Berusaha Untuk Membujuk

Kudengar Momy Deya, menangis sesenggukan karen melihat ku tidak bergerak sama sekali, aku yang masih sadar berusaha untuk diam, jujur tubuh ku bener-bener merasa sangat begitu lemah keringat dingin sudah membanjiri seluruh tubuh ku.

"Cery bangun sayang, jangan membuat Momy merasa bersalah!" suara mommy Deya terdengar menangis.

Namun tubuh ini benar-benar tidak berdaya sama sekali pandang mata ku terasa kabur.

*******

Kubuka mata perlahan kulihat tembok berwarna putih, itu yang aku lihat untuk pertama kali, saat aku membuka mata, entah apa yang terjadi tadi, seperti nya aku sedang berada di rumah sakit saat aku menyadari bahwa ada selang oksigen menempel di hidung ku.

"Syukurlah kau sudah sadar!" ucap Dedy mendekat ke arah ku dengan sangat begitu senang.

Kulihat Dedy terlihat sangat begitu sedih begitu juga dengan Momy dan ka Bray ikut mendekat ke arah ku.

"Ce kau hampir saja membuat nyawa mu hilang, kenapa kau nekat sekali!" ka Bray kini berkata sambil menatap ke arah ku dengan sangat begitu sedih.

"Iya Sayang, kau kenapa melakukan semua ini? jika kau ingin sesuatu kau bisa katakan pada kami, kenapa kau malah mogok makan? sehingga membuat nyawa mu hampir melayang, Dedy tidak rela jika kau sampai pergi!" Kulihat Dedy menggenggam tangan ku menangis hal yang tidak pernah aku lihat selama ini yaitu melihat Dedy ku menangis.

Sementara Momy Deya sedari tadi diam saja tanpa sedikitpun berbicara karena sedari tadi sedang menangis.

"Dedy, ka Bray, Momy, saat kalian selalu bersikap posesif kepadaku aku bisa menerima semuanya, aku selalu menjadi gadis yang kuat dan pemberani karena keberadaan kalian di sisi ku, tapi aku perlahan sudah semakin dewasa, usia Ku saja sudah 21 tahun, apa iya aku masih terus saja di awasi oleh kalian? aku cuma ingin hidup mandiri agar aku tidak ketergantungan dengan kalian, Dedy dan Momy mau putri kalian ini menjadi perawan tua karena tidak laku? siapa yang mau sama gadis manja tidak bisa apa-apa!"

Jelas ku panjang lebar membuat Momy Deya, ka Bray dan Dedy Angga merasa bersalah.

"Apa sebegitu ingin nya kau meninggalkan keluarga ABCD? Cery Dedy hanya ingin yang terbaik untuk mu, Dedy tidak ingin kau sampai terluka, di luar sana banyak orang-orang jahat yang ingin menghancurkan keluarga Dedy, Dedy tidak ingin hal yang Dedy takuti terjadi, mengertilah!" jelas Dedy panjang lebar membuat ku merasa terharu dengan apa yang Dedy ku katakan.

Tapi tekad ku sudah bulat aku yang sudah memikirkan dunia luar membuat ku harus meyakinkan Dedy agar Dedy mau menuruti keinginan ku.

"Dedy aku selama ini tidak pernah sedikit pun meminta hal yang aneh kan? aku selalu saja menurut dengan apa yang Dedy katakan, kali ini hanya satu saja yang aku inginkan, izinkan aku hidup mandiri tinggal di rumah kakek!" kata ku pada Dedy sambil menggenggam tangan nya.

"Kau boleh meminta yang lain Mobil, fasilitas mewah, tapi untuk membiarkan mu tinggal di rumah kakek mu, Dedy tidak bisa, Dedy harap kau mengerti dengan apa yang Dedy lakukan!" jawab Dedy tidak bisa di ganggu gugat.

"Sayang, Princess Momy yang paling cantik, kau jangan seperti ini, Momy tahu kalau keinginanmu itu sangat begitu besar, tapi Momy juga tahu apa yang Dedy mu rasakan, berat untuk membiarkan mu hidup bersama kakek mu, terlebih kau selalu saja membuat masalah!" Momy Deya berusaha untuk membujuk ku agar aku mengurungkan niatku.

"Hanya tinggal di rumah kakek Momy, ngga terlalu jauh, Kalian ini seakan aku tinggal di luar kota saja!" jelas ku sambil membelakangi mereka dengan sangat begitu kesal.

"Ce adik kakak yang penurut, ayolah jangan merajuk seperti itu makan dulu yah, lihat ka Bray bawa apa? Ka Bray bawa ayam goreng kesukaan mu ini spesial loh!" kudengar suara Ka Bray sedang berusaha untuk membujuk ku.

"Biarkan aku pergi saja, untuk apa aku hidup Dedy saja tidak peduli dengan perasaan ku!" jawab ku dengan acuh meskipun perut ku sedari tadi sudah sangat begitu sakit.

"Ce jangan ngomong begitu!" Pekik ka Bray tidak terima dengan ucapan ku.

Aku sekilas mulai memikirkan ide konyol agar mereka mau menuruti keinginan ku yaitu melakukan Akting seperti di sinetron yang pernah aku tonton.

Aku mulai berakting merasa kehilangan nafas dada ku seakan sesak.

"Cery kau kenapa, sayang kau jangan seperti ini!" ucap Dedy dengan sangat begitu khawatir begitu juga dengan Momy Deya dan Ka Bray.

"Dedy aku ingin pergi Ded jika Dedy tidak mengizinkan ku hidup mandiri, semoga Dedy bisa tenang dengan kepergian ku, selamat tinggal Momy Deya, Dedy dan Ka Bray!" ucap ku seakan menutup mata dan menghembuskan nafas.

"Cery jangan begitu, ayo buka mata mu perlahan, sayang Dedy mohon jangan tinggalkan kami semua, kau adalah cahaya kehidupan bagi kami, bangun, Dedy janji deh bakal turuti apa yang kau inginkan asalkan kau tidak jadi pergi!" ucap Dedy sambil menggoyangkan tubuh ku menangis sejadi-jadinya.

Begitu juga dengan Momy Deya dan juga Ka Bray mendengar mereka menangis membuat Ku merasa sangat begitu bersalah tapi aku harus tetep melanjutkan apa yang aku inginkan.

Mata ku kembali ku buka dengan perlahan dan memastikan apa yang ku dengar dari mulut Dedy itu beneran.

"Beneran Dedy kau mau menuruti keinginan ku?" tanyaku berusaha terlihat lemah.

"Iya tapi kumohon jangan tinggalkan Dedy, Dedy tidak rela jika kau harus pergi!" jawab Dedy masih menangis.

"Aku sayang Dedy, Dedy memang yang terbaik!" jawab ku dengan sangat begitu antusias berusaha untuk duduk.

"Tapi kau harus makan, jangan membuat Dedy ketakutan!" Dedy mulai membujuk ku untuk makan tanpa sedikitpun ingin membicarakan apa yang tadi dikatakan nya.

"Tapi apa yang Dedy katakan tadi beneran kan?" tanya ku memastikan.

"Hmmmm!" jawab Dedy dengan terpaksa mengagguk.

Hari itu aku akhirnya makan Melihat ku sangat begitu senang membuat Dedy berusaha untuk tenang meski pun dalam hati nya tidak rela.

Seminggu kemudian

Setelah aku di rawat di rumah sakit dan keadaan ku sudah membaik kini aku sudah berada di dalam mobil sesuai janji Dedy mengizinkan ku tinggal di rumah Kakek meskipun Dedy, Ka Bray dan Momy, masih saja terus membujuk ku tapi semua yang di lakukan mereka selalu gagal .

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam akhirnya kami sampai di rumah kakek.

Rumah kakek terletak di pinggir kota, kulihat rumah sederhana tanpa kemewahan sedikitpun, iya orang tua Momy memang bukan dari keluarga berada karena Dedy Menikahi Momy apa adanya tanpa sedikitpun memandang setatus sosial.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!