Kesalahan

"Hm?"

"A apa yang kau lakukan disini?" Alex hanya mengangkat alis mendengar pertanyaan yang di ucapkan Bella dengan terbata-bata itu. Seolah menantangnya.

"Ma maksudku a apa yang sebenarnya terjadi?" Ujarnya Gugup

"Kau lupa?"

Tanpa memedulikan tubuh Bella yang menegang, Alex mendekatinya. Mengurung tubuh mungil itu dalam dekapannya yang posesif.

"Aku suka pakaianmu" Ujarnya dengan nada menggoda. Jemarinya dengan perlahan menyusup membelai paha telanjang wanita itu, belaiannya terus naik sampai ke tepi ****** ***** Bella, dan tanpa ragu menurunkannya.

"Tapi aku lebih suka saat kau tidak memakainya."

Bella tersentak dan dengan terlambat mencoba memberontak.

"Tuan tolong jangan begini." Ucapnya sedikit tersendat saat Alex dengan mudah mengangkat tubuh Bella, membuat wanita itu tidak punya pilihan lain selain melingkarkan kakinya di pinggang lelaki itu.

Dan itu menjadi Kesalahan besarnya.

Sekarang ia bisa merasakan kejantanan pria itu, dan dengan malu mengakui dirinya terangsang.

"Ayo kembali ketempat tidur."

Pagi ini, Bella merasa seperti mengalami deja vu ketika ia terbangun dengan kepala sedikit pusing dan mendapati lelaki asing tengah memeluknya.

Lelaki asing yang merupakan sahabat baik suaminya.

"Tuhan, kumohon ambil nyawaku. aku sudah tidak memerlukannya lagi." Batin Bella putus asa. Ia bisa membayangkan kehidupan kelam yang menantinya setelah ini. Dan dengan berat hati mengakui, semua ini merupakan kesalahannya.

...Flashback end ...

Rumah pribadi milik Bima. 11:20 Malam

Bella masih terjaga saat waktu menunjukan hampir tengah malam.

Pikirannya berkecamuk.

Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, dia sendirian. Karena suaminya, Bima, lebih memilih lembur dari pada menghabiskan waktu yang dengannya.

Awalnya ia akan merasa kesepian. Sangat kesepian. Tapi setelah sebulan terlewati, dia mulai terbiasa.

Dengan segelas ocha hangat dan beberapa bungkus cemilan, ia akan menunggu suaminya pulang sambil menonton dorama tengah malam. Dan tak jarang, ia terus menunggu hingga terlelap di sofa ruang tamu.

Kegiatan itu sudah rutin ia lakukan hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Tapi sungguh, Bella tidak keberatan dengan itu semua. Baginya, hal itu merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada suaminya.

Namun, semua itu berubah saat ia bertemu dengan Alex.

Semua berawal dari Klara yang berinisiatif mengajak Bella untuk ikut ke pesta pertunangan Aulia dan Faris teman SMA mereka dulu. Dan tanpa menghiraukan protes gadis mungil itu, Klara berhasil memaksa Bella memakai gaun terbaiknya untuk pergi ke pesta itu.

Saat itulah awal kesalahannya dimulai.

Hanya kesalahan kecil sebenarnya.

Ketika ia salah meminum cocktail non-alkohol dengan sampanye milik Gilang. Bella yang tidak pernah mengecap minuman beralkohol seumur hidupnya langsung terhuyung menuju bar. Tenggorokannya terasa tidak enak dan kepalanya pusing.

Saat itulah Alex menyapanya.

Awalnya hanya basa-basi biasa antar teman, atau begitulah anggapan Bella, hingga ia tidak keberatan saat Alex mengajaknya keluar dari tempat itu.

Pesta Aulia memang luar biasa meriah, tapi bagi Bella, pestanya membuatnya tidak nyaman. Di dalam kebisingan yang tak pernah bisa membuatnya nyaman, ajakan Alex terasa seperti oasis di padang pasir. Yang dengan senang hati ia terima.

Dan kesalahan kecilnya berubah rumit saat ia menemukan dirinya di ranjang pria itu.

kini, sudah hampir sepuluh hari ia menjalin hubungan gelap dengan Alex, sahabat sekaligus orang yang dianggap saudara oleh suaminya. Hubungan gelap yang membuatnya tertekan dan kesulitan mengatur emosinya ketika lelaki itu terus membuntutinya kemanapun ia pergi.

Membuatnya selalu diliputi rasa cemas dan rasa bersalah hingga kian membesar.

Satu-satunya orang yang berpikir dan diharapkan bisa membantunya hanya Bima, suami sekaligus orang yang telah mengabaikannya selama ini.

Ia hanya berharap Bima mau mendengarkan. Karena kemarahan lelaki itu masih bisa ia tanggung, tapi keacuhannya selalu membuat ia sakit.

Perusahaan Wijaya. 08:01 Pagi

Dengan jantung berdebar kencang dan sedikit ragu, Bella berdiri di depan ruang kerja suaminya. Ini kali pertama ia mengunjungi tempat kerja Bima setelah pernikahan mereka. Karena itu pula, ia tidak heran saat merasakan tatapan curiga dan ingin tahu dari orang-orang yang berpapasan dengannya, mengiringi langkahnya saat menuju meja resepsionis.

"Apa Bima ada?"

"Iya ada, kalo boleh tau apa anda sudah membuat janji?" Ujar Resepsionis itu dengan wajah curiga, karna baru ini kali pertama ia lihat Wanita yang sangat cantik mengunjungi kantor

"Saya Istrinya!" Dan Jawaban Bella membuat Resepsionis itu menunduk dengan cepat

"Maaf nyonya, silahkan lewat sini!" Ujarnya mengiring Bella ke depan ruangan Bima

"Terimakasih!" Ujar Bella setelah ia sampai di depan ruang kerja suaminya

Dengan sekotak bento di pelukan nya, ia menarik napas panjang sebelum membuka pintu ruang kerja suaminya dengan tekad penuh.

Ia siap mengaku dosa.

"Bi Bima." Sapa Bella menambahkan. Dilihatnya lelaki itu sedang duduk memeriksa selembar kertas dari tumpukan kertas yang berhamburan di mejanya.

"Ada apa Bella?" Tanya Bima datar tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas itu.

"Aku bawa bekal makan siang." Ujar Bella ragu. Ia bisa merasakan Bima menghela napas tidak suka sebelum menanggapi ucapan wanita yang berstatus sebagai istrinya sejak beberapa bulan lalu.

"Kau seharusnya tidak perlu repot-repot. Aku bisa makan di kafetaria." Ujar Bima

"Maaf." gumam Bella lagi, kali ini lebih pelan. Perasaan kecil hati kembali menghujam nya. Rasanya, dihadapan Bima semua yang ia lakukan selalu terasa salah. Dan itu membuat Bella kesulitan menjalankan niatnya.

"Taruh saja di sana, nanti aku makan." Ucap Bima akhirnya, sambil menunjuk ke sudut mejanya yang tampak lumayan kosong.

Saat Bella bergerak ke arah yang disarankan, Bima menaruh kertas yang sedari tadi ia teliti dengan berat hati sebelum mengalihkan pandangannya pada Bella yang masih terlihat mencolok.

"Bella."

"Y ya?" Ujar Bella gugup

"Malam ini!" Ucapnya ragu-ragu. "Bagaimana kalau kita makan diluar?" Lanjutnya dengan nada yang sedikit dipaksakan.

"Eh?"

"Kita kencan." Ujar Bima datar

untuk beberapa saat, Bella hanya terpaku melihat suaminya, tidak menyangka dengan apa yang ia dengar

Bima mengajaknya kencan! Ya Tuhan betapa senangnya Bella sekarang karna salah satu harapannya menjadi kenyataan.

ini adalah hal terindah yang tak pernah dibayangkan oleh Bella sebelumnya.

Ajakan spontan yang langsung diterimanya dengan senang hati itu, mampu membuatnya senang setengah mati dan melupakan segalanya.

Ya, segalanya. Termasuk tujuannya mendatangi Suaminya.

Dengan perasaan senang, ia keluar dari ruang kerja suaminya dengan langkah bahagia dan wajah memerah. Senyum manisnya tak bisa lepas dari wajahnya. bahkan saat ia tengah menunggu lift diujung koridor.

Namun tubuhnya langsung kaku saat pintu lift terbuka dan menampilkan sosok yang sangat dikenalnya tengah berdiri tepat di hadapannya.

Episodes
1 Prolog
2 Kesalahan
3 Makan malam
4 Toilet
5 Kenangan Masa lalu
6 Menemui wanita lain
7 Berita Panas
8 Membawa pulang Wanita lain
9 Sahabat
10 Nightclub
11 Mabuk
12 Pulang
13 Mengusir
14 Keluarga Graham
15 Rindu
16 Obat Kontrasepsi
17 Terbongkar
18 Kediaman Lemos
19 Belanda
20 Menyesal
21 Hamil
22 Berita yang ditunggu
23 Berita bahagia
24 Pulang
25 Ingatan masa lalu
26 Cinta masa kecil
27 Pertunangan
28 Saling memuaskan
29 Hari Pernikahan
30 Bau badan
31 Kaget
32 Menjenguk Bima
33 Membela diri
34 Ragu
35 Pemakaman
36 Hamil tua
37 Rumah tangga hangat
38 Ledakan
39 Giorgino Alexander
40 Tiga Paman Tampan
41 Pulang
42 Liburan
43 Firasat Buruk
44 Gavin Januartha (Kang-Dae)
45 Amnesia
46 Satu Tahun
47 Bertemu teman lama
48 Bantuan Amelia dan Bima
49 Bertemu kembali
50 Rekan kerja
51 Ikatan
52 Rencana Alex
53 Tidur bertiga
54 Bertemu Flora
55 Park Aera
56 Pulang ke rumah
57 Mengantar pulang
58 Saingan
59 Proyek
60 Kepulangan Bima dan Amelia
61 Kediaman Kang
62 Hari pernikahan
63 Kembalilah
64 Keluarga kecil kita
65 Pergi ke Korea
66 Anak Baru
67 Giorgino & Isabella
68 Pusat perhatian
69 Saingan Baru
70 Berkumpul
71 Galeri lukisan
72 Ungkapan
73 Ketauan
74 Kencan
75 Penguntit
76 Sweet Seventeen
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Kesalahan
3
Makan malam
4
Toilet
5
Kenangan Masa lalu
6
Menemui wanita lain
7
Berita Panas
8
Membawa pulang Wanita lain
9
Sahabat
10
Nightclub
11
Mabuk
12
Pulang
13
Mengusir
14
Keluarga Graham
15
Rindu
16
Obat Kontrasepsi
17
Terbongkar
18
Kediaman Lemos
19
Belanda
20
Menyesal
21
Hamil
22
Berita yang ditunggu
23
Berita bahagia
24
Pulang
25
Ingatan masa lalu
26
Cinta masa kecil
27
Pertunangan
28
Saling memuaskan
29
Hari Pernikahan
30
Bau badan
31
Kaget
32
Menjenguk Bima
33
Membela diri
34
Ragu
35
Pemakaman
36
Hamil tua
37
Rumah tangga hangat
38
Ledakan
39
Giorgino Alexander
40
Tiga Paman Tampan
41
Pulang
42
Liburan
43
Firasat Buruk
44
Gavin Januartha (Kang-Dae)
45
Amnesia
46
Satu Tahun
47
Bertemu teman lama
48
Bantuan Amelia dan Bima
49
Bertemu kembali
50
Rekan kerja
51
Ikatan
52
Rencana Alex
53
Tidur bertiga
54
Bertemu Flora
55
Park Aera
56
Pulang ke rumah
57
Mengantar pulang
58
Saingan
59
Proyek
60
Kepulangan Bima dan Amelia
61
Kediaman Kang
62
Hari pernikahan
63
Kembalilah
64
Keluarga kecil kita
65
Pergi ke Korea
66
Anak Baru
67
Giorgino & Isabella
68
Pusat perhatian
69
Saingan Baru
70
Berkumpul
71
Galeri lukisan
72
Ungkapan
73
Ketauan
74
Kencan
75
Penguntit
76
Sweet Seventeen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!