Takdir Tersembunyi

Kredit Pinterest.com

Dua bola mata Nara membulat sempurna begitu melihat ke mana Lucifer membawanya. Binar takjub jelas terpancar dari mata abu-abu Nara. Kala Nara melihat hamparan padang salju yang terbentang luas di hadapannya. Indah, sangat indah dalam penglihatan Nara. Sejauh mata memandang hanya ada warna putih yang yang terlihat.

Lucifer diam-diam mengulum senyumnya, melihat reaksi sang istri yang terlihat begitu bahagia, hanya dibawa ke tempat seperti ini. Untuk beberapa waktu, Lucifer membiarkan Nara memuaskan diri memandangi landscape padang salju yang memang Lucifer akui sangat indah.

Nara sendiri awalnya protes ketika Lucifer memintanya mendekat. Merapat ke arah tubuh pria itu. Hingga Lucifer sendiri yang menarik pinggang sang istri, memeluknya.

"Kau ini memang suka dipaksa ya."

Nara mendelik mendengar perkataan Lucifer. Meski detik berikutnya, Nara berganti memeluk tubuh kekar Lucifer, ketika dia merasa sesuatu seolah menarik dirinya.

"Tahan sebentar"

Nara memejamkan mata ketika sang suami mengajaknya menghilang. Melewati portal dimensi untuk berpindah tempat. Beberapa saat berlalu, gadis itu melepaskan pelukannya pada tubuh Lucifer saat merasakan udara dingin menerpa wajahnya.

Namun hal itu tidak berlangsung lama. Karena tubuh Nara dengan cepat menyesuaikan diri dengan suhu di tempatnya berpijak sekarang ini.

Mata Nara masih memutari tempat itu. Mengagumi tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

"Apa kau menyukainya?"

Lucifer bertanya sambil berjalan menjauhi Nara. Sang istri mengangguk antusias menjawab pertanyaan Lucifer.

"Bagus. Karena kita akan sering berkunjung ke sini."

Nara langsung memusatkan perhatiannya pada Lucifer yang sudah berdiri di hadapannya, dalam lingkup jarak satu meter. Sama dengan Nara, pria itu juga tengah memandang sang istri. Nara memang tidak tahu kenapa Lucifer membawanya ke tempat ini. Tapi satu hal yang dia tahu pasti, Lucifer mempunyai tujuan dengan membawanya ke tempat seindah ini.

"Mari kita mulai latihannya."

Dua pasang mata itu menatap satu sama lain. Hingga Nara mulai bersiap mengambil ancang-ancangnya. Di depannya, Lucifer tersenyum simpul melihat Nara akan menyerangnya.

"Serang aku."

Nara melesat cepat ke arah Lucifer, menyerang pria itu dengam tendangan dan pukulan bertubi-tubi. Kecepatan Nara luar biasa untuk seorang pemula. Gadis itu mampu melakukan teknik menendang sambil berputar. Untuk beberapa waktu Lucifer membiarkan Nara menyerangnya sesuka hati. Dia ingin tahu sejauh mana stamina Nara dalam hal bertarung.

Lima belas menit kemudian, Nara melompat mundur sembari memutar badannya. Ujung kakinya dia gunakan untuk mengerem tubuhnya. Gadis itu berhenti dengan tatapan menukik tajam ke arah Lucifer. Sementara di depan sana, Lucifer tersenyum.

"Kau lumayan juga untuk pemula. Tapi menurutku, seharusnya kau bisa melakukan lebih dari ini."

Lucifer merasakan energi tidak biasa menguar dari tubuh Nara. Energi yang menurut indera perasa Lucifer adalah energi yang telah lama hilang dari muka bumi. Beratus tahun lamanya, dia tidak lagi menemukan pancaran energi yang berada di tubuh Nara.

"Bukankah dia putri Hans dan Ailee? Kenapa dia bisa memiliki energi itu?"

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Lucifer. Hingga rasa penasaran itu membawa Lucifer untuk menemui Hans. Pria itu tentu terkejut saat Lucifer memberitahu kalau ada yang aneh dalam diri Nara.

Pria itu dengan jelas mengatakan kalau Nara adalah putrinya dengan Ailee. Tidak mungkin jika Nara memiliki energi di luar vampir atau manusia. Hans tahu siapa orang tuanya, tapi Ailee. Dia hanya tahu Ailee adik Erika, istri Yoon. Dan mereka bukan saudara kandung. Mereka sama-sama besar dan tinggal di panti asuhan.

Pria itu mulai mencurigai identitas Ailee. Dia pikir ada yang aneh dengan asal usul Ailee, soal siapa orang tuanya. Pada akhirnya, Lucifer untuk sementara harus menunggu hasil penyelidikan Hans. Selama menunggu itu, dia tetap melatih Nara di padang salju itu. Semakin hari, kemampuan Nara semakin meningkat. Gadis itu benar-benar mengagumkan.

Tapi Lucifer tidak heran. Dia adalah putri Hans, karakter dominan Hans menurun pada Nara. Termasuk kepandaian juga kemampuan Nara dalam betarung. Mengingat Hans adalah salah satu jenderal perang klan vampir di masa lalu.

Nara terengah setelah dipaksa selama setengah jam nonstop melawan Lucifer. Pria itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Bahkan sekedar untuk menarik nafas.

Nara menahan lututnya yang gemetar, hampir ambruk. Pria di depannya sangat mengerikan saat berada di medan pertemuan.

"Bangun!"

Lucifer melempar sebilah pedang ke kaki Nara. Dia akan mulai melatih Nara menggunakan senjata.

"Kak....dia sudah lelah."

Lucy berteriak dari belakang Nara. Dia dan Aro hari ini datang untuk melihat latihan Nara. Secara keseluruhan, kemampuan Nara sudah cukup mumpuni. Tapi karena Lucifer adalah tipe yang tidak pernah puas dengan satu hal, maka dia akan terus memaksa sampai mendapat hasil yang diinginkan.

"Jangan ikut campur. Dia harus kuat, dia harus bisa menghadapi mereka, meski sendiri."

"Kau tidak akan pernah meninggalkannya sendiri."

Celetuk Lucy di kepala Lucifer. Pria itu langsung menghunuskan tatapan membunuhnya pada Lucy. Tapi gadis itu sama sekali tidak takut.

"Aku bisa Lucy."

Suara Nara menghentikan situasi menegangkan antara Lucifer dan Lucy. Detik berikutnya, dua pedang itu saling beradu. Bunyi dentingannya sungguh memekakkan telinga.

"Dia benar-benar kejam pada istrinya. Dia pikir Nara musuhnya di luar sana apa."

"Kau tahu jelas kalau bukan itu tujuannya."

Lucy memanyunkan bibirnya mendengar Aro yang selalu membela Lucifer. Di depan sana terdengar bunyi braaakk, diikuti lengkingan suara Lucifer yang penuh amarah.

"Lemah! Bagaimana kau bisa melawan May jika kau lemah begini."

Maki Lucifer, pria itu membuang pedangnya. Wajah Lucifer sudah berubah merah. Dia kesal. Dia tahu kekuatan Nara belum maksimal. Ada sesuatu dalam diri Nara yang belum sepenuhnya keluar.

Di depannya, Nara berusaha untuk bangun. Lucifer tidak melukainya, tapi staminanya yang mulai menurun membuat dirinya lengah hingga dia terkena sabetan pedangnya. Pipinya tergores oleh pedangnya sendiri. Ketiga vampir di hadapannya mulai kelabakan. Aroma darah Nara seketika membangkitkan sisi vampir ketiganya. Tapi Lucifer dengan cepat menguasai diri. Dilihatnya Nara yang sudah berdiri, dengan sorot mata mengandung kemarahan.

"Ayolah, Nara. Kau bisa melakukan lebih dari ini."

Lucifer seketika menggeram ketika sesuatu terasa menekan pikirannya. Ada yang berusaha masuk ke pikirannya. Padahal selama ini hanya anggota keluarga Black Castle yang bisa menerobos masuk ke pikirannya.

"Inikah energi yang selama ini tersembunyi dalam tubuh Nara. Dia adalah seorang pengendali pikiran."

Di tempatnya, Hans langsung membuka matanya. Dalam tubuh putrinya, mengalir darah seorang pengendali pikiran. "Ini tidak mungkin"

Sementara di tempat Cairo, pria itu tersenyum.

"Satu lagi takdir tersembunyi untukmu, Lucifer."

Di sisi Lucifer, pria itu tampak berusaha menahan serangan Nara. Dia terlihat mulai kewalahan hingga tiba-tiba saja, tubuh Nara mulai melemah. Lantas ambruk begitu saja di padang bersalju itu.

"Nara, putriku. Kamu berhasil sekarang."

"Mama....."

****

Ritual jempolnya jangan lupa,

Like, vote dan komennya ditunggu selalu 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Rieny Sartika

Rieny Sartika

kayaknya bukan emaknya deh yg pengendali pikiran,tp leluhurnya tepatnya.....low emaknya gk mungkin hans gk tau...🤔🤔🤔

2023-07-22

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

eh merinding, emaknya Nara pengendali pikiran kah ..
keren euy ....

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!