Cinta Seiring Waktu

Lucifer menatap tajam pada Nara. Sementara yang ditatap sibuk menutupi mulut, dengan wajah senantiasa menunduk. Di tangan Lucifer, segelas darah tengah dimainkan oleh pria itu. Seperti halnya darah dalam gelas Lucifer yang berputar saat digoyangkan oleh sang suami. Seperti itulah juga kira-kira keadaan perut Nara. Berputar dengan rasa mual yang semakin menyiksa.

Lucifer, pria itu bukannya tidak tahu dengan keadaan Nara. Tapi pria itu tengah berusaha membiasakan Nara untuk berinteraksi dengan darah. Gadis itu akan berada dalam lingkungan vampir untuk kurun waktu yang lama. Dan vampir, identik dengan darah.

"Jangan menundukkan wajah saat orang lain tengah bicara."

Lucifer meminum darah yang ada di gelas. Nara yang ingin mengangkat wajahnya, buru-buru menunduk lagi.

"Mual."

Lirih Nara. Tidak tahu kenapa, dia tidak masalah dengan darah yang berasal dari orang-orang yang dia bunuh hari itu. Tapi melihat Lucifer meminum darah. Dia sama sekali tidak sanggup melihatnya.

"Kau harus terbiasa. Aku vampir. Dan hidupku selalu berkaitan dengan darah."

"Entahlah."

Nara memilih kabur dari sana. Dia tahu, vampir selalu minum darah. Tapi...entahlah dia sendiri tidak tahu dengan apa yang dia rasakan.

"Dia mengalami trauma karena tenggelam saat dia lari bersama Ailee waktu itu."

Hans mengusak rambutnya kasar. Melihat hasil pemindaian memori yang dilakukan Excel. Sementara di dalam sana, di sebuah ruangan kaca tembus pandang. Nara terbaring dengaan satu kabel tertempel di pelipisnya.

Semua adalah salahnya, dia tidak bisa melindungi Nara maupun Ailee, sang istri waktu itu. Kekacauan yang terjadi berlangsung cepat, hingga Hans tidak bisa meminta bantuan pada Black Castle.

"Bisa kita menghilangkan itu?"

Hans bertanya sembari menatap wajah ketakutan Nara. Sebenarnya Lucifer mampu menerobos masuk pikiran Nara dan bisa melihat trauma Nara, tapi pria itu tidak ingin menyakiti Nara. Membobol paksa memori akan membuat sakit kepala yang lumayan hebat. Jadi dia meminta Hans untuk memindai memori Nara.

"Ya .....dia harus bisa keluar dari sana. Hans...lihat ini."

Excel menyingkir dari hadapan layar monitor besar di hadapannya. Terlihat visual seorang wanita yang sangat cantik. Tanpa sadar, Hans mengusap lembut wajah itu. Seiring air mata yang mengalir di wajah pria itu.

"Aku merindukanmu, Ailee. Sangat merindukanmu. Aku pikir akan menyusulmu, setelah semua selesai. Tapi ternyata, aku tidak bisa melakukannya. Putri kita masih memerlukan perlindunganku. Dia belum bisa memutuskan."

Ailee menghilang bersamaan dengan Nara yang menghilang saat itu.

"Mama, jangan tinggalkan Nara. Nara takut sendirian. Nara tidak punya siapa-siapa."

Rintih Nara dalam tidurnya. Visual Ailee tersenyum sembari mengusap lembut pipi Nara.

"Nara tidak pernah sendiri. Ada banyak orang yang ada di sekitar Nara yang sayang dengan Nara."

Nara tersenyum kala itu. Detik berikutnya, visual berubah. Nara berteriak keras dalam tidurnya. Tubuhnya bergerak liar. Hingga Hans seketika muncul di samping tubuh Nara. Pria itu memeluk tubuh Nara. Berusaha menenangkan gadis itu.

Sementara monitor di depan Excel, menampilkan adegan Nara yang melompat ke air terjun, sembari melihat ke arah Ailee yang berada dalam cekalan para Hunter.

"Mamaa.......!"

Byur.....

Tubuh Nara langsung tenggelam dalam kedalaman air yang langsung menyeret tubuh Nara. Menghanyutkannya, tanpa tahu arah tujuan.

"Tenanglah, sayang. Kamu tidak sendiri sekarang. Papa akan selalu menjagamu. Papa akan selalu ada di sisimu."

Hans membatin sembari memeluk tubuh Nara yang mulai tenang. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Nara adalah putri Hans dan Ailee. Identitas Nara memang disembunyikan. Mengingat Hans menciptakannya dengan takdir berat di pundak sang putri. Tapi dia juga terpaksa melakukan itu.

Cairo mengatakan Darah Murni tidak dianugerahkan lagi setelah era Ara, karena itu Hans memilih menciptakannya. Dan itu adalah putrinya. Hanya saja dia sedikit gusar ketika nama Lucifer keluar sebagai Yang Terpilih.

"Kita bakal jadi besan nih."

Hans selalu kesal kalau teringat Luis yang selalu menggodanya jika bertemu. Hans agak ragu dengan Lucifer karena sifat kaku pria itu pada orang lain, yang kadang membuat orang geleng-geleng kepala. Belum lagi sikap seenaknya sendiri. Tukang paksa. Persis seperti Luis, sang ayah.

Kenapa juga bukan Lucio yang jadi Yang Terpilih. Hans lebih nyaman bicara dengan Lucio. Adik Lucifer itu punya pribadi yang menyenangkan. Meski kalau dengan orang luar. Sifat tukang paksanya juga keluar.

Hans masih memandangi wajah Nara yang mulai terlelap. Untuk hari ini dia akan membiarkan Nara beristirahat. Tidak perlu masuk lab.

"Ehemmmm, Hans aku pikir kau perlu melihat ini."

Excel menggeser tubuhnya ke samping. Hingga dua visual di layar monitor membuat Hans mendelik.

"Dasar anak Luis, kurang ajar!"

Lucifer memejamkan mata mendengar umpatan Hans. Dia tahu benar kalau pria itu tengah memakinya.

"Kenapa?"

Aro bertanya melihat ekspresi tidak biasa di wajah Lucifer.

"Ayah mertua marah aku mencium putrinya."

Aro tersenyum simpul. Ayah mana yang tidak marah kalau putrinya main disosor pria lain. Apalagi ini Hans. Pria yang terkenal sangat protektif pada orang yang dia sayang. Terlebih Nara, berapa lama dia mencari. Sampai akhirnya Lucifer yang membawa sang putri ke hadapannya.

"Lagian kamu main sosor aja."

"La kan kami sudah menikah."

"Lalu kau bisa melakukan apapun padanya. Hans akan menggantungmu di aula Black Castle jika kau berani macam-macam pada putrinya."

Tumben ni kulkas 15 pintu banyak omongnya.

"Aku hanya menciumnya. Tidak lebih."

"Hans tidak rela menyerahkan Nara padamu, jika kau belum mencintainya."

Lucifer terdiam. Kata-kata Aro sedikit menyentil hatinya. Pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi. Cinta....hanya syarat itu yang Hans minta saat dia mengusulkan pernikahan sebagai jalan untuk membuat Nara selalu dalam pengawasannya 24 jam.

Dia tahu, dia tertarik pada sosok Nara sejak gadis itu lahir. Karena rasa itulah, dia mengusulkan pernikahan sebagai jalan untuk melindungi Nara. Awalnya Hans, menolak mentah-mentah ide Lucifer. Dia tidak ingin, putrinya hanya jadi korban sebuah rencana tanpa kepastian atau sejenisnya.

Namun pertimbangan dari Cairo membuat Hans mau tidak mau menerima usul Lucifer.

"Hanya ditangan Yang Terpilih, Darah Murni akan aman. Mereka akan melewati banyak rintangan tapi percayalah keduanya bisa saling bekerjasama untuk mengatasinya. Dia akan mendapat perlindungan terbaik. Keduanya selalu terhubung satu sama lain."

"Aku akan menyetujui rencana ini. Tapi dengan syarat, kau tidak boleh menandainya kecuali ada cinta di antara kalian."

Dua kali Hans memperingatkan Lucifer. Hans tidak ingin Nara terperangkap dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Dia ingin sang putri hidup bahagia.

Lucifer menarik nafasnya pelan. Sebuah gelas berisi darah, melayang ke arahnya. Nara saja sendiri sampai sekarang belum bisa menerima dirinya. Bagaimana bisa mereka menghadirkan cinta di antara keduanya.

"Sulit sekali."

"Apanya?"

"Jatuh cinta."

Giliran Aro yang menarik nafasnya.

"Bukan sulit. Tapi belum terbiasa. Kau memang tahu Nara sejak lahir. Tapi kau belum biasa dengan keberadaannya di sisimu. Cinta karena terbiasa. Atau cinta seiring waktu. Mungkin itu cocok untuk kalian."

****

Ritual jempolnya ditunggu...

Like, vote, gift dan komennya jangan lupa 😘😘

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

kan bener tebkaanku... nara putrinya Hans...
babe protektip bener yak sama nara, hihihi lucifer semangaaat 💪💪💪
aku mendukungmu biar babe Hans menerimamu

2023-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!