Bitcoin

Warnet Polarist

Warnet yang cukup terkenal di daerah Jogja, karena kebersihan dan fasilitasnya yang tergolong lengkap, warnet ini memang mengutamakan kenyamanan bagi pelanggannya yang mana pada zaman itu banyak anak muda yang menghabiskan waktu di warnet setelah ia pulang sekolah.

    Pada saat ini warnet sedang ngetrend karena setiap rumah belum memiliki akses internet. Memang nanti akan ada internet fiber optik yang merambah ke rumah - rumah masyarakat tapi itu masih lama sekali, Iwan dan Sugeng pun berjalan ke arah operator warnet, yang mana pekerjaan sebagai operator warnet ini sangat diminati oleh banyak anak muda sebab kerjanya hanya duduk dan bermain game seharian.

    "Masss bro, masih ada yang kosong nggak nih?," tanya Sugeng

    "Ada nih, tapi cuma 1 itupun diatas," jawab operator warnet melihat pelanggannya ada dua orang.

    "Waduuhh...," keluh Sugeng sembari melirik ke arah Iwan.

    "Udah gapapa Geng, nanti aku nunggu aja sampai ada yang kosong," jawab Iwan yang merasa di lirik oleh Sugeng.

    Iwan dan Sugeng pun mulai naik ke lantai 2 dan menuju komputer yang di pesannya tadi. Sembari berjalan Iwan memperhatikan sekitar, tata letak warnet tersebut sangat rapih, komputer diberikan sekat - sekat demi menjaga privasi pelanggan, duduknya pun menggunakan sofa minimalis yang dapat di duduki oleh dua orang, ber AC. Tarifnya 5 ribu rupiah, sudah jelas termasuk mahal melihat fasilitas yang ditawarkan tersebut dimana pada saat ini 5 ribu rupiah dapat digunakan untuk membeli seporsi mie ayam.

    "Wan, udah kamu dulu aja," ucap Sugeng basa - basi padahal terlihat ekspresinya sangat tidak sabar untuk main game.

    "Gapapa Geng, kamu dulu aja. Lagian kan aku cuma mau browsing aja sebentar," balas Iwan

    "Okelah kalau itu mau mu," ucap Sugeng sumringah

    Iwan larut dalam fikirannya tentang bagaimana cara mendapatkan uang. ia mengingat - ingat apakah ada momen di tahun 2010 yang dapat ia manfaatkan. Berbagai pertimbangan masuk ke benak Iwan, apakah ia harus membuat film yang nantinya akan laris? ciihh itu sangat membutuhkan modal besar selain itu dia perlu relasi yang kuat untuk memasarkan filmnya, sangat tidak mungkin dilakukan anak SMA. Pikirannya pun berkecamuk hingga fokusnya terpecah oleh Sugeng.

    "*Duaaarrr, fire in the hall, piu piu piu... hahaha triple kill... haha aku menang!," teriak Sugeng menirukan suara game tersebut.

    Iwan langsung menoleh ke tempat Sugeng yang sedang memainkan game, terlihat seperti statistik akhir pertandingan bahwa Sugeng memenangkan game tersebut, dan mendapatkan beberapa koin dalam game. Ia pun tiba - tiba teringat sesuatu.

    "yaahh.. yaaahh.. benar! Koin! Bitcoin! teriak Iwan yang tidak di dengar Sugeng karena masih memakai headset.

    Iwan pun buru - buru menyingkirkan Sugeng dari depan komputer dengan kasar hingga Sugeng terhempas kesamping tanpa melepas headsetnya, ia mengira Iwan marah karena terlalu lama menunggu dan ingin memainkan game tersebut juga.

    "Weleehh, Waann... Jangan marah - marah dong katanya kamu mau nunggu komputer kosong nanti," ucap Sugeng yang merasa terganggu dengan temannya itu.

    "Ehhh maaf Geng, aku nggak marah kok, cuma teringat sesuatu, yasudah kamu minggir dulu sebentar aku mau pakai dulu komputernya," ucap Iwan yang masih terburu - buru.

    "Laahh, kok di log out game nya brooo?..," tanya Sugeng heran karena salah kira sebelumnya.

    "udah diem aja, jangan ganggu dulu kamu, aku cuma mau browsing, mumpung inget!," jawab Iwan tanpa melihat ke araeh Sugeng karena ia hanya terfokus pada komputer didepannya.

    Iwan pun membuka browser berlogo serigala yang berdampingan dengan api, saat itu browser firefox inilah yang menguasai pangsa pasar di Indonesia sebelum Google Chrome masuk ke Indonesia nantinya dan merebut pasar.

    Kemudian ia mencari tau tentang harga Bitcoin saat itu. Dengan gugup ia menatap komputernya yang masih menampilkan layar loading, maklum lah internet 2010 belum secepat tahun 2022. 'Haisss begini kah rasanya sudah terbiasa dengan internet 4G tiba - tiba merasakan internet lemot gini kecepatannya hanya 85 kbps,' gumam Iwan dalam hati mengeluh saking lemotnya internet.

    Jendela browser saat ini menampilkan beberapa informasi berdasarkan kata kunci yang di cari oleh Iwan, dan menunjukkan bahwa harga Bitcoin saat ini hanya $0.02 per BTC atau hanya sekitar 200 rupiah saja! ini dia yang ia cari, tidak bisa dibayangkan bagaimana nilai tersebut 8 tahun kemudian. ia ingat harganya mencapai $10.000 - $20.000 per BTC atau sekitaran 130 juta - 260 juta rupiah. ia pasti akan di sangka memelihara tuyul jika dapat menggandakan uang ratusan ribu kali lipat bahkan lebih. Iwan pun tiba - tiba mengingat kisah yang viral di masa depan, bahwa pada bulan Mei 2010 seorang pemuda di California membeli dua buah Hamburger dengan menukarkan $10.000 BTC, yang mana saat viral tersebut itu senilai $100.000.000 dollar Amerika. ia sangat menyesal.

    Iwan pun memandang secercah harapan itu, ia sudah mendapatkan jawaban dari kebingungannya. Iwan pun menetapkan target dan tujuannya bahwa ia harus mengumpulkan sebanyak - banyaknya uang untuk ia tukarkan ke Bitcoin sebelum tahun 2013 ketika kehancuran bisnis keluarganya melanda. Jadi ia nanti tinggal menukarkan saja semua BTC nya walaupun belum mendapatkan keuntungan yang maksimal, tapi itu sudah lumayan menggandakan uang puluhan ribu kali lipat, pada awal 2014 nilai tukarnya sebesar $500 - $700 dollar per BTC.

    ia pun masih memikirkan cara apalagi yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang sebanyak - banyaknya, kemudian ia teringat bahwa ada 3 unicorn besar di Indonesia pada saat ini yaitu, Go-Jaq, Tukupakdea, dan Treveluqa. Perusahaan - perusahaan inilah pencetus e-commerce di Indonesia dengan biaya investasi yang rendah akan tetapi pengembaliannya yang menjanjikan. Go-Jaq didirikan akhir 2010, Tukupakdea didirikan tahun 2009, dan Treveluqa didirikan nanti tahun 2012.

    Meskipun Tukupakdea sudah didirikan tahun lalu, akan tetapi saat ini bisnis e-commerce belum menunjukkan kenaikannya. Maka, selagi harga saham perusahaan tersebut belum melejit, Iwan akan berusaha investasi pada perusahaan - perusahaan tersebut.

    Walau Iwan tidak memiliki kemampuan berinvestasi, tapi orang bodoh mana yang akan melewatkan kesempatan ini. Yapss ia yakin tidak akan gagal dengan pengetahuan masa depannya.

    Tapi satu hambatan yang menjadi pikirannya sekarang adalah bagaimana ia mendapatkan modal besar untuk pengembalian yang besar pula. ia pun melihat iklan di internet tentang tanaman hias. Tiba - tiba ia teringat bahwa nanti di akhir 2010 akan ada tanaman hias yang harganya tiba - tiba melonjak tinggi. Tanaman hias itu bernama bunga Tulip langka.

    Memang sudah banyak yang tahu tentang bunga hias ini sejak 2005 tapi puncak kegilaan masyarakat terutama ibu - ibu kaya yang gabut yaitu pada akhir 2010. Mulai dari berita seseorang menjual tanaman bunga tulipnya seharga 40.000.000 rupiah dan saat itulah tanaman hias ini mulai di buru para fanatik tanaman hias yang ingin mendapatkan banyak keuntungan.

    Sudah banyak orang yang mengenal bunga Tulip tersebut sebagai tanaman khas Belanda, padahal bunga tersebut tumbuh liar di daerah Asia tengah dan barat. Hingga negara Turki pun tertarik untuk membudidayakan bunga tersebut sejak lama. Lalu muncul Tulip langka yang diakibatkan oleh infeksi virus mozaik dari sejenis serangga kutu. Orang - orang Belanda pun mulai memburu dan membudidayakan jenis Tulip ini, bunga Tulip jenis langka inilah yang akan menjadi mahal.

    Iwan pun menengok ke arah Sugeng, "Geng, aku duluan ya balik, ada yang mau aku lakuin nih, penting!!," ucap Iwan sembari mengambil tasnya.

    "Yaahhh brooo, jangan gitu dong, temenin aku. Nanti juga ada komputer kosong kok," ucap Sugeng yang mencoba untuk menahan Iwan.

    Sugeng sebenarnya sangat khawatir dengan satu temannya, perubahannya sungguh drastis, mulai dari memperhatikan guru di kelas, lalu yang biasanya Iwan sangat semangat jika ada game online baru tapi sekarang malah tidak, terakhir saat ini temannya bengong di depan komputer hanya melihat tulisan BTC selama belasan menit menghabiskan billing dengan sia - sia, Sugeng tidak mengerti apa itu.

    "Besok kan minggu Geng, temeninnya besok aja ke Sleman. Jam 9 pagi yaa aku jemput dirumah kamu!," jawab Iwan sembari buru - buru meninggalkan temannya itu.

    "Oiiiii Waann, Astagaa tunggu. Mau kemana besok--_- ah bodo lanjut main lagi aja lah," celetuk Sugeng kembali melanjutkan aktivitas di depan komputernya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!