"Alex.... maukah kamu menjadi pacarku?" ucap seorang gadis cantik dengan memegang setangkai mawar merah dan boneka beruang.
Sontak hal itu membuat Alex menatap tajam pada gadis yang telah berani mengungkap kan perasaan nya itu kepada nya.
Suara teriakan, beserta tepuk tangan dari seluruh siswa yang berada di lapangan itu pun menambah suasana menjadi riuh.
Terima....terima...terima....
Begitu lah teriakan dari para siswa yang berada di lapangan memberi support dan semangat untuk pasangan yang berada di tengah lapangan.
"Jika kamu menerima cinta ku maka ambil lah setangkai mawar ini, tapi jika kamu tidak menerima cinta ku maka ambilah boneka beruang ini," kata Jesika dengan suara yang sangat lembut.
Alex memandang ke sekeliling siswa yang ada di lapangan, dan lagi - lagi tatapan nya terpaku dengan seorang gadis yang berada di pinggir lapangan dengan memeluk sebuah buku di depan nya. Dia menatap lekat - lekat kedua bola mata gadis itu, karena kebetulan jarak mereka tidak lah jauh sehingga mereka bisa saling menatap dengan jelas.
Terlihat jelas dari tatapan gadis itu mengisyaratkan kepada Alex untuk tidak menerima cinta dari gadis lain.
"Jangan diterima Lex," lirih Tiara dengan menggelengkan kepala nya.
Entah keberanian dari mana sehingga dia berani mengucapkan kalimat itu, walaupun ucapan itu sangat la lirih dan Alex pun tidak dapat mendengar nya, tapi Alex bisa tahu apa yang Tiara ucapkan.
Alex tidak mampu menatap Tiara sehingga dia memutus pandangan nya dan beralih kepada Jesika kembali. Dia menatap setangkai mawar merah yang berada di tangan kanan Jesika dan boneka beruang di tangan kiri Jesika.
Tanpa berpikir panjang lagi dan tanpa sepatah kata pun akhirnya Alex mengambil setangkai mawar merah itu dari tangan Jesika. Hal itu langsung membuat suasana lapangan menjadi riuh dengan tepuk tangan seluruh siswa yang ada di sana.
"Makasih Lex sudah menerima cinta ku, I Love You....." kata Jesika yang langsung memeluk Alex dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Akhir nya aku lah pemenang nya, dan aku pemilik dari seorang Alexander Wiratama, thank you dad...." batin Jesika dengan tersenyum licik.
Tiara yang melihat adegan itu dihadapan nya merasakan sesak yang luar biasa di dada nya. Sehingga dia perlahan - lahan mundur dari kerumunan itu dan berlalu dari tempat yang membuat hati nya sakit.
"Kamu harus sadar diri Tiara....kamu dan Alex itu tidak sepadan, kamu hanya seorang pungguk yang merindukan bulan. Mana mungkin cowok seperti Alex mau melirik gadis seperti dirimu, sadar Tiara....ingat tujuan kamu di sekolah ini apa? jangan sampai perasaan mu ini mempengaruhi semua tujuan mu untuk menggapai cita - cita mu menjadi seorang dokter, ingat pengorbanan ayah kamu selama ini Tiara! monolog Tiara dalam hati mengingatkan diri nya sendiri sambil terus berjalan menuju tempat favorit nya perpustakaan.
Sesekali gadis cantik itu menghapus air mata yang menetes di pipi nya dengan kasar. Untung saja sepanjang koridor menuju perpustakaan sepi tidak ada siswa yang berlalu lalang seperti biasa nya. Jadi dia leluasa untuk menghapus jejak air mata nya tanpa ada yang melihat.
Sesampai nya di perpustakaan dia langsung menuju tempat duduk favourite nya di pojok. Dia menarik kursi yang menghadap ke arah lapangan basket supaya membelakangi lapangan itu. Kebetulan tempat favorit Tiara itu dekat jendela kaca dan menghadap ke arah lapangan basket. Dari sana dia bisa melihat dengan jelas kejadian yang sedang berlangsung di lapangan basket itu. Dulu, di sana lah dia sering mencuri pandang ketika Alex sedang bermain basket dengan team nya.
Tiara menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskan nya perlahan guna mengurangi rasa sesak dalam dada nya. Setelah di rasa sudah membaik, dia kemudian fokus kembali dengan buku kimia nya.
Alex mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru lapangan tapi dia tidak menemukan keberadaan Tiara di sana. Ada perasaan aneh dalam hati nya saat menyadari gadis itu sudah tidak ada lagi di lapangan.
"Apakah dia melihat semua nya tadi," batin Alex.
Jesika akhirnya melepaskan pelukan nya, dan menggandeng lengan Alex untuk menjauh dari lapangan. Adegan tadi di lapangan basket itu pun menjadi sebuah trending topik di sekolah itu dan media sosial.
Banyak siswi yang memuji pasangan yang baru saja jadian itu. Karena dilihat dari segi apa pun mereka memang pasangan yang sangat serasi. Yang laki - laki tampan dan yang perempuan juga cantik, mereka juga sama - sama berasal dari keluarga yang kaya raya, mereka juga merupakan siswa siswi yang berpretasi di bidang akademik dan non akademik. Tak ayal banyak siswa yang mengidolakan pasangan itu.
Akan tetapi banyak pula siswi yang patah hati sekarang ini, karena sang pujaan hati mereka kini sudah mempunyai seorang kekasih. Dan kekasih dari pujaan hati mereka bukan gadis yang sembarangan tentu nya. Dia adalah siswi yang paling populer dan kaya di sekolah itu. Mereka sampai membuat tagar hari patah hati se sekolah.
Foto dan video pernyataan cinta Jesika dan Alex pun sudah tersebar di dunia maya. Dan sampai juga di tangan Tuan Wiratama. Laki - laki paruh baya itu tersenyum puas melihat semua itu.
"Anak pintar, kamu memang selalu bisa diandalkan nak," gumam tuan Wiratama dengan tersenyum bahagia.
**
Di perpustakaan,
Tiara tidak bisa konsentrasi membaca sama sekali, pikiran nya masih tertuju dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Ucapan Jesika masih terngiang - ngiang di telinga nya. Bahkan adegan saat Alex mengambil setangkai mawar merah sebagai tanda menerima cinta Jesika juga terekam jelas di otak Tiara. Semua itu membuat dada nya sesak dan hati nya sakit sekali.
Saat dia sedang asik dengan pikiran nya, tiba - tiba ada seseorang yang menepuk pundak nya.
"Hai Ra...." sapa seorang cowok tampan dengan perawakan tak jauh beda dari Alex.
"Hai Dit...." jawab Tiara.
Cowok itu adalah Aditiya Saputra, teman satu team basket Alex. Dia dan Alex adalah teman akrab, dari kecil mereka sudah bersama.
"Kok ngga ikut gabung di sana?" kata Adit sambil menunjuk ke arah lapangan basket yang masih lumayan ramai.
Tiara menggelengkan kepala nya perlahan dan tersenyum tipis.
" Kamu sendiri ngapain ngga ikut gabung di sana juga," Tiara balik bertanya.
"Males aja.....ngga ada guna nya bagi ku."
"Ooh...." Tiara hanya menjawab dengan ber oh ria.
David memperhatikan Tiara yang kembali fokus ke buku nya.
"Kamu tidak bosan apa Ra, setiap hari bergulat dengan buku - buku pelajaran seperti itu."
Tiara lagi - lagi hanya menggelengkan kepala nya dengan tetap fokus membaca buku nya.
"Bearti gelar kutu buku yang anak - anak sematkan pada mu pas ya," ucap David sambil tertawa.
" Enak saja..." protes Tiara dengan mengerucutkan bibir nya.
"Dari pada kamu terus menggangguku dengan obrolan tidak jelas mu itu, lebih baik kamu baca buku - buku ini," ucap Tiara sambil menyerahkan beberapa buku pelajaran yang dia ambil di rak perpustakaan tadi.
"Astaga.....bisa ketularan jadi pintar nanti aku Ra..." David menepuk jidat nya dengan buku.
"Hahahahah...." Tiara palah tertawa melihat ekspresi David yang lucu menurut nya.
Ssst.....
"Jangan berisik !" teriak petugas perpustakaan.
Tiara dan David masih tertawa cekikikan dengan mulut ditutup oleh tangan mereka masing - masing.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka dengan mengepalkan kedua tangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
dr Adit jd David
2024-10-19
1
Raufaya Raisa Putri
typo
2024-10-19
0
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-10-05
0