Tiara berjalan gontai meninggalkan ruang kepala sekolah. Hati nya sangat hancur dengan apa yang menimpa nya. Sesekali dia menyeka air mata yang terus jatuh di pipi nya. Rentetan kejadian dalam hidup nya beberapa hari ini seperti kaset kusut yang terus berputar di otak nya.
Dari malam naas yang dia lalui sampai kehilangan kehormatan nya dalam usia yang masih belia, kecelakaan tragis yang menimpa ayah nya, dan sekarang dia harus kehilangan beasiswa nya semua itu membuat Tiara ingin mengakhiri hidup nya saat itu juga. Tapi iman Tiara masih kuat, sehingga mampu untuk menepis pemikiran kotor seperti itu. Dia berpikir tidak akan melakukan hal bodoh yang bisa membuat kedua orang tua nya yang telah tiada tambah bersedih, cukup sekali dia membuat orang tua nya kecewa.
"Aku tidak boleh lemah, aku harus tetap menjadi Mutiara yang selalu berkilauan dalam keadaan apa pun, walaupun sekarang aku berlumuran dosa akan tetapi aku harus memperbaiki semua nya, semangat Tiara badai pasti berlalu," batin Tiara menguatkan diri nya sendiri.
Tiara masih bersyukur karena pihak sekolah masih mengeluarkan ijazah nya, setidak nya dengan selembar kertas itu dia masih bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazah nya itu. Untuk masalah beasiswa kedokteran nya yang pihak sekolah cabut, dia berusaha untuk menerima nya dengan ikhlas, sekalipun ada rasa kecewa dalam hati nya karena tidak bisa mengabulkan keinginan orang tua nya terutama almarhum sang ayah untuk menjadi seorang dokter.
"Maafkan Tiara ayah...." lirih Tiara sambil menatap selembar ijazah nya.
Bugh...
Tiara tanpa sengaja menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengan nya. Gadis itu mendongakkan kepala nya dan melihat sosok laki-laki yang dia kagumi selama ini.
"Alex...." gumam Tiara dengan suara yang sanga lirih bahkan sangat lirih sekali orang yang dihadapan nya pun tidak akan mampu untuk mendengar nya.
"Eh....ada cewe yang lagi viral nech...ngapain kamu di sini? masih punya muka kamu datang ke sekolah ini?" sindir Jesika yah ternyata ada di sebelah Alex dengan melingkarkan tangan nya di lengan kekar laki-laki tampan itu.
Tiara hanya diam mendengar perkataan Jesika, tanpa ingin menjawab nya sama sekali. Jika dia membalas tidak akan ada habis nya nanti Jesika menghina nya, diam adalah solusi yang baik. Tatapan Tiara dan Alex sejenak bertemu, Tiara bisa melihat tatapan jijik serta benci terpampang jelas di mata laki-laki itu, Tiara tersenyum miris dia tahu kenapa Alex menatap nya seperti itu. Walaupun ada rasa sakit dalam hati Tiara dengan tatapan Alex itu akan tetapi dia sadar diri siapa diri nya sekarang. Tiara langsung memutus tatapan nya dan beralih mengambil ijazah nya yang jatuh ke lantai saat bertabrakan dengan Alex tadi.
Saat dia ingin mengambil selembar kertas itu, tiba-tiba ada kaki yang sengaja menginjak kertas itu dan berjalan begitu saja. Untung saja kaki itu tidak menginjak tangan Tiara, karena gadis itu dengan sigap menarik tangan nya.
Seketika air mata Tiara menetes karena dia tahu siapa pemilik kaki yang begitu tega menginjak selembar ijazah nya itu.
"Alex...." hanya itu yang mampu dia ucapkan sambil menatap punggung laki-laki itu yang mulai menjauh dari pandangan nya.
Jesika yang berjalan di samping Alex hanya tersenyum sinis melihat Tiara yang berjongkok dengan tatapan yang sendu.
Setelah mengambil ijazah nya di lantai Tiara langsung berdiri dan berlalu dari tempat itu. Untung saja selembar kertas itu sudah terlapisi oleh plastik laminating, jika tidak sudah di pastikan jika ijazah itu akan kotor terinjak oleh sepatu mahal Alex.
Tiara berjalan menyelusuri trotoar jalanan. Dia sengaja tidak naik kendaraan umum saat pulang. Selama perjalanan menuju rumah nya, otak nya dipenuhi ribuan pertanyaan yang ingin dia ketahui jawaban nya.
Saat dia melihat sebuah halte bus, dia berhenti dan duduk di sana. Dia mengambil ponsel yang ada di dalam tas sekolah nya, dia mengecek grub sekolah untuk melihat kembali tentang foto yang beredar itu. Akan tetapi dia merasa terkejut karena diri nya sudah dikeluarkan dari grub sekolah sejak satu minggu yang lalu. Pantas saja foto itu Tiara tidak tahu karena dia sudah bukan anggota dari grub tersebut.
Sambil menghembuskan nafas nya kasar Tiara berkata," siapa yang telah tega berbuat seperti itu pada ku Ya Allah...aku yakin jika aku telah di jebak."
Setelah dirasa hati nya sudah membaik, Tiara kemudian melanjutkan kembali langkah nya menuju rumah nya.
Saat tiba di halaman rumah nya dia melihat seorang wanita paruh baya beserta dua orang laki-laki yang berbadan kekar menggunakan pakaian serba hitam sedang duduk di teras rumah nya.
"Siapa orang-orang itu?" gumam Tiara berjalan mendekati tiga orang dewasa itu.
"Nah...ini dia orang yang kita tunggu-tunggu dari tadi," ucap wanita itu.
"Maaf ibu ini siapa ya?" tanya Tiara se sopan mungkin.
"Saya ibu Ida, pemilik angkot yang biasa ayah kamu bawa, langsung saja ya.....kedatangan saya kemari ingin meminta ganti rugi atas hancur nya angkot saya karena kecelakaan itu. Karena ulah almarhum ayah kamu yang ugal-ugalan membawa angkot saya dan menyebabkan kecelakaan maka saya jadi rugi besar, angkot itu hancur tidak berbentuk lagi," kata wanita itu dengan nada penuh emosi.
Deg,
Dada Tiara seketika menjadi sesak mendengar penuturan mantan bos almarhum ayah nya itu.
"Maaf Bu, tapi di sini almarhum ayah saya adalah korban dan almarhum ayah saya buka penyebab utama dari kecelakaan tersebut."
"Halah....tetap saja, inti nya gara-gara almarhum ayah kamu, saya jadi rugi besar. Maka dari pada itu, kamu sebagai ahli waris satu-satu nya harus mengganti kerugian yang saya alami ini sebanyak dua puluh lima juta."
"Hah....!" Tiara seketika melongo dengan apa yang dia dengar. Bagaimana dia bisa mengganti rugi sebanyak itu.
"Tapi Bu....saya tidak ada yang sebanyak itu," ucap Tiara dengan tatapan memelas.
"Saya tidak mau tahu, dari mana kamu dapatkan uang tersebut. Jika dalam waktu satu Minggu kamu belum juga mendapatkan uang itu, maka rumah ini terpaksa saya ambil."
"Jangan Bu...Tiara mohon jangan ambil rumah ini, karena hanya ini yang Tiara punya sebagai peninggalan almarhum orang tua Tiara," kata Tiara dengan terisak.
"Oke....saya tidak akan mengambil rumah ini jika kamu bisa membayar ganti rugi itu. Ingat, waktu kamu hanya satu Minggu lho Tiara..." Bu Ida mengucapkan kalimat itu dengan nada penuh penekanan dan berlalu pergi dari hadapan Tiara beserta dua orang laki-laki itu.
"Ya Allah......cobaan apa lagi ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Neli Allen
Thor jangan buat Tiara terlalu sedih semua nya tergantung kepada author
2024-05-01
0
Ninik Ningsih
ya Allah ....apa kuat Tiara kuat
2024-04-24
0
LENY
YA ALLAH TEGA NTA BU IDA INI ORANG LAGI DPT MUSIBAH 😥😥SABAR TIARA TUHAN TDK TIDUR☹
2024-04-03
2