Pulang bareng

...~Happy Reading~...

Sepulang sekolah, Bintang pun bergegas langsung pulang. Namun yang membuatnya begitu kesal, karena kekasih nya tidak bisa mengantarkan nya.

Padahal, tadi Bintang sengaja naik taksi karena Bima biasanya akan mengantarkan dia pulang. Tapi ternyata, ia masih cukup sibuk dengan kegiatan osis. Dan mau tak mau, akhirnya Bintang kembali naik taksi untuk pulang ke rumah.

Bruummm

“Setann!” umpat Bintang setengah berteriak, ketika melihat motor yang sangat ia kenal dengan tiba tiba berhenti di depan nya.

“Bareng yuk, aku anterin. Kemana pun kesayangan aku pergi,” kata nya dengan senyuman menggoda.

Bintang melirik ke arah sekitar, dimana banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang sambil menatap ke arah nya dengan tatapan tak suka. Memang sudah biasa, bagi siapapun yang berani mendekati mostwanted di sekolahan itu harus memiliki mental yang kuat untuk di bully. Dan itu yang membuat Bintang begitu malas dan jengah dengan sikap sang adik.

“Pergi gak lo, pergi!” usir Bintang memberikan tatapan tajam pada laki laki di depan nya yang tak lain adalah Angkasa.

“Sayang, ayo kita pulang!” teriak Angkasa malah dengan sengaja hingga membuat Bintang langsung membungkam mulut Angkasa dengan kasar.

“Bangke emang lo. Sad banget gue punya titisan adek kaya lo, setan!” umpat Bintang dengan berbisik menahan geram.

Bukan marah, Angkasa justru semakin tertawa terbahak bahak . Entah mengapa, setiap kali ia melihat sang kakak marah, justru ia malah merasa sangat bahagia, aneh bukan? Tapi begitulah Angkasa, justru kalau dia tidak aneh, itu pasti bukan Angkasa.

“Makanya buruan naik, atau gue teriak lagi,” kata Angkasa sedikit mengancam.

"Mendingan lo boncengin cewek lo aja kenapa sih! Kenapa harus gangguin gue!" kata Bintang menarik napas nya panjang, berusaha menahan emosi nya.

"Hari ini gue free. Makanya gue baik hati mau ngajak bareng," jawab nya dengan santai hingga membuat Bintang langsung berdecak.

"Udah ayo ih." Akhirnya, mau tak mau Bintang pun mengalah dan menumpang pada Angkasa. Meskipun dengan perasaan kesal dan marah, Bintang tetap saja harus berpegangan kepada laki laki itu, karena dia bila menaiki motor tidak mengenal aturan. Bahkan, lampu merah pun akan ia trobos tanpa memikirkan nyawa.

Dan sialnya, memang Angkasa seperti kucing yang memiliki banyak nyawa. Meskipun selalu ugal ugalan dan tak jarang mengalami kecelakaan, tak membuat anak itu kapok atau berhenti. Justru akan selalu mengulang dan mengulang, hingga membuat ayah dan bunda semakin kehabisan stok rasa sabar.

Beruntung, Sky dan Akas sangat jauh berbeda dengan Angkasa. Langit dan Jingga masih bisa berharap pada kedua anak laki laki nya. Mereka sangat anteng, pintar dan penurut. Hanya saja irit bicara dan sangat dingin. Bahkan, mereka sangat jarang berbicara, apalagi berinteraksi dengan orang luar. Di sekolah pun, mereka hanya berbicara seperlunya.

“Cowok lo kemana? Udah gak jemput gak nganter lagi.” Tanya Angkasa setengah berteriak.

“Lagi sibuk sama kegiatan osis!” jawab Bintang juga setengah berteriak karena kini keduanya masih berada di atas motor.

“Yakin cuma kegiatan osis? Bukan kegiatan cari pacar baru?” kata Angkasa dengan jahil menggoda lagi, hingga kini ia sukses mendapatkan hadiah berupa tampolan di kepala.

“Sakitt!” Bukan Angkasa yang mengaduh kesakitan, melainkan Bintang yang habis memukul kepala Angkasa. Ia lupa bahwa laki laki itu mengenakan helm, jadilah tangan nya yang lembut harus berciuman dengan helm yang begitu keras, bagaimana tidak sakit.

“Kualat kan sama adek nya. Makanya jangan durhaka sama adik ganteng tuh,” kata Angkasa terkekeh.

“Kebalik anjrr, lo yang selalu durhaka sama gue.” Seru Bintang tak terima.

Dan kembali berpegangan pada Angkasa, hingga tanpa ia sadari sejak tadi ada sepasang mata yang melihat interaksi keduanya dengan tatapan yang sulit di artikan.

...~To be continue .......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***