Air mata

...~Happy Reading~...

"Bi!" Seru keduanya bersamaan.

Seketika keduanya langsung terdiam dan menatap satu sama lain. Bintang segera bangkit dan berdiri tegak, lalu pandangannya menatap ke arah seorang gadis yang berdiri di samping kekasih nya.

"Kamu ngapain disini?" tanya Bima lebih dulu membuka suara.

"Kalian yang ngapain disini?" Bukan menjawab, Bintang justru melontarkan pertanyaan yang sama untuk kekasih nya.

Jika Bintang sudah mengenakan seragam sekolah dan bersiap akan pergi ke sekolah. Berbeda dengan kekasih nya yang kini nampak mengenakan pakaian biasa namun rapi lengkap dengan koper dan ransel nya.

"Maaf, aku belum memberitahu mu. Kalau aku harus ke luar kota hari ini. Eyang ku sakit dan aku harus izin sekolah untuk beberapa hari," ujar Bima dengan raut wajah sedih.

Bintang mengepalkan tangan nya dengan cukup kuat, ia memejamkan matanya sekilas lalu menarik napas panjang. Ia bukan tidak kasihan melihat kekasih nya yang sedang bersedih, namun ia marah lantaran melihat kekasih nya yang membiarkan gadis lain menyentuh laki laki itu.

"Ayo!" ajak seorang gadis yang sejak tadi berada di samping Bima.

"Lo juga ikut Bima?" tanya Bintang pada akhirnya, "Bukannya lo wakil OSIS? dan kalau Bima izin, lo juga izin siapa yang ngurus?"

"Anggota OSIS bukan hanya kita berdua kali Bin," jawab gadis itu berdecak, "Lagipula gue juga ada urusan di sana."

"M—maksud nya?" tanya Bintang menatap kedua orang di depan nya.

"Rumah dia dan Eyang ku bersebelahan. Jadi—"

"Oh oke aku paham Bi. Tidak perlu di jelaskan," ujar Bintang tersenyum getir, "Hati hati ya di jalan. Aku harus buru buru ke sekolah." imbuh gadis itu, lalu ia hendak pergi, namun saat melewati Bima, laki laki itu segera menarik tangan kekasih nya.

"Bi, jangan marah," ucap Bima lirih.

"Hahaha aku mana bisa marah sama kamu Bi," balas Bintang tertawa, ia menyentuh tangan Bima yang kini tengah memegang lengan nya, "Aku hanya sedikit terkejut. Namun kini aku paham, kenapa kamu selama ini begitu betah di ruang OSIS dan mengabaikan ku."

"Bi!" seru Bima pelan, "Aku tidak pernah—"

"Bima.. Aku sayang kamu, hati hati ya. Semoga hatimu masih utuh saat kembali nanti," ucap Bintang menatap mata Bima lalu menepuk dada bidang laki laki itu sebelum akhir nya ia segera berlari keluar Bandara dengan hati yang kian terasa begitu sesak.

Ternyata benar apa yang di katakan oleh Angkasa. Bahwa kesibukan Bima bukan hanya semata mata tentang kegiatan OSIS. laki laki begitu nyaman dan betah menghabiskan waktu karena ada Tania.

Beberapa memori melayang, mengingatkan tentang saat saat kebersamaan nya dengan Bima, hingga laki laki itu meninggalkan nya ketika di cari oleh Tania. Bukan sekali dua kali atau tiga kali. Melainkan cukup sering, dan selama ini Bintang selalu berfikir positif, ia tidak begitu mempercayai omongan orang orang.

Karena Bintang begitu percaya dengan kekasih nya. Namun, melihat kedekatan Bima dan Tania kali ini, membuat Bintang merasa yakin bahwa di antara mereka berdua benar benar ada sesuatu yang tidak ia tau.

Bima bukanlah orang sembarangan yang mau di sentuh atau bisa dekat dengan gadis lain. Ia pikir, dirinya lah yang istimewa dan spesial karena hanya dia yang bisa menaklukkan laki laki itu. Namun ternyata dirinya salah, ada Tania yang selalu menemani Bima di belakang nya.

"Pak, ke sekolah sekarang!" ucap Bintang saat sudah memasuki mobil nya. Ia segera menyandarkan kepala nya pada kaca mobil, mengusap air matanya yang sejak tadi mengalir membasahi pipinya.

'Bima itu milik gue. Gue gak akan biarin siapapun ngerebut dia dari gue!' gumam Bintang menjerit dalam hati nya.

...~To be continue... ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***