Bab 2. Perjanjian Kontrak

Alsa semakin dibawa masuk ke dalam istana itu. Terlihat seorang pria yang duduk di sofa dengan angkuh.

Kevin Anggara CEO of Anggara Group. Pria tampan dengan sejuta pesona yang membuat gadis manapun pasti terpikat ditambah kesuksesan di usia muda membuatnya semua gadis bahkan rela bersujud untuk bisa dekat dengannya.

"Alsava Khairunnisa Lulusan terbaik." Kevin menatap sinis setelah membaca berkas yang berada di tangannya.

"Silahkan, Nona," tawar pria dengan sopan. Bastian Asisten pribadi Kevin yang sikapnya sangat manis berbanding terbalik dengan tuannya yang angkuh dan sombong. Bastian mengeluarkan beberapa lembar berkas lalu memberikannya kepada Alsa.

"Apa ini, Tuan?" Alsa menatap pria yang memberinya berkas itu.

"Bacalah, Nona!" Perintah pria itu.

Alsa membaca berkas yang ada di tangannya dengan seksama yang menjelaskan semua yang terjadi padanya. Tertulis Ia memiliki hutang satu miliar hingga Alsa harus menyetujui bekerja selama setahun tanpa digaji.

"Bagaimana, Nona?" tanya Bastian.

"Apa ini, aku sama sekali tidak kenal dengan orang ini lalu kenapa saya bisa punya hutang." Alsa Menatap tidak terima pada Kevin.

"Kau bukannya gadis yang pintar, tapi membaca saja tidak bisa!" teriak Kevin. Ia tidak terima seorang gadis menatapnya dengan tatapan tidak suka terhadapnya karena dalam hidupnya tidak ada kata diremehkan bahkan jika seseorang meremehkannya Ia bisa membuat orang itu bosan hidup.

Alsa tertegun saat membaca berkas itu dengan perlahan. Air matanya tiba-tiba menitik dengan fakta yang tidak pernah Ia duga sebelumnya.

"Ayah menjaminkan aku." Air mata menitik.

Kevin tersenyum penuh kemenangan dengan keadaannya saat ini.

"Aku tidak menyetujui semua ini. Aku akan membayar uang ini dengan caraku!" Alsa melempar kasar berkas itu ke wajah Kevin.

"Selangkah kau keluar dari rumah ini, aku pastikan kau akan menyesal!" ancam Kevin dengan tatapan kejamnya. Kevin pastikan gadis itu tidak bisa lepas dari jeratnya.

Alsa tidak mengindahkan hingga beberapa pengawal membawanya kembali ke tempatnya.

Kevin mendekat, mencekal dagu Alsa hingga terlihat kecantikan gadis itu semakin sempurna saat di lihat dari dekat.

"Kau lumayan juga, kau hanya perlu menghangatkan ranjangku setelah aku bosan kau bisa pergi." Putus Kevin.

"Apa maksudnya menghangatkan ranjang?" polos Alsa.

"Apa perlu aku jelaskan bagaimana caranya?" Kevin tersenyum menyeringai.

"Tidak turunkan aku!" pekik Alsa saat sudah berada di bahu pria itu. Ia terus meronta membuat Kevin akhirnya menurunkannya.

"Aku tidak mau, aku mau bekerja bukan menjadi ****** seperti keinginan anda!" tolak Alsa.

Mendengar itu Kevin tersenyum sinis dengan penolakan gadis di depannya.

"Kau menolak menjadi penghangat tidurku, baiklah jika itu keinginanmu tapi aku pastikan kau akan memohon menjadi penghangat ranjangku nantinya!" Kevin berucap penuh keyakinan. Ia akan membuat gadis di depannya itu bahkan menjilat ludahnya sendiri dengan semua penolakannya.

"Daripada aku menjadi wanita ****** lebih baik aku menjadi pembantumu!" balas Alsa dengan ketus.

"Bas cepat kau selesaikan gadis ini!" teriak Kevin. Ia meninggalkan ruangan itu. Akhirnya Alsa menanda tangani kontrak bekerja selama setahun tanpa di gaji.

***

Sebulan sudah Alsa bekerja sebagai pelayan selama itu pula Kevin memperlakukannya dengan buruk. Kevin sengaja melakukannya agar gadis itu menyesal karena telah menolaknya hingga dengan sukarela memohon padanya. Namun nyatanya perlakuan buruk itu tidak berarti apa-apa karena Alsa terus bertahan walau Ia menyiksanya setiap hari.

Selama itu pula setiap hari kevin membawa beberapa wanita pulang sementara Alsa harus melayani dan melihatnya bermesraan dengan para wanita itu. Kevin bahkan selalu mempermalukannya saat di depan para wanita-wanita itu.

Seperti biasanya Alsa harus membawa makanan dan minuman untuk menemani Tuannya dan beberapa wanitanya di lantai empat.

Tok ... tok.

Alsa mengetuk pintu saat sudah berada di depan pintu kamar Tuannya. Tidak mendapat sahutan Alsa langsung masuk. Pemandangan begitu menjijikkan selalu saja disaksikannya.

"Tuan bagaimana apakah kau senang?' ucap seorang wanita sesaat lepas dari ******* bibir Kevin.

"Ambil ini." Puas Kevin tersenyum senang memberikan cek kosong pada wanita itu.

"Tuan aku mau," tawar wanita di sebelah Kevin. Kevin langsung ******* bibir wanita di sebelahnya penuh nafsu.

"Ambil ini, bagaimana apa kalian senang?" Kevin mendekap bahu kedua wanita itu membuat keduanya wanita itu memeluk tubuh Kevin tanpa rasa risih sedikitpun.

"Menjijikkan, dasar wanita murahan," umpat Alsa menatap jijik ketiganya.

"Lihat apa kau!" Sentak Kevin kesal dengan tatapan Alsa padanya.

"Tidak Tuan." Alsa menunduk.

Seketika Kevin melempar makanan yang baru saja di sajikan Alsa.

"Makan!" hardik Kevin. Menunjuk makanan ringan yang sudah tercecer di lantai.

"Tapi Tuan."

"Aku perintah makan, makan saja!" Mendorong tubuh Alsa hingga terjatuh tepat di depan makanan itu.

"Cepat!" hardik Kevin lagi. Ia memaksa Alsa memakan makanan itu hingga memasukkan makanan itu dengan kasar ke mulut Alsa walaupun Alsa terus saja memuntahkan makanan itu tapi Kevin terus saja memaksanya menelannya.

Hiks ... hiks.

Air mata Alsa menitik dengan perlakuan kejam tuannya sementara Kevin tersenyum puas bersama kedua wanita disampingnya.

Terpopuler

Comments

@sulha faqih aysha💞

@sulha faqih aysha💞

lebih baik hina di mata tuanmu daripada hina di mata Allah

2023-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!