Terkenang

Pertemuan yang tanpa di sengaja siang itu dengan Soffie sangat mengganggu fikiran ku , entah kenapa tiba tiba semua memory tentang nya memenuhi benak ku membuat ku tidak fokus saat bekerja.

Sementara itu aku kembali dibuat pusing oleh kerja akuntan perusahaan akibat kecerobohan nya dalam menyusun laporan keuangan sebelum di audit oleh tim auditor eksternal .

Membuat saham perusahaan mendapat notifikasi A dari Bursa yang berarti itu tim akuntan eksternal melihat sesuatu yang janggal yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan.

" Risa, tolong panggil Novi keruangan saya"Pinta ku pada Risa sekretaris.

" Baik pak."

Tidak lama Risa kembali menghubungi ku.

" Pak bu Novi sedang tidak di kantor karena cuti,"

Aku yang sudah siap menumpahkan uneg uneg ku terpaksa menelan kembali.

" Begitu dia masuk kantor segera suruh menghadap saya " Ujar ku.

" Baik pak "

Aku bahagia ada progres yang cukup signifikan menyangkut hubungan ku dengan Anindya kami sudah mulai intens jalan bersama dan berkat dia intensitas ku menyambangi dunia malam sudah mulai berkurang.

" Mas coba lah kurangi pergi ke club apa yang mas cari disana. " Ujar nya suatu hari saat tengah menghabiskan week end.

Aku merasa tersanjung dengan perhatian yang Anindya berikan perhatian seorang wanita yang sudah lama tidak aku dapat kan.

Meskipun selama ini aku di kelilingi banyak wanita tapi mereka hanya sekedar menginginkan seuatu dari ku tidak sungguh sungguh mencintai dari dalam lubuk hati.

" Mas akan berusaha meskipun itu tidak mudah sayang." Ujar ku tersenyum kearah nya aku memandangi wajah ayunya saat tatapan mata kami beradu aku menemukan ketulusan yang terpancar dari sorot matanya.

" Harus dong semangat jangan nyerah untuk hal yang baik." Sahutnya sambil menggengam telapak tangan ku.

"Dan Mas harap kamu bersedia jadi penyemangat supaya mas bisa berubah."

" Mas dont ever never berubah demi orang lain, berubah lah untuk diri sendiri ." Pungkas nya bijak.

" i'll fight for it." jujur aku merasa tertampar dan merasa malu dengan ucapan Anindya baru saja dengan bodohnya aku mengucapkan kata kata seperti itu .

Merasa aku tidak Fun seperti dulu sebelum mengenal Anindya Anton jadi uring uringan.

" Kenapa sich loe broo,? Come on lah hidup gak usah terlalu serius ." Ujar Anton saat menghubungi ku melalui panggilan telfon.

" Sorry Anton tapi gw fikir ada benarnya kalau gw memang harus berubah."

" Ya sudah lah... Semoga suatu hari nanti gw bisa menyusul jejak loe" Ujar Anton menghargai keputusan ku untuk perlajan meninggalkan dunia malam.

Ada keinginan untuk menemui Revy tapi bukan untuk seperti dulu having fun tapi kali ini aku ingin menemuinya karna aku ingin berunding dengan nya tentang kehamilan nya .

Yang dia sampaikan beberapa bulan yang lalu, Jika benar jika itu adalah darah daging ku maka aku akan berjiwa ksatria aku akan bertanggung jawab .

Tapi tentu saja melalui prosedur yang seharusnya setelah anak lahir aku akan mengajaknya untuk melakukan tes DNA.

Aku menekan nomornya dan mencoba untuk menghubungi nya tapi sayang nya di luar jangkauan, begitu juga dengan pesan yang aku kirim kan tidak kunjung bercentang dua.

Hinggga satu jam berlalu belum juga ada balasan pesan yang ku kirimkan aku merasa cemas sekaligus merasa sangat bersalah dengan nya Aku merasa takut dengan ucapannya saat itu .

Timbul inisiatif untuk menghubungi kantornya tidak sulit untuk mendapatkan nomor kantornya karena aku pernah bekerja sama dengan perusahaan tempat nya bekerja.

“ Selamat siang dengan pt surya synergy alam ada yang bisa saya bantu,? Sapa seorang perempuan yang mengangkat telfon ku

“siang bisa berbicara dengan Revy.” Sahut ku.

“Maaf dengan siapa saya berbicara?.”

“ Arya handoko.”

“ Baik pak arya tapi bu Revy sudah resign sejak beberapa bulan lalu.” Aku tersentak dengan keterangan yang di berikan oleh staff yang mengangkat telfon ku.

“Revy meliana resign?. Ujarku mencoba mengkonfirmasi ulang.

“ Betul bapak, ada hal lain yang bisa saya bantu?.” lanjut sang staff perusahaan tempat Revy bekerja.

“ Baik terimakasih.” Aku menutup telfon dengan perasaan kacau kemana lagi aku akan mencari Revy aku mengusap wajah berkali kali.

“ Ooouh **** !.” Aku benar benar di cekam rasa takut takut dengan karma atas sikap buruk ku pada Revy dan perempuan yang yang lain yang pernah aku permainkan perasaan nya demi ambisi ku membalaskan dendam ku atas pengkhiantan Soffie.

Aku tahu bahwa aku picik melampiaskan rasa sakit ku pada semua perempuan yang aku temui padahal mereka tidak ada sangkut paut nya dengan permasalahan ku kini tingggalah penyesalan yang ada di hati ku. “Semoga suatu hari aku dapat bertemu dengan Revy. “ Ujar ku dalam hati.

Kedekatan ku dengan Anindya telah mengubah sudut pandang ku tentang hidup, Wanita itu memang sangat berbeda dengan kebanyakan perempuan yang pernah dekat dengan ku hal itu yang membuat aku bertekat harus mendapat kanya.

Karena jenuh dengan rutinitas kantor dan kebetulan ini adalah week end aku memutuskan untuk window shopping ke sebuah mall di bilangan sudirman karena ada beberapa barang pribadi ku yang habis.

Tapi Langkah ku terhenti saat tanpa sengaja sekelebat mata ku menangkap bayangan sesosok perempuan yang aku sangat familiar ya itu Anindya.! Aku tidak salah lihat tapi siapa anak kecil yang di gandeng nya,? Wajah anak perempuan itu sangat mirip dengan wajah Anindya.

Aku mencari tempat untuk berlindung agar Anindya tidak melihat ku karena jarak kami semakin dekat , mereka melintas di depan ku dia begitu terlihat bahagia menggandeng anak perempuan yang wajah nya sangat mirip dengannya.

Di benak ku berkecamuk banyak sekali pertanyaan tentang siapa anak kecil itu apakah Anindya sudah menikah? Atau kah dia single parent? .

.

Kepala ku terasa sedikit pening memikir kan segala kemungkinan tentang Anindya jika dia telah menikah mengapa dia begitu welcome terhadap ku jika dia seorang single parent mengapa dia dia tidak pernah bercerita dengan ku padahal hubungan kami sudah sedemikian dekat.

Untuk bertanya secara langsung tentu saja aku tidak punya cukup keberanian selain tidak etis juga akan merusak hubungan yang sudah terjalin diantara kami.

Sementara Permasalahan ku dengan Revy belum menemukan titik terang kini muncul permasalahan baru, aku berusaha untuk tetap tenang seolah olah tidak terjadi apa apa aku memutuskan menunggu sampai Anindya yang bercerita dengan sendirinya .

Anindya memang sangat tertutup dengan kehidupan pribadinya selama ini,justru sikap nya yang misterius membuat ku tertantang untuk mendekatinya Sampai aku mendapati kenyataan yang membuat ku terkejut seperti hari ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Teman teman tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Mohon berikan dukungan dengan menekan tombol like , subscribe dan comment terimakasih❤️❤️❤️🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!