Bimbang

Kredit Pinterest.com

Nara duduk di atas kasur sambil memeluk lututnya. Dia diantar kembali ke apartemennya setelah Nara bersikeras menolak untuk tinggal dengan Lucifer. Pria yang mengaku sebagai suaminya.

"Suami? Menikah? Yang benar saja?"

Nara menertawakan dirinya sendiri. Dalam semalam statusnya berubah menjadi istri seorang pria yang dia tidak kenal.

"Aku pasti sudah gila!"

Nara malah memukul kepalanya. Hingga satu pesan masuk ke ponselnya.

"Jangan memukul kepalamu. Kamu bisa terluka."

Nara membulatkan matanya. Gadis itu melirik ke sana ke sini sambil mencari. Lucifer tertawa dari kantornya yang berjarak delapan blok dari apartemen Nara.

Gadis itu seketika melempar ponselnya. Takut.

"Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakitimu."

Nara masuk ke dalam selimutnya. Menyembunyikan tubuhnya di sana, begitu suara Lucifer masuk ke kepalanya.

"Dia ini sebenarnya apa? Kenapa bisa tahu semua yang ada di kepalaku?"

"Maka berhati-hatilah dengan isi kepalamu."

Ha? Nara menenggelamkan kepalanya dalam tumpukan bantal.

"Punya suami kaya intel, kaya cenayang...hiiii."

Lucifer untuk pertama kalinya tertawa dalam hidupnya. Pria itu benar-benar heran dengan isi kepala Nara. Lucifer lantas teringat bagaimana shocknya Nara, ketika dia mempertegas status diantara mereka.

Terlebih ketika Lucifer menunjukkan bukti pernikahan mereka. Mereka resmi menikah sesuai aturan di negara itu. Nara langsung merosot lemas dibuatnya. Ketika Nara bertanya kenapa dia tidak mengingat pernikahan mereka, Lucifer menjawab, kalau Nara mengalami kecelakaan dan sedikit hilang ingatan. Lucifer mengaku kalau baru menemukan dirinya kemarin.

Nara melongo mendengar penjelasan Lucifer. Karena Nara masih belum terima dengan status mereka, maka Nara minta dibiarkan untuk tinggal di tempat lamanya.

Lucifer tidak menolak keinginan Nara. Hanya saja, pria itu meminta Nara untuk memakai cincin pernikahan mereka juga gelang penghubung yang pernah terbawa oleh Lucifer beberapa waktu lalu.

Hari itu Nara memilih tidak masuk bekerja, dua hari dia absen. Hingga ponselnya terus saja berdering tanpa henti. Namun Nara mengabaikan itu semua. Sebenarnya Lucifer meminta Nara untuk berhenti bekerja tapi gadis itu menolak.

"Aku belum menerima pernikahan ini. Jadi jangan banyak mengaturku."

Pria itu kembali terdiam. Maksud Lucifer, dia akan memindahkan Nara ke tempat yang lebih dekat dengannya. Atau menuruti saran Hans, menempatkan Nara di lab pria itu.

Kredit Pinterest.com

Nara menatap cincin bermata ungu yang kini melingkar di jari manisnya. Lucifer sendiri yang memasangkannya. Nara sekali lagi tidak percaya. Dia sudah menikah? Mungkin ini akan jadi prank paling heboh yang pernah dia terima. Tapi nyatanya ini bukan prank, ini nyata. Bahkan di ruang tamu penthouse Lucifer, terpampang foto pernikahan dirinya dan Lucifer yang super besar.

Tanpa Nara tahu, cincin itu adalah batu penyegel aura. Batu yang mampu meredam aura dan aroma darah Nara yang sangat memikat. Di mana Ara dulu pernah memakainya. Lucifer meminta batu tersebut dari Cairo.

*

*

"Kamu kemana aja sih kemarin? Dinner gak nongol. Telepon gak dianggak. Ponselmu kecebur kolam ya?"

May, satu teman Nara yang super cerewet tapi super perhatian, langsung memborbardir Nara dengan sederet pertanyaan begitu melihat gadis itu duduk di tempatnya bekerja.

Nara hanya menjawabnya tanpa suara, "nanti." Karena suara mereka mulai tenggelam dalam bisingnya suara mesin di sekeliling keduanya. Hingga Nara bisa bekerja dengan tenang sampai makan siang tiba.

"Hari ini pulang ke penthouse."

Satu pesan masuk ke ponsel Nara. Gadis itu langsung menggigit bibirnya.

"Jangan lakukan itu."

Nara langsung menghentikan ulahnya. Bingung, satu kata itu yang masih bercokol di benaknya. Sebenarnya apa yang tengah terjadi dengan hidupnya.

May hampir melompat dari duduknya, ketika Nara memberitahu May apa yang terjadi dengannya. Semuanya tanpa terkecuali. Mulut May menganga lebar mendengar siapa nama suami Nara.

"Kau tahu siapa dia?" May bertanya dan Nara menggeleng. May lantas mengulik ponsel canggihnya. Lalu memperlihatkannya pada Nara. Foto Lucifer terpampang di sana.

"Ini suamimu?"

Nara mengangguk, May menggelengkan kepalanya. Lalu mengetik sesuatu, lalu menyerahkannya pada Nara. "Lucifer Demetri Verona, CEO dari VR Group."

"Maksudnya?"

"Kamu Bu CEO-nya."

May melirik ID Card Nara di mana tertulis VR Group di sana. Nara membulatkan matanya. Dia menikah dengan pemilik tempatnya bekerja. Tidak mungkin.

Nara memandang May dengan tatapan tidak percayanya. Ini pasti bohong. Pada akhirnya dia begitu ingin bertemu Lucifer, dan menanyakan semuanya. Dia sangat penasaran dengan info yang May berikan padanya. Gadis itu jadi tidak sabar menunggu waktu bekerjanya selesai.

Nara bahkan mengabaikan ledekan May, soal dirinya yang sudah rindu dengan suami tajir dan tampannya. Begitu dia selesai scan, gadis itu langsung melesat keluar dari area pabriknya. Bermaksud mencari taksi. Sampai kemudian dia malah berdiri diam di tempatnya. Dia tidak tahu harus mencari Lucifer ke mana.

Hingga Nara hanya bisa berjalan gontai, tanpa tahu tujuan. Pikiran Nara kosong. Tidak fokus. Bahkan bunyi klakson mobil truk pun tidak dia dengar. Supir truk terkejut melihat Nara yang tiba-tiba menyeberang padahal lampu hijau.

Bunyi klakson terus berbunyi, dan jarak truk dengan Nara semakin dekat. Supir truk itu sudah tidak bisa mengerem lagi. Bisa dipastikan kalau tabrakan tidak bisa dihindari lagi.

Kerlip lampu truk membuat Nara menoleh. Mata gadis itu membulat melihat mobil truk yang melaju ke arahnya. Saking terkejutnya, Nara malah diam di tempatnya. Tidak bergerak sama sekali.

Truk itu semakin cepat dan ...ciittttt.....brraaaakkkkkk.......Hening sesaat.

"Kamu tidak apa-apa?"

Suara baritone itu membuat Nara membuka matanya. Seketika wajah Luciferlah yang nampak olehnya. Sesaat dua pasang mata itu saling menatap, hingga suara pintu mobil yang dibuka memutuskan kontak mata mereka. Bisa Nara lihat, bagian depan truk itu penyok karena ditahan oleh tangan Lucifer.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Itu tidak penting."

Lucifer membantu Nara berdiri, menemui supir truk yang shock melihat Nara tidak apa-apa. Menurut perkiraannya, tubuh Nara pasti luka parah. Nyatanya tidak, Nara baik-baik saja. Ditambah kehadiran pria yang tiba-tiba muncul di sana. Aneh, begitulah yang ada di benak supir truk itu.

"Maafkan saya. Saya melamun dan tidak memperhatikan jalan."

Nara meminfa maaf, karena memang dirinya yang bersalah.

"Makanya kalau nyeberang lihat-lihat. Pakai mata. Jangan melamun. Nanti kamu ketabrak, nyalahin saya. Padahal kamu yang salah!"

Salak supir truk itu. Lucifer naik pitam mendengar ucapan kasar supir truk tersebut. Pria itu sudah mengepalkan tangannya ingin memukul supir truk itu. Tapi Nara yang melihat, langsung mencekal tangan Lucifer. Satu kode dari mata Nara, membuat Lucifer mengurungkan niatnya.

Setelah beberapa kali meminta maaf, akhirnya supir truk itu berlalu. Meninggalkan Nara dan Lucifer yang berdiri di pinggir jalan. Setelah beberapa waktu, Nara baru sadar kalau tangan Lucifer sangatlah dingin. Wanita itu buru-buru melepaskan cekalan tangannya. Kembali menatap penuh rasa penasaran pada Lucifer.

"Siapa kamu sebenarnya?"

Lucifer terdiam mendengar pertanyaan di benak Nara. Pria itu bimbang, soal memberitahu siapa dirinya. Apa ini waktu yang tepat, mengingat mereka baru bertemu dua hari yang lalu.

*

Jangan lupa ritual jempolnya ya 😘😘

***

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

wkwkek suamiku CEO ku hihii

2023-01-21

1

IG: @sskyrach

IG: @sskyrach

sudah takdir mungkin 🤔

2023-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!