Misi

Hans menatap tubuh sang putri yang terbaring lemah di ranjang. Dia berada di lab pria itu. Satu botol kecil sample darah sudah diambil, hasilnya ada di tangan Hans. Pria itu menatap nanar pada kertas yang ada di tangannya bergantian dengan melihat wajah Nara.

"Darahnya lagi-lagi bermutasi. Kali ini satu tingkat di atas yang hari itu kita ambil. Darah Nara semakin murni, dalam artian, kemampuannya dalam "membersihkan" semakin efektif."

Lucifer memejamkan matanya. Darahnya semakin murni, dan dia adalah seorang mind controller . Apalagi ini... Pengendali pikiran, satu kemampuan yang telah lama hilang dari semesta alam. Pada masanya, pengendali pikiran ini sangat ditakuti. Bagi yang sudah tingkatan tinggi. Dia bisa mengontrol pikiran ribuan orang sekaligus. Menjadikan mereka tunduk di bawah perintah si pengendali pikiran.

Yang menjadi pertanyaan Hans dan Lucifer adalah, suku ini sudah lama dikabarkan hilang. Bahkan keturunan terakhir mereka dikabarkan meninggal. Tapi kenapa sekarang Nara memiliki kemampuan itu. Hans jelas bukan keturunan suku utara, di mana terakhir kali suku itu diketahui sebagai pemilik keahlian tersebut.

"Apa mungkin Ailee?"

"Mungkin saja."

Lucifer yang baru saja datang, turut mengamati kertas di tangan Hans. Dia sudah tahu, kalau darah Nara bermutasi. Dia pikir akan semakin sulit menjaga gadis itu sekarang. Darah Murni dan pengendali pikiran. Jika orang di luar sana tahu, mereka akan berebut untuk mendapatkan darah Nara. Atau membuat Nara berada dibawah kendali mereka.

Hans berkata kalau Black Castle harus segera tahu. Kalau selain darah murni, Nara juga seorang pengendali pikiran. Untuk itu, Lucifer setuju. Hans meninggalkan Lucifer, membiarkan Lucifer menjaga Nara. Sementara dirinya akan melakukan tugasnya bersama Dominic.

"Minum ini."

Hans menyerahkan sebutir pil kecil pada Dominic. Pria itu sudah menunggu Hans di rooftop kantor Lucifer. Ekspresi wajah Dominic menyiratkan pertanyaan, haruskah dia menelannya...lagi. Tiap melakukan misi Hans akan memberikan Dominic sebutir pil yang mampu menyamarkan aroma manusianya. Dia yang darah campuran, sangat berbahaya untuk Dominic jika pihak lawan mengendus aroma manusia miliknya.

"Setidaknya lakukan itu demi ibumu. Kamu membuat Rin jantungan tiap tahu kamu pergi menjalankan misi."

"Karena itu aku tidak pernah memberitahunya kalau aku sedang ada tugas."

Cengir Dominic. "Minum saja."

Putra Krum itu memanyunkan bibirnya, meski pada akhirnya dia meminumnya juga. Demi Rin sang ibu yang masih hidup sampai sekarang berkat serum anti aging yang Hans ciptakan. Sama seperti Maria, istri Aiden juga meminumnya untuk mencegah tubuh mereka menua. Dengan kata lain, baik Rin maupun Maria selalu minum serum panjang umur.

Keduanya saling pandang, lantas mengangguk. Detik berikutnya, keduanya sudah muncul di sebuah bangunan mewah mirip kantor. Tapi dibawah bangunan itu, terdapat laboratorium yang sangat besar. Sama besarnya dengan lab Hans. Satu detik kemudian, keduanya sudah berada di sebuah tempat dengan rak berjejer. Inilah pusat data mereka.

Kredit Pinterest.com

Keduanya bergerak cepat. Mata keduanya memindai setiap rak. Mencari data yang mereka inginkan. Waktu mereka tidak lebih dari lima menit sebelum alarm berbunyi. Alarm peringatan adanya penyusup.

"Ketemu."

Hans memandang Dominic, pria itu langsung menyalin data lalu mengirimnya pada Excel yang sudah stand by di depan monitornya.

Detik berikutnya, alarm langsung berbunyi. Excel diujung sana langsung memperingatkan Hans dan Dominic untuk keluar dari sana. Ternyata begitu ada data yang dikirim keluar dari sana, alarm otomatis berbunyi. Bukannya segera keluar dari sana. Dua orang itu malah dengan santai mencari data lain yang mereka ingin ketahui.

Sampai sekumpulan pria dengan pakaian serba hitam, mengepung Hans dan Dominic.

"Sudah selesai?"

"Delapan puluh persen."

Dominic menutup laptop mini di telapak tangannya. Laptop transparan itu langsung menghilang begitu Dominic selesai menggunakannya. Keduanya berbalik dan berhadapan dengan para penjaga itu. Seringai Hans muncul. Dia sudah lama tidak menggerakkan tubuhnya. Dia terlalu sibuk di labnya.

"Siapa kalian? Beraninya menyusup masuk ke sini."

"Mereka tidak tahu kita, Paman."

"Mereka cuma tahu Nara."

"Ck..adik ipar itu populer sekali. Lucifer pelit, dia bahkan belum mempertemukan istrinya dengan kami."

"Kau sedang mengumpat putriku."

"Astaga Paman. Jelas aku menyebut Lucifer. Sensi amat sih."

Bisa kalian bayangkan keduanya mengobrol melalui pikiran mereka, sambil melawan puluhan orang yang terus menyerang mereka tanpa henti. Tanpa mereka tahu, diujung sana, Omega menatap layar monitor di hadapannya dengan seringai puas.

Bahkan Hans pun melakukan cara kotor untuk mendapatkan data yang dia inginkan dengan mencuri. Sebuah perintah Omega berikan pada seorang anak buahnya. Di tengah pertarungan di ruang sempit itu, seorang pria menyelinap masuk ke sana. Tanpa suara pria itu menyuntikan sebuah serum ke lengan Dominic, tanpa pria itu sadari. Kecilnya jarum suntik dan ukuran serum yang sudah diubah ke bentuk nano, membuat Dominic tidak menyadari hal itu.

Di sisi lain, Hans terus melawan para pria berhodie itu tanpa lelah. Hingga suara Dominic membuat Hans menoleh. Hal itu mengakibatkan kewaspadaan Hans menurun, sampai satu tusukan mengenai perut Hans. Pria itu meringis, setelah itu, mata Hans berubah merah. Dua taringnya mulai muncul. Dan jeritan segera memenuhi ruangan itu, ketika Hans meminum habis darah pria yang telah menusuknya. Darah di tubuh orang tersebut menyusut dengan cepat Seiring luka Hans yang perlahan menutup.

Braakkk

Hans melemparkan tubuh korbannya yang sudah tidak bernyawa, membuat yang lain langsung mundur ketakutan.

"Itulah akibatnya jika kalian bermain-main dengan vampir. Percayalah, lama-lama kalian yang akan dikorbankan untuk jadi makanan mereka."

Hans menyeka sudut bibirnya yang menyisakan noda merah. Lalu berbalik dan berjalan santai menuju Dominic yang mulai berubah.

"Tahan sebentar lagi. Kau bilang ingin bertemu iparmu. Nah sebentar lagi kau akan bertemu dengannya."

"Kalian menyebalkan. Jika aku tidak begini kalian tidak akan membiarkan aku bertemu dengannya."

"Nanti Lucifer cemburu karena kau akan tertarik padanya."

Dominic mendengus kesal. Merasakan sesuatu mulai berjalan di aliran darahnya. Sesuatu yang bisa merubahnya menjadi apa yang semua orang ingin hal itu terjadi padanya.

Sebuah ledakan Hans buat, dan tubuh keduanya menghilang saat itu juga. Dominic meringis lirih ketika Hans mendudukkan pria itu di kursi. Mereka sudah berada di lab Hans. Tak berapa lama Excel muncul di sana dengan beberapa jarum suntik dan sebuah serum di atas nampan.

"Mau berubah atau tidak?"

Hans mengikat lengan atas Dominic. Memperlambat laju aliran darah di sana.

"Katanya mau mempertemukanku dengan adik ipar."

Excel terkekeh, lantas menunjuk ke botol serum yang ada di depannya.

"Ini adik iparmu."

"Lama-lama kucekik juga kamu."

Kesal Dominic. Karena semua orang membohonginya. Hans langsung menyuntikkan serum penawar virus vampir ke lengan Dominic. Misi mereka berhasil meski Hans sempat terluka dan Dominic yang terkena virus vampir.

"Kenapa Paman masih tidak mau memberitahu Nara kalau Paman ayahnya."

Hans langsung menghentikan gerakan tangannya. Bukan karena terkejut soal ucapan Dominic. Tapi karena Nara berdiri di pintu masuk. Gadis itu terpaku, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

****

Ritualnya jempolnya jangan lupa..

Like, vote dan komen kalian selalu ditunggu...

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

eaah papa ketahuan ..
sama anaknya ....

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!