Nathan berlari kecil saat masuk ke dalam café dan ia terlihat sangat senang, karena pertama kali kami mengajaknya keluar. Nana hanya bisa menggeleng-geleng bahagia, wajar bukan?
“Kakang tunggu ayah!” teriak Agha.
“Udah gede susah juga ya diaturnya," keluhnya.
Nana tertawa kecil, “Sudahlah, wajar aja Gha. Nathan masih dimasa pertumbuhan, kita harus kuat-kuat tenaga juga sabar," Agha menghela napas dan memberikan senyum manisnya pada Nana lalu mengecup keningnya dengan manis.
“Ih Agha! Ini di tempat umum, Nana jadi malu..” Agha berhasil membuat Nana seperti kepiting rebus.
Sudah berkepala dua saja Nana masih malu-malu, Nana membenarkan gendongannya si kecil. “Agha jadi gasabar sama si kecil satu ini, Rafa cepetan gede ya.. ayah mau lihat Rafa pakai baju princess,” ucap Agha sambil memutar-mutar pipi si bayi dengan jari telunjuknya.
“Ih udah ah, ayo masuk! Kalo Nathan kesasar gimana?” kami sampai lupa anak sendiri yang satu ini, dengan cepat Agha berlari masuk kedalam café. Sudah lamanya… tidak ada yang berbeda dari tempat ini, namun pemilik yang sekarang sudah berganti. Dari foto yang terpajang disana terlihat keduanya memiliki kemiripan, mungkin diwariskan ke anaknya. Sekarang café ini menjadi bertambah ramai, tentu saja karena ciri khasnya pada menu utama selalu berbeda disetiap minggunya, mereka tidak terlambat dalam resep terbarunya. Dimulai dari menu popular sampai menu yang jarang sekali kami temui.
Nathan terlihat senang sekali sampai ia loncat-loncat saat memesan, Ayahnya juga terbawa senang karena tingkah Nathan. “Nana mau pesan apa?” tanya Agha.
“Biar Nana aja yang pesan, Agha duluan aja sama Nathan cari tempat duduk. Nana pesan sendiri saja,” Nana terima niat baiknya. Namun Nana khawatir pada Nathan takutnya dia malah kenapa-kenapa tanpa penjagaan dari kami.
Aghapun pergi mengejar Nathan. Lucu sekali bukan?
“Saya pesan grilled dori fish cheese sama milk shake red velvet nya satu. Oh iya, sama es krim rasa choco mint nya satu buat penutup,” siapa lagi kalau bukan untuk Nathan? Sebenarnya Agha melarang Nana untuk memberikannya es krim, tapi untuk sekali-sekali boleh kali ya hihii.
Nathan masih sibuk dengan melihat sekitarnya, dia benar-benar takjub dengan tempat ini. Agha tertawa melihatnya. “Kakang persis kamu banget, Na?
“Duh Aghaa…” Nana tersipu malu mengingat tingkahnya saat itu, ternyata sifat Nana ini cenderung turun pada Nathan.
21 Oktober 2011
Aku bertemu dengan Jesy di café, dia memakai pakaian formal, tumben sekali. Aku langsung memulai pembicaraan. “Kamu izin sekolah?” Jesy tidak menjawab, ia hanya terus menyeruput kopinya.
Tapi tak lama kemudian pelayan membawa pesananku yaitu coklat panas lalu meletakannya di atas meja, aku memegang gelas pesananku dengan kedua tanganku. Aku lupa membawa jaket, jadi aku kedinginan.
“Sibuk sama perusahaan mamamu ya?” tebakku. Jesy langsung menatap tajam padaku. Ia tak langsung menjawab pertanyaanku. “Bagaimana kabar mamamu?” lanjutku.
Jesy menjadi kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan olehku. Aku hanya mengangguk-angguk, “Pasti baik-baik saja, ya?” aku menyeruput coklat panas sambil memandang kearah lain.
Jesypun langsung membayar pesanannya lalu pergi meninggalkanku, aku hanya melihatnya yang pergi menjauh. Aku menjatuhkan kepalaku pada meja sambil memandang jalanan, namun tak sengaja aku melihat Agha diantara kerumunan. Lalu ia masuk kedalam cafe, aku langsung terbangun dan melihat kearahnya. Agha sedang memesan sesuatu, sambil duduk di pojok cafe yang tak jauh dari kursinya. Aku langsung menghampirinya sambil membawa gelas coklat panas, Ia sedikit terkejut dengan kehadiranku, aku hanya menyeringai padanya.
Pesanan Agha datang, wangi pesanannya sampai merasuki hidungku. Latte. Ia menyeruput kopinya. “Jangan mendekatiku!" ucap Agha tiba-tiba, aku mengernyit kebingungan karena ucapannya.
“Nana traktir!" Agha hanya menatap dingin.
“Anggap aja ini ungkapan terimakasih dari Nana karena Agha nolongin Nana kedua kalinya,” lanjutku dan memberikannya senyuman hangat. Agha dan aku berjalan berdampingan, namun tidak dekat, aku melihatnya sekilas.
“Agha ga pulang?” Ia hanya menatapku sebentar, aku tersenyum.
“Pakai hoodie ini terus setiap Nana gak sengaja ketemu Agha,” lagi-lagi dia diam.
Rasanya aku sedang berbicara dengan patung, jarang sekali dia bicara. Nana terus berada di samping Agha. Ia merasa tak enak dengan keberadaannya, Ia takut keberadaannya membuat Nana sakit.
“Nana heran deh sama Agha, jarang banget ngomong. Kalau jawab singkat banget, syukur-syukur dijawab daripada ngga sama sekali, tapi bawaannya Nana gemes sendiri. Tiap kali Nana ajak ngobrol, Nana kayak orang gila ngobrol sendiri, Ngobrol sama patung. Kalau Nana ajak ngobrol tuh nyaut dong Gha, Nana jadi sebel dicuekin mulu. Agha kan punya mulut, gunain mulutnya dong, jangan dijadiin pajangan doang. Mulut itu fungsinya buat bicara, ini malah gak digunain,” Nana cemberut.
Melihat gerutu Nana, Agha menjadi tertawa kecill. Pertama kali dalam benakku saat melihat dia tersenyum, manis. Nana malu sendiri karena tingkahnya yang cerewet. “Ih, Nana pulang duluan! busnya udah dateng,”
Nana berlari kecil saat akan menaiki bus kemudian langsung duduk di kursi bagian depan sambil menutup muka. Kok bisa sih ada pria setampan itu? Kenapa senyumnya manis banget? Duh bikin malu aja. Kurang-kurangin sifat cerewetku, Na. Kalau dia jadi risih gimana huhu. Wajah Nana kini terlihat seperti kepiting rebus.
Nana membuka pintu rumah dan terlihat ada Iby yang sedang berbincang dengan mama. “Halo Na!" sapa Gilby dengan senyum manisnya, Nana hanya diam masih belum mencerna keberadaan Iby dan tiba-tiba saja ia mendekati Nana lalu memeriksa dahinya.
“Kamu sakit, Na?” wajah Nana bertambah merah, udah gila aku! Lagian kenapa Iby harus ngecek dahi Nana sih? Mana… itu… telapak tangannya Iby! Tanpa aba-aba Nana langsung berlari menuju kamarnya.
Iby dan mama hanya mengernyit kebingungan karena tingkah Nana dan mama mengangkat kedua bahunya pada Iby. “Nana aneh banget hari ini tante," ucap Gilby.
“Baru kali ini juga mama lihat Nana begitu,” sahut Mama. "Oh iya, mama mau nanya deh By. Apa ada orang yang lagi deket sama Nana?” karena pertanyaan itu, Gilby jadi tertuju pada orang yang sering Nana ceritakan saat dirinya dan Nana berbincang melalui telefon.
"Selama ini belum ada sih tante, cuma Iby doang yang deket sama Nana. Sama anak-anak lain juga cuma sebatas teman biasa tante,” jawab Gilby dengan santai.
Mama menghela napas, “Kirain ada yang lagi pendekatan sama Nana," Gilby hanya tersenyum manis.
Dibalik perbincangan mama dengan Gilby, Nana sibuk menahan malunya dengan menutupi seluruh wajahnya oleh bantal. Mengapa bisa dua pria ini membuat Nana menjadi kepiting rebus seperti sekarang? Dalam hari yang sama…
Bagaimana kalau Nana bertemu lagi dengan Agha? Membayangkannya saja sudah membuat Nana malu, sikapnya yang cerewet. DUH!! Setelah beberapa menit Nana menenangkan diri, sambil mencari informasi di internet tentang..
“Cara Mengubah Sikap dari Cerewet menjadi Pendiam dengan Cepat!” Nana akan mencoba mengubah sikapnya besok. Ah, apa Mungkin sekarang? Tiba-tiba saja pintu kamar Nana terbuka.
“Nana, ayo makan!” ucap Gilby lembut dengan tatapan sayunya. Nana mencoba menahan diri. Oke! Mari kita coba!
“Nana udah kenyang," jawab Nana cuek dengan mengalihkan pandangannya, Udah bener kan? Harusnya udah bener sih.
Saat Nana akan berpaling ke arah pintu kamarnya, tiba-tiba saja wajah Gilby sudah berada di depannya dan mata kami bertemu satu sama lain. “Bohong, Itu perut kamu bunyi,” Lanjutnya.
Dan benar… perut Nana jadi bunyi.
“Makannya ayo makan. Kasian tante udah nunggu dari tadi, Na..” kini Gilby memberikan senyum manisnya.
UDAH GILA! Nana berlari menuju meja makan sambil menutupi wajahnya yang menahan malu. Disisi lain Gilby menertawakan tingkah Nana.
Tangan kami bertemu saat mengambil minuman dalam kulkas. “Ah, maaf!" ucapnya sambil menarik kembali tangannya.
Aku hanya mengangguk kecil tanpa melihat siapa orangnya dan mengambil sebotol minuman susu coklat. “Nana?” panggilnya, aku sedikit terbelalak karena dia mengenaliku. “Haha halo by… sudah lama ya..” sapaku lemas.
Ini pertemuan pertama kami setelah 4 tahun aku dengan Agha menikah. Rasanya seperti asing, namun wajar saja. Iby terlihat semakin gagah dengan memakai setelan jasnya, cocok dan Juga tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Andrea Indrayana
maaf kak muter" ya alur ceritanya
2023-07-10
0