David tetap berjalan meninggalkan Tiara dan mengabaikan panggilan dari nya. Dia terpaksa melakukan itu, hanya dengan cara ini lah dia bisa membantu meringankan beban Tiara untuk membayar biaya ujian sekolah nya.
"Bagaimana ini, aku kembalikan ke David atau aku ambil saja," gumam Tiara sambil memandangi amplop coklat yang berada di pangkuan nya.
Saat Tiara lagi asik dalam pikiran nya tiba - tiba ada satu notifikasi pesan yang masuk ke ponsel nya. Dia membuka pesan itu ternyata dari David yang memberi tahu jika nanti ada seseorang karyawan dari cafe yang akan mengambil kostum badut itu. David juga minta maaf karena tidak bisa mengantarkan Tiara pulang karena masih ada beberapa urusan dengan team basket nya.
"Seperti nya aku bisa bertanya kepada orang yang akan mengambil kostum ini nanti, aku tidak mau menerima bayaran yang tidak seharusnya aku terima."
Alex masih terpaku di tempat nya melihat semua yang terjadi di sana. Dia meremas kasar botol air mineral yang dia beli untuk Tiara tadi dan membuang nya asal. Dia merasa kesal karena lagi - lagi dia tidak bisa menunjukkan perhatian pada wanita yang diam-diam dia sukai itu.
"Jadi Tiara bekerja seperti ini untuk membayar ujian sekolah. Dan aku yakin David sengaja melebihi bayaran Tiara untuk membantu nya," Alex bergumam sendiri sambil berjalan mendekati Tiara.
Tiara tidak menyadari jika Alex sedang berjalan menuju ke arah nya. Dia saat ini sedang sibuk merapikan kostum badut nya.
"Tiara...."
Deg,
Seketika Tiara menghentikan aktifitas nya dan menengok ke arah sumber suara yang sangat familiar di telinga nya itu.
"Alex...." lirih Tiara.
Mereka saling diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Baik Alex maupun Tiara hanya diam membisu.
"Maaf, aku harus pergi..." ucap Tiara beranjak dari tempat duduk nya.
Saat dia hendak berjalan meninggalkan Alex, tiba - tiba lengan tangan nya dicekal. Sontak dia menghentikan langkah nya tanpa ada niat untuk membalikkan badan atau sekedar menengok ke belakang.
"Tiara tunggu...jadi badut ini adalah kamu?" tanya polos Alex.
Tiara mau tidak mau akhirnya membalikkan badan nya dan tersenyum tipis menatap laki - laki yang nama nya telah bersemayam di dalam hati nya itu.
"Iya ini aku....kenapa? kamu malu jika ada teman satu kelas mu bekerja menjadi seorang badut? tenang saja....teman sekolah kita tidak ada yang tahu jika aku berkerja di sini menjadi badut. Jadi reputasi sekolah kita tidak akan terganggu sama sekali," Tiara berkata dengan tenang.
"Tapi kenapa harus bekerja menjadi badut Ra...kamu kan bisa ...." Alex belum selesai bicara tapi Tiara sudah memotong perkataan nya.
"Karena aku bukan kamu dan anak yang lain nya Al... yang dengan mudah nya mendapatkan segala nya tanpa harus bersusah payah terlebih dahulu, maaf...aku harus segera pergi," Tiara berjalan dengan cepat setelah berkata seperti itu.
Ada buliran bening yang tiba - tiba mengalir di pojok mata nya. Tiara langsung menghapus nya dengan kasar. Dia tidak ingin menjadi sosok wanita yang lemah karena keadaan.
"Aku tidak berniat menyinggung perasaan mu Ra, aku berkata seperti itu karena aku peduli pada mu. Aku tidak tega melihat mu bekerja seperti itu. Pasti itu sangat berat...." lirih Alex sambil melihat menatap nanar kepergian Tiara.
**
Tiara melepas semua atribut badut nya dan menyerahkan kepada orang yang David maksud tadi. Dia juga menanyakan tentang masalah bayaran untuk menjadi badut tadi berapa. Dan aneh nya orang tersebut menyebutkan nominal yang sama seperti yang Tiara terima tadi.
Walaupun Tiara merasa ada yang aneh dengan bayaran itu, akan tetapi dia akhirnya menerima nya.
**
Di ruang ganti team basket,
"Vid...bisa kita bicara sebentar," tanya Alex.
Hemm...
David tahu Alex pasti akan membicarakan masalah Tiara. Karena tadi dia sempat melihat Alex sedang berbicara dengan Tiara saat dia akan kembali menghampiri Tiara.
"Apa maksud mu memberikan pekerjaan seperti itu kepada Tiara hah...!" ucap Alex sedikit meninggikan suara nya dan mencengkram bagian atas kaos David.
David langsung menepis tangan Alex dengan kasar.
"Urusan mu apa hah! jika aku membantu Tiara..."
"Jelas itu menjadi urusan ku karena...." Alex menggantungkan ucapan nya.
"Karena apa...?" pancing David.
Alex tidak bisa berkata - kata apa - apa untuk menjawab pertanyaan David. Karena dia sendiri juga bingung kenapa bisa berkata seperti itu.
"Kenapa diam saja Lex...ingat Tiara itu bukan siapa - siapa kamu jadi siapa pun berhak untuk membantu Tiara atau memberikan perhatian. Jika kamu mempunyai perasaan pada nya kenapa kamu tidak pernah berusaha untuk membantu nya. Dan satu lagi yang perlu kamu ingat Lex,,,kamu sekarang sudah ada Jesika," ucap David dengan penuh penekanan pada setiap ucapan nya dan berlalu meninggalkan Alex.
"Aaarggh.....sial!" umpat Alex meninju salah satu loker yang ada di ruang ganti itu.
Tanpa mereka sadari sejak tadi ada sosok wanita yang mendengar kan semua percakapan mereka. Wanita itu sangat geram dengan apa yang dia dengar.
"Hallo....aku ada pekerjaan untuk mu nanti," kata wanita itu menelepon seseorang di seberang sana.
Setelah itu dia meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang penuh emosi.
**
Hari demi hari telah berlalu, ujian akhir sekolah pun sudah selesai dilaksanakan tanpa ada kendala apa pun. Semua siswa bisa mengikuti ujian itu tak terkecuali dengan Tiara. Gadis cantik itu pun bisa mengikuti ujian dengan lancar tanpa ada kendala dengan masalah biaya. Dia sangat fokus dengan ujian tersebut, karena dia sangat berharap bisa segera lulus dan mendapat kan nilai tinggi supaya dia bisa mendapatkan beasiswa untuk kedokteran.
Karena itu adalah impian nya sejak kecil, dia ingin membuat ayah nya bangga.
Horeee.....
Suara riuh sorak bahagia dari siswa - siswi kelas XII yang sedang melihat pengumuman kelulusan di mading sekolah.
Mereka saling berhimpitan dan bertabrakan hanya untuk melihat pengumuman itu.
"Ra...yok kita lihat pengumuman itu di mading, aku kok deg - deg an banget lho Ra. Aku lulus ngga ya, kalau sampai aku tidak lulus bisa - bisa nama ku dicopot dari kartu keluarga Subagyo lagi," ucap Rani.
"Hahahaha ....ngga mungkinlah seorang Ranisa Putri Subagyo tidak lulus ujian. Itu suatu hal yang sangat mustahil," kata Tiara sambil berjalan beriringan dengan Rani menuju papan Mading yang berada di koridor sekolah.
"Apa pun kan bisa terjadi Ra...jika Allah sudah berkehendak, emang kamu yang sudah jelas positif lulus. Secara siswi yang paling pintar seantero sekolah."
Tiara hanya menggelengkan kepala nya mendengar celotehan dari sahabat nya itu.
"Seperti nya masih rame sekali Ra....kita tunggu sampai agak sepi aja ya. Aku males banget saling berhimpitan seperti itu. Lagian jaman suda canggih seperti ini, pengumuman ujian kok ya masih di tempel di mading. Kenapa coba tidak di share lewat online aja," gerutu Rani.
Tiara hanya tertawa kecil melihat sahabatnya itu yang tidak berhenti mengomel terus.
Saat mereka sedang berdiri menunggu, tiba - tiba ada seseorang yang memanggil mereka dari arah kerumunan di mading.
"Tiara....Rani..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
david pasti
2024-05-23
2