Makan malam

"Alex." Gumam Bella pelan

mereka saling menatap, sebelum akhirnya Bella tersadar, dengan terlambat berbalik mencari tempat persembunyian yang aman.

Sayangnya, lelaki itu lebih cepat.

Dengan mudah ia mencekal lengan Bella dan menariknya masuk ke dalam lift yang saat itu sedang kosong.

"A alex." Bella dengan sia-sia berusaha melepaskan diri dari cekatan lelaki itu.

"Bella." bisiknya tepat ditelinga Bella, membuat wanita itu menggeliat tak nyaman dan risih.

Mengabaikan tubuh gemetar wanita itu didepannya, tanpa ragu Alex menundukkan kepalanya cukup rendah untuk bisa mengecup pipi Bella sekilas. Menimbulkan rona merah yang sangat ia sukai. "Apa yang kau lakukan disini?"

"Bu-bukan urusanmu." Ujar Bella Gugup

Saat Alex kembali mendekatkan wajahnya, tiba-tiba pintu lift kembali terbuka. Membuat Alex terpaksa mengendurkan cengkraman nya pada lengan wanita itu, dan perlahan, tanpa menarik perhatian, ia menarik tubuh Bella ke belakang tubuhnya.

"Sekarang kau mau kemana?" Bisiknya lagi.

"Pu pulang."

"Ku Antar."

"Tidak perlu." Sahut Bella tanpa pikir panjang. Ia ngeri membayangkan apa yang terjadi jika kabar kedekatannya dengan Alex sampai ke telinga suaminya. Bella lebih suka Bima mendengar kebenarannya langsung dari mulutnya sendiri, bukan dari orang lain.

"A aku bisa sendiri." Lanjutnya.

Namun lelaki itu dengan mudah kembali mengabaikan ucapannya.

Saat lift kembali terbuka di bagian bawah gedung, dimana mobil-mobil terparkir dengan rapi, Alex segera menarik Bella menuju mobilnya tanpa mengindahkan rontaan yang dilancarkan wanita itu.

"A a Alex, kumohon lepaskan."

"Masuk." Perintahnya dengan nada tak terbantahkan.

Merasa tak ada pilihan, Bella hanya bisa menurut dengan tubuh kaku.

"Apa kau datang menemui Bima?" Tanya Alex datar ketika mereka telah menjauh dari gedung.

Pertanyaan itu tampak biasa, kalau saja Bella tidak merasakan nada menghina dalam suara lelaki itu. Dengan ragu dan sedikit takut, ia menganggukkan kepalanya. Membuat Alex mendengus tak suka.

Perjalanan yang sebenarnya hanya memakan waktu 30 menit, terasa sangat lama saat hanya keheningan yang menemani mereka. Bella tahu Alex bukan tipe ramah yang senang mengobrol, atau tersenyum.

Bella sangat tahu hal itu.

Namun status mereka yang menjijikan membuatnya tak nyaman berada saat dekat lelaki ini.

"Ki-kita melewati jalan ke arah rumah ku." Ucap Bella saat menyadari Alex membelokan kendaraannya ke arah yang berlawanan.

"Tapi tidak melewati jalan menuju rumahku." Jawab Alex enteng, yang lagi-lagi membuat Bella terperangah tak percaya.

"Bagaimana ini!" Batin Bella Resah

Rumah Pribadi Milik Alexander

"A Alex, ku-kumohon hentikan." Rintih Bella kalut, saat Alex dengan kurang ajar menggerayangi tubuhnya. Jemarinya tenggelam dalam rambut kelam lelaki itu, berusaha menariknya pergi.

Saat ini mereka tengah berada di apartemen Alex, atau lebih tepatnya, berada di tempat tidur lelaki itu. Dengan Bella yang tanpa busananya tak berdaya berada di bawah himpitan lelaki yang selama ini ia hindari.

"Kenapa? Kau tidak merindukan sentuhanku?" Bisiknya pelan sambil meremas payudara wanita itu pelan. Membuat Bella menggeliat karena terangsang. Ia lalu menggigit bibir bawahnya dengan kuat, berusaha meredam desahannya yang hampir keluar.

Salah satu jemari Alex mengikuti tubuh Bella dan berhenti di paha mulus perempuan itu, sebelum akhirnya bergerak naik ke wajah wanitanya.

Sentuhan lembut yang membuat Bella melayang dan menyerah menahan desahannya.

"Bima Maafkan aku!" Batin Rara kehilangan kendali

Beberapa saat kemudian, tanpa peringatan sebelumnya, Alex menurunkan tubuhnya, menindih tubuh Bella. Dan dengan gerakan yang seolah-olah sudah ratusan kali mereka lakukan, lelaki itu mengarahkan kejantanannya yang menegang memasuki tubuh Bella yang kini sudah pasrah di bawahnya.

Bella terkesiap saat kenikmatan yang mulai di kenalnya menghantam kesadarannya. tanpa sadar, ia melingkarkan kedua kakinya memeluk pinggang Alex, mendorong lelaki itu memasukinya lebih dalam lagi. Jemarinya mencengkram punggung lelaki itu, memeluknya erat mencari pegangan.

De***** pelannya berubah menjadi jeritan keras, saat Alex memutuskan memasuki tubuhnya dengan kecepatan yang membuatnya gila.

Membuat Bella kehilangan kewaspadaannya dalam sekejap dan mulai menikmati apa yang dilakukan Alex ke tubuhnya.

Restoran Italia.

Restoran yang dipilih Bima untuk makan malam mereka, adalah restoran bernuansa Italia yang sangat elegan. Membuat Bella langsung merasa salah kostum.

Mengingat Bima tidak memberitahu dirinya tentang restoran ini sebelumnya, dan kekacauan yang ia alami saat tergesa-gesa pulang ke rumah tadi.

Berpakaian sekaligus membasuh tubuhnya untuk menghilangkan sisa-sisa percintaannya dengan Alex beberapa saat lalu, ia merasa sangat wajar jika penampilannya tidak maksimal.

Dan sangat tidak memuaskan.

Membuatnya kembali merasa rendah diri.

Dan kalau bisa jujur, dia sama sekali buta dengan masakan Italia.

Jadi saat Bima memilihkan valpolicella sebagai minuman mereka tanpa bertanya dulu pada Bella, dia tidak keberatan.

Baru beberapa saat kemudian Bella menyadari jika nama minuman aneh itu merupakan jenis minuman anggur dengan kualitas terbaik. Sayangnya, meski minuman tersebut termasuk berkualitas, lidah Bella tidak bisa menerima minuman itu dengan sukarela.

Setelah berpengalaman dengan minuman neraka itu, Bella baru bisa mencoba makanan mereka dengan sangsi sebelum akhirnya menyuap makanan itu dengan ragu.

Untung makanan, entah apa namanya, cukup kerasan di lidahnya. Dan makanan penutup mereka cukup menggiurkan. Membuatnya menghela napas lega.

Mereka makan malam dengan tenang sebelum beberapa menit kemudian akhirnya Bima memutuskan untuk membuka suara.

"Bella" Ucap Bima dengan ragu, yang berhasil menarik perhatian wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.

"Saat memutuskan menikahi mu, aku tidak pernah sekalipun berniat untuk menyakiti mu." Lanjutnya pelan. Raut wajah Bima yang tampak merasa bersalah membuat Bella tersentuh.

"Walaupun akhir-akhir ini tindakanku malah mengarah sebaliknya, tapi.." Ucapan Bima kembali terhenti saat ia tampak memikirkan kalimat yang tepat. Membuat Bella merasa sedikit was-was.

"Bisakah, bisakah kita memulainya dari awal lagi?" Ucap Bima akhirnya.

Dan Bella merasa seakan ia sedang bermimpi, Mimpi yang sangat indah.

ia bahkan tak percaya mendengarnya.

Maksudnya kenapa sekarang?

Kenapa semuanya terasa sangat tiba-tiba.

Dan dia merasa Tuhan kembali melempar lelucon tak lucu padanya, saat pandangannya menangkap sosok yang membuat hidupnya bagai di neraka.

Bima yang menyadari tatapan horor Bella kearah lain, mengikuti arah pandangan wanita itu dengan penasaran. Dan apa yang dilihatnya, tak lain adalah sahabatnya sendiri, yang tak pernah disangka, juga ada di tempat ini.

Tanpa merasa curiga, Bima menyapa lelaki itu dan mengajaknya ikut serta dalam makan malam dimeja mereka.

Tak menyadari perbuatannya itu justru membuat Bella menjerit ngeri dalam hati.

"Oh Tuhan Tolong Aku!" Batin Bella menjerit saat melihat Alex yang sedang berjalan semakin dekat dengan seringai di wajah tampannya

Episodes
1 Prolog
2 Kesalahan
3 Makan malam
4 Toilet
5 Kenangan Masa lalu
6 Menemui wanita lain
7 Berita Panas
8 Membawa pulang Wanita lain
9 Sahabat
10 Nightclub
11 Mabuk
12 Pulang
13 Mengusir
14 Keluarga Graham
15 Rindu
16 Obat Kontrasepsi
17 Terbongkar
18 Kediaman Lemos
19 Belanda
20 Menyesal
21 Hamil
22 Berita yang ditunggu
23 Berita bahagia
24 Pulang
25 Ingatan masa lalu
26 Cinta masa kecil
27 Pertunangan
28 Saling memuaskan
29 Hari Pernikahan
30 Bau badan
31 Kaget
32 Menjenguk Bima
33 Membela diri
34 Ragu
35 Pemakaman
36 Hamil tua
37 Rumah tangga hangat
38 Ledakan
39 Giorgino Alexander
40 Tiga Paman Tampan
41 Pulang
42 Liburan
43 Firasat Buruk
44 Gavin Januartha (Kang-Dae)
45 Amnesia
46 Satu Tahun
47 Bertemu teman lama
48 Bantuan Amelia dan Bima
49 Bertemu kembali
50 Rekan kerja
51 Ikatan
52 Rencana Alex
53 Tidur bertiga
54 Bertemu Flora
55 Park Aera
56 Pulang ke rumah
57 Mengantar pulang
58 Saingan
59 Proyek
60 Kepulangan Bima dan Amelia
61 Kediaman Kang
62 Hari pernikahan
63 Kembalilah
64 Keluarga kecil kita
65 Pergi ke Korea
66 Anak Baru
67 Giorgino & Isabella
68 Pusat perhatian
69 Saingan Baru
70 Berkumpul
71 Galeri lukisan
72 Ungkapan
73 Ketauan
74 Kencan
75 Penguntit
76 Sweet Seventeen
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Kesalahan
3
Makan malam
4
Toilet
5
Kenangan Masa lalu
6
Menemui wanita lain
7
Berita Panas
8
Membawa pulang Wanita lain
9
Sahabat
10
Nightclub
11
Mabuk
12
Pulang
13
Mengusir
14
Keluarga Graham
15
Rindu
16
Obat Kontrasepsi
17
Terbongkar
18
Kediaman Lemos
19
Belanda
20
Menyesal
21
Hamil
22
Berita yang ditunggu
23
Berita bahagia
24
Pulang
25
Ingatan masa lalu
26
Cinta masa kecil
27
Pertunangan
28
Saling memuaskan
29
Hari Pernikahan
30
Bau badan
31
Kaget
32
Menjenguk Bima
33
Membela diri
34
Ragu
35
Pemakaman
36
Hamil tua
37
Rumah tangga hangat
38
Ledakan
39
Giorgino Alexander
40
Tiga Paman Tampan
41
Pulang
42
Liburan
43
Firasat Buruk
44
Gavin Januartha (Kang-Dae)
45
Amnesia
46
Satu Tahun
47
Bertemu teman lama
48
Bantuan Amelia dan Bima
49
Bertemu kembali
50
Rekan kerja
51
Ikatan
52
Rencana Alex
53
Tidur bertiga
54
Bertemu Flora
55
Park Aera
56
Pulang ke rumah
57
Mengantar pulang
58
Saingan
59
Proyek
60
Kepulangan Bima dan Amelia
61
Kediaman Kang
62
Hari pernikahan
63
Kembalilah
64
Keluarga kecil kita
65
Pergi ke Korea
66
Anak Baru
67
Giorgino & Isabella
68
Pusat perhatian
69
Saingan Baru
70
Berkumpul
71
Galeri lukisan
72
Ungkapan
73
Ketauan
74
Kencan
75
Penguntit
76
Sweet Seventeen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!