Tiara memandangi mobil Alex yang meluncur dengan cepat ke arah jalan yang menuju bandara.
"Bahkan untuk mengucapkan salam perpisahan pada ku pun kamu tidak sudi Al," lirih Tiara menatap nanar punggung mobil Alex yang lama-lama tidak terlihat lagi.
Tiara menghapus air mata nya dengan kasar sambil tersenyum masam dia berkata," kamu harus sadar diri Tiara, kamu itu siapa?"
Tanpa mereka sadari Tuhan telah memberikan hadiah salam perpisahan pada mereka, lebih tepat nya pada Tiara yang akan membuat mereka terikat satu dan lain nya suatu saat nanti.
Karena hari sudah mulai petang, Tiara kemudian memutuskan untuk kembali ke rumah nya untuk beristirahat. Besok dia akan melanjutkan kembali mencari pekerjaan. Untung saja tadi dia mendapat rezeki makanan dari Alex sehingga dia bisa makan enak malam nanti.
**
"Selamat tinggal Mutiara Ayunda, semoga kelak kita bisa bertemu lagi. Sekalipun aku merasa sakit hati dan kecewa dengan berita buruk yang beredar tentang mu akan tetap jauh di lubuk hati ku seakan tidak mempercayai ini semua," batin Alex memandangi foto Tiara di dalam ponsel nya yang dia ambil kembali dari folder pembuangan foto yang telah terhapus yang pada awal nya sempat dia hapus.
Saat bertemu dengan Tiara di mini market tadi, Alex sebenar nya ingin mengucapkan salam perpisahan pada Tiara. Akan tetapi ego dia lebih besar menguasai nya, jadi dia bersikap dingin pada gadis itu.
Drrrt...drrrt ...
"Iya halo...." sapa Alex dingin dengan orang yang menelpon nya.
[....................]
"Iya sebentar lagi aku sampai di bandara."
Tut....
Sambungan telepon terputus begitu saja membuat seorang wanita yang barusan menelpon Alex menjadi kesal.
"Lihat saja nanti, saat di Amerika aku pastikan kamu akan bertekuk lutut di hadapan ku," gumam Jesika dengan senyum devil nya.
Wanita yang menghubungi Alex tadi adalah Jesika, karena atas permintaan kedua orang tua nya terutama sang papa yang mengharuskan laki-laki tampan itu untuk berangkat bersama Jesika ke Amerika. Sebenarnya dia sangatlah malas untuk berangkat bersama gadis itu, akan tetapi keadaan yang memaksa nya.
Alex kemudian menghubungi teman-teman satu team nya di basket termasuk David untuk memastikan mereka sudah berangkat menuju bandara atau belum. Saat mereka masih berstatus pelajar, mereka memang sudah ada rencana untuk melanjutkan kuliah di tempat yang sama. Bisa dikatakan mereka akan mengikuti di mana Alex dan David akan berkuliah.
**
Tiara sampai di rumah dengan kondisi badan yang sangat lelah sekali. Dia sendiri juga heran, beberapa hari ini dia sering merasa cepat lelah. Gadis itu langsung membersihkan diri supaya tubuh nya terlihat fresh kembali, setelah itu dia akan beristirahat.
Hari demi hari telah di lalui, dan hasil nya pun tetap sama Tiara belum mendapatkan pekerjaan sama sekali. Dia sudah ke sana kemari untuk mencari pekerjaan akan tetapi tetap saja selalu tidak ada lowongan pekerjaan.
Gadis tujuh belas tahun itu sangat bingung sekali karena besok adalah jatuh tempo dari pembayaran ganti rugi angkot tersebut.
"Tidak ada jalan lain lagi, terpaksa aku harus menjual rumah ini. Ayah...Ibu....maafkan Tiara yang tidak bisa menjaga amanah kalian untuk merawat rumah ini. Tiara sangat bingung sekali bagaimana cara nya untuk mendapatkan uang sebanyak itu, Tiara sudah mencoba mencari pinjaman ke sana sini, Tiara juga sudah berusaha untuk mencari pekerjaan akan tetapi hasil nya pun sama,hiks...maafkan Tiara," tangis Tiara seakan pecah kembali karena merasa beban yang harus dia tanggung sangat lah berat.
Bayangkan saja, di usia nya yang masih terlalu muda seperti itu dia harus mengahadapi ujian hidup yang bertubi-tubi seperti itu.
Malam itu juga dia bergegas menemui pak RT untuk membantu nya menjual rumah peninggalan orang tua nya itu.
Sesampai nya di rumah Pak RT, Tiara langsung menyampaikan niat nya untuk menjual rumah peninggalan kedua orang tua nya itu. Dan untung nya pak RT sendiri lah yang akan membeli rumah itu. Tiara sangat lah bersyukur karena rumah itu terjual dengan harga yang sesuai.
"Sekali lagi Tiara ucapkan terima kasih pak, karena bapak mau membantu Tiara," ucap Tiara dengan senyum yang mengembang.
"Sama-sama Tiara, tapi maaf bapak hanya mampu membeli rumah mu dengan harga segitu," jawab Pak RT.
"Tidak masalah pak, segitu saja Tiara sudah bersyukur sekali, akan tetapi kalau boleh Tiara minta, ehm...bapak jangan menjual rumah itu pada siapa pun lagi ya pak? karena suatu saat nanti, jika Tiara sudah punya uang banyak Tiara akan membeli rumah itu kembali. Karena hanya rumah itu lah kenangan satu-satu nya yang Tiara punya dengan ayah dan ibu," pinta Tiara dengan mengatupkan kedua tangan nya.
"Insyaallah Tiara, bapak akan berusaha untuk menjaga rumah itu sebaik mungkin," pak RT berkata dengan mata yang berkaca-kaca karena merasa iba dengan nasib Tiara.
Setelah mendapatkan uang dari hasil penjualan rumahnya Tiara langsung melunasi semua tagihan hutang almarhum ayah nya termasuk uang ganti rugi angkot Bu Ida. Tiara merasa sangat lega sekali karena sudah tidak ada sangkutan hutang apa pun sekarang ini.
Dan hari ini dia memutuskan untuk pindah dari tempat itu dengan membawa sedikit uang dari sisa penjualan rumah itu. Dia berencana untuk mencari sebuah kontrakan kecil yang harga nya murah pasti nya, yang dekat dengan tempat kerja nya. Kebetulan sekarang Tiara sudah di terima berkerja di sebuah toko roti yang berada di pusat kota.
Tidak banyak yang Tiara bawa dari rumah itu. Hanya beberapa pakaian dan barang-barang peninggalan almarhum orang tua nya. Karena pada dasar nya dia tidak mempunyai barang berharga lain nya. Baju pun dia hanya mempunyai beberapa potong saja. Saat dia merapihkan lemari nya, tiba-tiba pasangan mata nya terfokus pada sebuah kemeja putih dengan Lebel AW Collection di kerah kemeja itu. Seketika dada nya bergemuruh saat melihat kemeja lucnut itu, ingatan nya akan malam naas itu berputar bak kaset kusut dalam otak nya.
Dia langsung mengambil kemeja itu dan berniat untuk membuang nya. Akan tetapi dia urungkan itu semua, dia sudah berpikir suatu saat nanti kemeja itu akan berguna bagi nya untuk mengungkap kebenaran yang terjadi malam itu. Tiara kemudian menaruh kemeja itu ke dalam tas ransel nya.
Sebelum meninggalkan rumah itu, dia menatap ke seluruh penjuru ruangan banyak kenangan-kenangan indah yang tersimpan di sana saat dia bersama sang ayah. Tanpa di sadari air mata nya menetes kembali. Dalam hati Tiara sudah bertekad untuk selalu kuat menjalani takdir yang sudah dipilih Tuhan untuk nya. Apa pun badai yang menerpa nya nanti dia sudah bertekad akan menghadapi nya.
"Bismillah....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Eni Nuraeni
heran sama david dlu aja mmbantu tiara ?skrg gk ada respon apa2,klo saja david brtnya sama tiara,bisa aja kan tiara curhat sm david..rani juga masa hilang kotak sih ?
2024-05-01
0
Neli Allen
TDK BS menahan air mataku turun Thor karena novelnya sangat menusuk hati JD spanjangku membaca ini cerita airmataku mengalir trus
2024-05-01
0
Rara Kusumadewi
semoga kakek Tiara yg dari ibunya orang kaya ....
2023-09-03
4