada pembalap yang selalu aku puja-puja saat menonton acara nya di televisi, karena skill menyetir nya yang cukup luar biasa bahkan saking kagumnya aku juga selalu memperhatikan cara menyetir mobil nya lewat video-videonya.

"Kupikir Mario Holsen adalah pria ramah, ternyata pria sombong." jawab ku dengan tatapan kesal karena perlakuan nya yang mendorong ku tadi.

"Sudah jangan bertengkar, Mario kau ajak dia ke tempat balap mobil, dia akan menjadi lawan mu sekarang!" perintah pria yang tadi mengajak ku.

"What menjadi lawan ku? Si Tompel kecebong ini? Yang benar saja? yang ada baru satu jurus saja sudah kalah!" pekik Mario menghina ku dengan sangat begitu kejam.

"Apa salahnya mencoba, kau jangan meremehkan orang dari penampilan nya, dasar Mario bermulut iblis!" jawab ku dengan sangat begitu kesal menyiku lengan Mario dengan keras nya membuat Mario terjatuh.

"Hay, Awas saja kalau kau kalah, kau harus membayar mahal atas apa yang kau lakukan!" teriak Mario dengan keras nya namun aku tidak sedikitpun memperdulikan nya.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!