Lasting Love

Lasting Love

1. Penyamaran Evening

Pagi yang cerah. Sinar mentari memaksa masuk melalui cerah-celah sempit pada tirai yang tertutup. Suasana suit room di salah satu hotel ternama cukup hening kala itu. Si penghuni yang tadinya tertidur, mengerjap sebelum menyadari ada sosok asing di tempat tidurnya.

"Siapa kau?" tanya Arsen dengan suara serak. Pria tampan itu terduduk sambil terus mengamati wanita cantik yang tersenyum menggoda ke arahnya.

"Hai, Arsen." Wanita tanpa nama itu membetulkan tali dress soft peach-nya pada bahu. Rambut coklat gelapnya terlihat sedikit kusut.

"Kutanya sekali lagi, siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk ke kamar ini!" Kali ini suara pria bernada tinggi.

Brakk!

Belum sempat si wanita menjawab, pintu kamar hotelnya tiba-tiba terbuka dari luar. Seorang wanita muda dengan rambut panjang masuk, disusul sepasang paruh baya berpenampilan elegan yang tak lain adalah orang tua Arsen. Mereka menatap tak percaya pada dua orang yang kini berada di bawah satu selimut.

"Arsen! Apa-apaan ini?!" geram Tuan Thomas Malvori pada putra sulungnya.

"Ayah, ini semua salah paham. Aku bahkan tidak mengenal wanita ini," ujar Arsen membela diri.

"Tak mengenal? Baby, kamu lupa percakapan serius kita tadi malam?" Wanita berambut coklat menyentuh bahu Arsen tapi dengan segera Arsen menepis. Raut wajahnya tampak sangat marah.

"Kenapa kamu tega, Arsen? Kenapa?!" Sabrina, calon istri Arsen telah menangis. Wajahnya tersembunyi di balik dekapan Nyonya Malvori.

"Sabrina dengarkan aku, dia-" Arsen berusaha membela diri. Namun Sabrina memotongnya.

"Cukup, Arsen! Aku tidak mau dengar apapun lagi dari kamu. Om, Tante, saya mundur. Saya mau pernikahan ini dibatalkan."

Usai mengucapkan hal itu, Sabrina berlari, keluar dari kamar mewah dengan berlinang air mata. Orang tuanya yang baru sampai di pintu kamar berusaha menghentikan langkah wanita dengan dress hitam itu.

"Sabrina, mau ke mana kamu? Pernikahan kalian akan dilangsungkan beberapa jam lagi," ucap ibunya.

"Tidak, Ma. Tidak akan ada pernikahan hari ini. Arsen belum berubah. Lihat saja di dalam, dia tidur dengan wanita lain. Sabrina telah mengorbankan segalanya untuk perjodohan ini. Tapi apa yang Sabrina dapat?" Lagi, wanita itu terisak.

"Tapi Sayang, lebih baik kita bicarakan baik-baik dengan Keluarga Malvori." Nyonya Wills mencoba menenangkan putrinya.

"Ma, tolong. Sabrina butuh waktu untuk menenangkan diri. Tolong ...." Sabrina memohon dengan mata basah.

"Biarkan saja dia. Kita harus meminta penjelasan pada Thomas dan Lilia." Tuan Wills merangkul Sabrina sejenak sebelum membiarkan wanita muda itu pergi. Ia tahu putrinya pasti terluka.

Sementara itu di dalam kamar, situasi kian memanas. Tuan Malvori masih mengamuk hingga wajahnya memerah. Sang istri tak mampu berbuat apa-apa. Wanita yang masih cantik di awal lima puluh tahunan itu membayangkan rasa malu yang harus didapatkan jika pernikahan ini batal.

Plakk! Satu tamparan mendarat mulus pada wajah tampan Arsen.

"Aku sudah memperingatkanmu, Arsen! Jaga nama baik keluarga. Sampai kapan kau akan berpesta sana sini dan bermain dengan wanita? Hah?!" murka Tuan Thomas.

"Sudah kukatakan aku tidak mengenalnya! Tiba-tiba dia ada di sampingku." Arsen juga ikut meradang. Pria itu mengusap wajah kasar. Bekas tamparan sang ayah terasa panas.

"Kau masih bisa membantah? Kau puas telah membuat Sabrina membatalkan pernikahan?!" Tuan Thomas berbicara hingga otot pada lehernya terlihat.

Si wanita rambut coklat perlahan beringsut, tak ingin terlibat urusan dalam keluarga konglomerat yang semakin memanas. Ia memakai outer abu-abu dan berjalan keluar kamar dengan mengendap. Saat berpapasan dengan kedua orang tua Sabrina, ia menutup wajah tanpa menghentikan langkah.

Setelah memastikan keadaan aman, ia berlari menuju lift untuk turun ke lantai dasar. Tak lupa wanita itu melepas wig coklat dan mengganti outer abu-abunya.

"Selesai sudah, hufft! Kalau bukan karena dia yang minta, aku gak akan mau melakukan hal semacam ini," sungutnya dengan muka masam.

Sampai di lobby, ia langsung keluar dari bangunan hotel bintang lima itu. Di satu titik, sebuah mobil putih telah menunggunya. Wanita cantik dengan make up tipis itu langsung masuk dan bertemu dengan senyum Sabrina.

"Terima kasih banyak, Eve! Kamu memang sahabat terbaik," seru Sabrina sambil memeluknya. Tidak ada lagi air mata pada wajah menawan itu. Yang tersisa hanya raut kegirangan.

"Cukup sekali ini ya kamu minta aku lakuin hal gila. Untung aja tadi orang tuamu gak lihat wajahku. Kalau gak, bisa habis kita," ujar Eve seraya geleng-geleng kepala.

"Iya, iya. Lagi pula cuma ini satu-satunya cara untuk membatalkan pernikahan. Entah dari mana orang tuaku punya ide jodohin aku dengan playboy cap duyung macam Arsen. Ck," cebik Sabrina. Tangannya menyalakan mesin mobil.

Eve tertawa mendengar ocehan sahabatnya. Mereka telah berteman cukup lama, sejak sepuluh tahun lalu. Dan hanya karena pertemanan itulah, ia bersedia mengabulkan permintaan Sabrina untuk berakting 'tidur' dengan Arsen Malvori, pria tampan pewaris tunggal perusahaan raksasa yang menjadi kiblat bagi perusahaan lain pada sepuluh tahun terakhir, Malvis Group.

Ia juga telah mendengar sepak terjang pria itu. Arsen menggunakan ketampanan dan kekayaannya untuk menggaet wanita manapun yang ia suka. Eve tak ingin jika wanita sebaik Sabrina harus menikah dengan pria seperti Arsen.

"Mau ke mana kita?" tanya Eve. Netranya menikmati pemandangan jalanan pagi di pusat kota.

"Ke mana aja. Belanja yuk, aku yang traktir hari ini," jawab Sabrina tanpa beban. Eve mengangguk singkat, wanita itu belum menyadari petaka yang akan dihadapinya tak lama lagi.

**

Arsen terdiam di balkon. Orang tuanya dan orang tua Sabrina telah pergi. Mereka tampak marah. Percuma saja menjelaskan, ia tetap dianggap telah mencoreng nama baik keluarga. Juga tentang kerugian yang harus ditanggung dua keluarga.

Sedianya, pukul sepuluh pagi ini ia akan menikah. Pernikahan mewah yang telah diatur hanya dalam waktu tiga bulan. Sejak awal Arsen menolak perjodohan ini. Ia tipikal pria yang tak ingin terikat, baginya wanita adalah makhluk indah yang tercipta hanya untuk dinikmati.

Arsen menerima tawaran menikah dengan Sabrina setelah ayahnya mengancam akan mencoret namanya di daftar ahli waris. Namun pagi ini, terjadi hal tak terduga. Ia telah difitnah dan itu membuat seorang Arsen marah.

"Siapa wanita itu sebenarnya?" desis Arsen. Netra tajamnya menerawang.

Puas berdiam di balkon, Arsen berpindah ke dalam. Ia berniat membasuh diri dan meninggalkan kamar hotel. Tapi sesuatu menarik perhatiannya. Benda mengkilat yang tergeletak di karpet putih tepat depan nakas. Sebuah gelang emas. Terdapat liontin dengan pahatan nama. Evening Shena.

Arsen memicingkan mata, ia yakin gelang ini adalah milik wanita asing berambut coklat itu. Tangannya seketika menyambar ponsel tipis di nakas guna menghubungi nomor salah satu bawahannya.

"Cari tahu informasi tentang wanita bernama Evening Shena. Kutunggu secepatnya," titah Arsen dengan suara bariton yang khas.

"Baik, Pak," jawab suara pria di seberang.

Usai menutup panggilan, seringai kecil muncul di wajah tampan Arsen. Pria itu yakin sesaat lagi ia dan Eve akan kembali berjumpa. Hingga saatnya tiba, Arsen bersumpah untuk memberi Eve pelajaran yang akan wanita itu ingat di sepanjang hidupnya.

***

Terpopuler

Comments

Arlingga El Mustafa🇮🇩🇹🇷

Arlingga El Mustafa🇮🇩🇹🇷

hadir bg,,, semangat 🥳🥳🥳

2023-01-13

3

Kaisar Naga

Kaisar Naga

bang, ganti tema kah??

2023-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!