" Mas kenapa begitu egois.? saya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan tidak ada manusia yang sempurna mas." Ujar Soffie
" That's right tidak ada manusia yang sempurna, tapi perlu kamu tahu tidak ada laki laki yang Normal yang sudi menerima perempuan yang telah berselingkuh." Sahut ku tidak kalah sengit.
" Apa karena perempuan itu mas ngotot bercerai?!."
"Perempuan mana yang kamu maksud hah!, jika Anindya yang kamu maksud , kamu salah besar!" Sergah ku.
" Jangan libatkan siapa pun dalam urusan rumah tangga kita ini murni kesalahan mu!."
"Brengsek kamu memang mas!."
" Lebih brengsek perempuan bersuami tapi tidur dengan laki laki yang bukan Suaminya !."
Rumah yang dulunya sangat aku rindukan untuk melepas penat kini bagaikan neraka, aku tidak lagi merasa nyaman untuk pulang.
Anindya semakin menjaga jarak karena tidak mau disebut sebagai pelakor . yang tentu saja sebutan itu akan menurun kan value dia.
" Pagi Anindya apa kabarnya ?." Sapa ku dalam pesan yang aku kirimkan melalui chatting.
" Pagi, mas baik mas bagaimana kabarnya?." Balasnya aku merasa sedikit tidak nyaman karena percakapan dengannya terasa formal dan kaku.
"Tidak perlu terlalu formal lah."
"Maaf mas rasa nya lebih bijak jika kita saling menjaga jarak."
" Kenapa,?." Tanyaku.
" Mas status mas itu masih sebagai suami mbak Soffie, yang sah sebelum putusan cerai keluar."
" Sebentar lagi juga mas akan resmi menyandang status duda."
"Maaf mas ada yang harus saya selesaikan nanti kita sambung kembali ya." balas Anindya yang sekaligus menjadi chat terakhir dengannya.
Jujur tidak ada wanita yang menolak saat ku dekati berbeda dengan Anindya , meskipun dia tahu jabatan ku sebagai CEO sebuah perusahaan konstruski ternama tapi dia terkesan tidak tertarik .
Ya Anindya tahu betul siapa aku karena perusahaan tempatnya nya bekerja adalah rekanan bisnis perusahaan ku.
Tapi justru karena Sikapnya yang terkesan jual mahal ,membuat ku semakin tertantang untuk meraih hatinya.
Ternyata selain sebagai bussines development dia juga investor Ritel yang memegang saham di perusahaan ku.
Aku kembali bertemu saat perusahaan ku mengadakan Public Expo dia memberikan pertanyaan yang sangat cerdas.
" Ton lu dimana?." Tanyaku menghubungi sahabat ku sesama penikmat dunia malam
" Menikmati hidup. " Jawabnya
" Ya gw tahu tapi dimana gw nyusul nich."

"OK on the way." sahut ku segera ku pesan negroni untuk menemani malam ku karena aku tidak berniat sampai pagi karena akan meeting.
" Ton Lu tahu BD nya Ocean Empire?." Tanya ku sambil
" Anindya maksud lu?."
" Yups, salut sama dia She's Rare Female." Ujar ku.
Anton setuju dengan pendapat ku tentang Anindya.
" Kenapa lu mau sama dia?."
" Gw lebih merasa tertantang untuk dapetin dia."
" Yaelah broo ngapain ngejar yang susah susah tuch." Ujar Anton sambil menunjuk dengan dagunya dua orang perempuan cantik yang nampaknya juga Executive yang baru saja melintas di depan kami.
" No." Ujar ku sambil menggelengkan kepala
Dua perempuan itu tidak kalah cantik dengan Anindya hanya saja di mata ku pesona Anindya lebih memikat.
...****************...
" Risa tolong berikan berkas ini pada Vera minta untuk di revisi di beberapa bagian," perintah ku pada Risa Sekretaris ku
" Baik pak."
" Oh ya apa ada jadwal meeting hari ini?."
" Sepertinya tidak ada pak."
Setelah Risa meninggalkan ruangan kerja ku aku menghubungi Lawyers ku, untuk mengetahui sampai dimana progres perceraian ku.
"Selamat siang pak kira kira berapa lama lagi saya harus menunggu?."
" Selamat siang pak, paling tidak sampai satu minggu bapak sudah menerima akta cerai."
"Dan berita baiknya hak asuh anak jatuh ke tangan bapak."Jawab pak Wiguna yang membuat hati ku girang tidak ada ruginya aku membayar sedikit lebih mahal jika begini.
"Baik terima kasih."
Aku pulang di rumah aku melihat Soffie tengah mengemasi barang barang nya ada sedikit rasa kasihan saat melihat nya seperti ini.
Walau bagaimana pun dia adalah perempuan ynag pernah aku cintai dengan sepenuh hati .
"Lalu bagaimana selanjutnya rencana mu ?." Tanyaku.
" Apa peduli mas?," Tanya Soffie dengan pandangan penuh kebencian jika beberapa waktu yang lalu dia memohon mohon agar aku tidak menceraikannya kini pandangannya penuh rasa benci.
" Maafkan Mas ,Soffie tapi kesalahan yang kamu perbuat fatal."
"Sudah lah mas tidak perlu ada yang di bahas dan tidak perlu mengasihani Saya." Sahut nya sambil meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda.
...****************...
Aku merasa lega setelah perceraian ku selesai tapi aku juga merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup ku.
Meskipun belakangan hubungan ku dengan Soffie yang kini telah resmi menjadi mantan istri ku di warnai pertengkaran tapi saat melihat nya pergi ada sesuatu yang hilang.
"Akkkh entah lah!."
Apakah aku terburu buru mengambil keputusan untuk menceraikannya,? tapi sebagai laki laki aku merasa harga diriku benar benar di injak injak dengan pengkhianatan yang dia lakukan.
Tampak Soffie sudah siap untuk meninggalkan rumah ini dia menuruni tangga dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan wajahnya terlihat sendu, saat jarak kami sudah dekat
dia menyodorkan tangan mengajak ku bersalaman.
Aku menatap wajah ayu yang dulu sangat aku cintai itu tampak mata indah nya tergenangi cairan bening yang sebentar lagi Akan menetes.
"Saya pamit mas, semoga kelak mas mendapatkan pendamping hidup yang lebih baik."
Maafkan jika selama menjadi istri mas banyak membuat mas kecewa." Ucapnya dengan suara bergetar karena menahan tangis.
" Dan tolong jangan halangi saya untuk bertemu Alex kelak." ucapnya yang tak ayal membuat hati ku trenyuh
" Kamu tetap ibu nya Alex, ada bekas suami atau istri tapi tidak ada bekas ibu atau ayah apalagi bekas Anak ." Sahutku
" Terimakasih mas."
Melihatnya seperti ini hati ku tersentuh tapi nasi sudah menjadi bubur perceraian sudah di putuskan.
Lidah ku kelu tidak tahu harus mengucap kan apa, aku hanya diam mematung tanpa berkata apa apa aku yang tadinya berapi api ingin segera berpisah dengannya tiba tiba mendadak tidak mengerti apa yang sesungguhnya aku inginkan.
Soffie melepaskan jabatan tangan nya dan
melangkah keluar rumah diiringi Mbok Minah, yang membantunya mendorong koper yang berisi barang barang pribadinya.
Tiba tiba terdengar suara tangisan alex dia meronta dari gendongan suster yang mengasuhnya.
" Mama jangan pelgi." Serunya sambil menggapai gapai kearah Soffie Sejurus kemudian soffie berbalik arah menghampiri alex yang berada di gendongan suster.
" Anak pintar, alex disini sama papa nanti mama sering jenguk alex jangan nakal ya sayang." ujarnya sambil berlinang air mata di kecupnya kening putra semata wayang kami.
Dia segera berbalik badan dan meneruskan langkahnya.
"Soffie ...tunggu."
Mbok Minah dan Soffie menghentikan langkahnya dan menoleh kearah ku dengan tatapan mata penuh pertanyaan, aku berjalan menghampirinya dan merangkulnya.
"Jaga diri baik baik " Ucap ku sambil menepuk lembut bahunya , aku merasakan bahu Soffie berguncang tangisnya pecah dalam pelukan ku.
Segera kulepaskan rangkulan dan berjalan
menaiki tangga menuju lantai dua tanpa menoleh kearahnya lagi aku benar benar tidak sanggup melihatnya pergi.
Perasaan ku menjadi labil menjelang detik detik terakhir melihat Soffie meninggalkan rumah ini.
" Ouuh **** come on Arya bukan kah ini yang kamu ingin kan?." Ujar ku pada diri sendiri.
Aku jadi teringat sebuah quote yang pernah aku baca yang berbunyi.
"𝗜𝗻𝗴𝗮𝘁𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴-𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 yang pernah ada di dalam hidup mu 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗮𝗺𝘂 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗺𝘂, 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘁𝗮𝗺𝘂 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮. 𝗝𝗮𝗱𝗶, 𝗯𝘂𝗮𝘁𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗯-𝗯𝗮𝗯 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗹𝗮𝘆𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗰𝗮." - 𝗟𝗮𝘂𝗿𝗲𝗻 𝗞𝗹𝗮𝗿𝗳𝗲𝗹𝗱
Ikuti kisahnya ya teman teman disini kalian akan memgetahui seluk beluk dunia pasar modal Terutama Saham dan istilah istilah di Bursa saham lainnya yang saya rasa belum banyak yang menuangkan nya dalam bentuk Novel jangan lupa berikan 👍 comment dan subscribe sebagai bentuk dukungan kalian terima kasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments