Perdamaian-Perdamaian

Mereka berjalan bersama-sama dalam keheningan, karena merasa canggung akibat selalu debat dalam kesehariannya. Tak ada kata lain dari mereka selain pertengkaran, baik hal yang sepele yang mengakibatkan fatal menjadi bom atom yang siap meleburkan dan menghebohkan kampus.

Tak ada yang bisa menandingi mulut si 6 orang ini, mereka perpaduan yang klop dengan mulutnya yang sepedas cabai, bahkan mulut mereka berlevel-level cabai yang siap memecahkan gendang telinga rasanya.

Setelah itu sampailah mereka di kantin dan duduklah mereka di kursi dengan memesan makanan, di samping mereka hanya saling melirik, tiada obrolan sepatah kata pun.

Hemm kuburan atau apa ini, sepi sekali mencekam. Batin Sesil, lalu dia menyedot es teh dan melirik ke Alby.

Alby yang dilirik menatap dan berujar. “He apa loe lihat-lihat!”

Mati gue ketahuan, padahal aku gak sengaja melihatnya. Batin Sesil.

“Idih jangan GR kamu, Tawon Kumbang Kutu Kupret!” ucap Sesil sambil melotot.

“Aduh matamu ini pengen aku colok rasanya, segitunya Man Siluman,” kata Alby sambil menggaruk tangan yang tidak gatal.

“Hmmm kalian ini ya, kapan sih baikannya? pusing aku,” keluh Ares dengan memegang keningnya, menandakan bingung mau ngapaen dan bingung mendengarkan mereka berantem melulu.

“Haha iya berantem melulu, awas cinlosek ntar!” ucap Sasa sambil ketawa.

“Apa cinlosek Sa Shampo?” ejek Alby dengan mencolek hidungnya.

“Apa?! Shampo? mau dibogem kamu, Kampret! Gak akan aku jawab, kamu Kampret Tawon gila!” maki Sasa.

Ihh kalau dia marah semakin manis ya Sasa. Batin Ares sambil senyam senyum sendiri.

Fisha menggelengkan kepalanya, memicingkan mata ke arah Ares yang senyum sendiri, Sasa wajahnya merah menahan amarah, Sesil melamun.

Hmmm apaan, semua sahabatku kok pada gila semua, apa aku juga gila ya, tapi enggak dech perasaan. Batin Fisha.

“Sudah! Sudah yuk dihabiskan, bentar lagi bel masuk!” ucap Awan sambil melirik Fisha yang melamun.

“Aku penasaran dech apa cinlosek Sa? Apa cinta lokasi sekolah haha.” Fisha ketawa dengan mengedipkan mata membuatnya semakin imut, dan membuat Awan semakin melayang ke udara.

Aduh meleleh aku Fish, gak kuat jangan diteruskan. Batin Awan, dia terus memperhatikan Fisha dengan menopang dagu dengan kedua tangannya.

Fisha yang merasa diperhatikan dia melirik dan salah tingkah dengan wajah yang memerah, tapi dia masih bisa mengendalikannya.

“Woy ngapaen nglamun aja!” ucap Fisha sambil melambaikan tangan ke muka Awan. Awan hanya cengengesan yang ditanya.

“Iya Fish, cinlosek itu cinta lokasi sekolah haha, awas kalian semua cinlosek,” seru Sasa dan tersenyum manis dengan mengangkat kedua alisnya. Ares pun melirik, dia tersenyum.

“Udah ayo masuk! Aku kenyang dan males berdebat dan bertemu Tawon, ayo!” ucap Sesil.

-----------------

Mereka masuk ke kelas dan bel pun berbunyi tanda masuk pelajaran terakhir, mereka mendengarkan dengan seksama, sedangkan Fisha melamun lalu sekilas melirik ke Awan. Awan sadar yang diperhatikan dia pun menoleh, tapi dengan cepat kilat Fisha melihat ke depan dengan muka memerah menahan malu.

Hmmm Fisha merhatiin aku ya kayaknya, iya dech kayaknya, apa jangan-jangan ada sinyal? Apa aku tembak aja besok, eh,, tapi jangan dulu nanti aku jaim dong di tolak, mau ditaruh di mana mukaku, biarlah mengalir seperti ini dulu, nanti pas wisuda aku akan tembak! Batin Awan bergemuruh dan berdebar jantungnya seperti meledak, dia pun memegang dadanya dengan tersenyum.

Fisha masih melamun, guru yang mengetahuinya ia dengan heran dan menggelengkan kepalanya, lalu beliau memanggil Fisha.

“Fisha!!!” pangil pak guru dengan menatap tajam. Fisha pun tidak mendengarkan dia malah senyum-senyum sendiri.

“Hey Fish dipanggil tuh,” colek Agus teman bangku belakang Fisha. Masih tetap tidak mendengarkan. Akhirnya guru pun melangkahkan kaki ke arah Fisha, Awan pun heran dibuatnya, karena tumben Fisha melamun, begitu juga teman-temannya.

Hingga guru pun menggebrak mejanya, brak brak brak (suara meja), guru memicingkan matanya, Fisha pun kaget dan mengelus dadanya seraya tersenyum dan berceloteh, “Ada apa Sayang?” lanjutnya. Semuanya pun ketawa terbahak-bahak karena ulah Fisha.

“Apa!!! Hey murid nakal! Sayang, sayang kepala lho peyang, beraninya melamun pas pelajaranku!” ucap pak Anton guru killer dengan membentak, melolot dan geram menjadi satu.

“Maju ke depan kerjakan soal di depan!” lanjutnya dengan membentak, Fisha pun mengangguk dan melirik ke Sasa dan Sesil. Wajahnya pucat peluhnya berjatuhan karena kaget campur takut. Dengan tangan yang gemetar dia maju karena grogi.

Sasa dan Sesil dengan wajah yang memelas dan kasihan kepada Fisha, Fisha juga melirik ke Awan, Awan tersenyum dan memberi semangat dengan tangan mengepal diangkat ke udara.

Fiuh gara-gara dia aku melamun, aku kenapa sih? Ada yang tidak beres denganku aku harus periksa ke dokter spesialis jantung nie, apa aku sudah gila? Ini juga pak Anton bentak-bentak pengen tak makan ini guru! Batin Fisha, lalu ia mengusap kasar wajahnya dan menyentuh dadanya karena kaget bentakannya dengan menahan malu.

Fisha melihat papan dan mengotak-atik papan di depan, dia berceloteh bergumam-gumam lirih dan memikirkan soal di depan. Untung dia semalam belajar, dan untung dia orang yang pintar, jadi soal begitu pun mudah baginya, 5 menit dia bahkan bisa mengerjakan dengan cepat.

“Sudah Pak,” ucap Fisha dengan geregetan sambil menggigit bibir atas dan bawahnya. Pak Anton pun meneliti semua yang dikerjakan dengan teliti lalu mengangguk-anggukkan kepala dengan serius tanda setuju dan benar jawabannya, tapi Fisha dan lainnya tidak perduli dan tidak tau maksud guru itu, karena semua pada tidak menyukai, dikarnakan kegalakannya. Awan yang melihat, menahan senyumnya dan gemas melihat kelakuan Fisha.

Dia pinter banget ya ternyata, aku semakin cinta, semakin dalam ... manis banget bagaikan air yang tenang. Batin Awan.

“Oke sudah bener, silahkan duduk! Lain kali jangan di ulangi, meskipun kamu pinter tapi selalu melamun ya lama-lama bodoh! Kalau kamu sekali lagi dalam pelajaranku begini akan aku keluarin dan kasih nilai 0 mau?” ujar Pak Anton dengan membentak keras dan menunjuk-nunjuk wajah Fisha. Fisha pun menunduk dan mengangguk karena males dengan guru tersebut.

****

Akhirnya Fisha duduk, bel pun berbunyi lalu mereka bersiap berkemas untuk pulang, setelah guru ucap salam anak-anak berdiri dan berlalu pergi sendiri-sendiri. Namun, Fisha menghentikan teman-teman pergelutannya di depan pintu antaranya adalah Awan, Ares, Sesil, Sasa, dan Alby.

“Stop!” ucap Fisha. “Mari kita mulai bercengkerama dan mengheningkan cipta!” lanjutnya.

“Ehe hello apa-apaan kamu menghentikan kami!” ucap Alby dengan heran.

“Iya kenapa ada apa maksudnya apa mengheningkan cipta, emang mau upacara? Hahaha.” Ares terkekeh dan ketawa dengan keras.

“Hih ketawa kamu serem telingaku sampai gatal,” ucap Sasa sambil menoleh ke arah Ares dengan menajamkan matanya. Mereka semua pun tertawa.

“Udah, dengerin Fisha dulu tawon, mega mendung, Res Ares arek stres,” ejek Sesil sambil ketawa. “Haha aku punya nama baru untuk Ares singkatan dari arek stres, ups,” lanjutnya sambil menutup mulutnya. Ares pun gak ambil pusing, emang kebiasaan mereka menghina satu sama lain.

“Udah ya maksudku gini, udah dech kita damai aja, pusing aku! Gara-gara berantem, aku sampai terbawa ke alam penggelapan pengelamunan dan perbullyan tadi, dasar!” geram Fisha sambil menjentikkan jarinya karena memberikan ide.

“Apa!!! Hahaha” mereka menjawab serempak dan ketawa terbahak-bahak karena ucapan Fisha yang dirasa konyol, mereka tertawa terpingkal-pingkal hingga bahu terguncang.

“Ihhh apaan kalian malah ketawa, udah aku pulang aja kalau kalian gak ada yang tanggap!” Fisha berlalu pergi, baru selangkah dia ditarik oleh Awan dan dia berhenti. Fisha melihat sekilas ke Awan, Awan juga demikian dan tersenyum.

Imutnya ... Batin Awan.

“Oke sepakat, oke setuju!” jawab mereka serempak dan tersenyum.

“Awas ya kalau kalian masih berantem dan membuat aku pusing, aku marah, paham?” ucap Fisha dengan wajah dibuat seimut mungkin. Udah ayo bubar, “Bubar barisan gerak yo 1,2,3 joss yuhu yuhu,” lanjutnya. Semuanya pun geleng-geleng kepala dibuatnya, dia lucu sekali di pikiran mereka pasti begitu.

Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan arah yang berbeda-beda, hanya Fisha dan Sasa yang searah karena memang rumahnya tetangga samping aja.

---------

Note:

Klik Favorit, like, komen kritik dan saran monggo kakak2, maaf masih jauh dari sempurna penulis receh ini, makasih sudah berkenan membaca dan beri vote, berapapun saya berterimakasih.🙏😍😘❤

Terpopuler

Comments

Mia Poei

Mia Poei

Hallo kak, aku mampir lagi, semangat ya

2020-09-06

1

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Pak Anton savage bgt ucapannya... 😱😱😱

2020-09-01

1

Sept September

Sept September

malam Kakak.... aku datang yaaaa

membawa secuil jempollll untukmu

💕💕💕

😂

2020-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Kelas 3 SMA
2 Kejahilan
3 Pembalasan
4 Adu Mulut
5 Perdamaian-Perdamaian
6 Tatapan Aneh Atau Mesum?
7 Nomor Hp
8 Jatuh Cinta? Yes Or No!
9 Terlambat Menyadari
10 Tembak Menembak
11 Terima? Jadian?
12 Libur Sekolah
13 Ternyata ... kamu???
14 Obrolan Menggoda
15 Terbakar Api Membara
16 Salah Paham
17 Terbuai Asmara
18 Firasat Buruk
19 Hati Yang Campur Aduk
20 Pintanya Kepada Tuhan
21 Maafkan Aku Ibu
22 Berjuanglah! Ikanku
23 Sadar
24 Gelisah
25 Pingsan
26 Pulang
27 Dalam Selimut
28 Pergi Sekolah
29 Wanita Paruh Baya
30 Terkejut
31 Berpelukan
32 Pertempuran
33 Taman Hijau
34 Hari Mendebarkan
35 Syukuran Shoghir
36 Kejelasan
37 Maaf Ditolak
38 Sekilas Info!
39 Tembakan PS
40 Wisuda
41 Perpisahan Rumah Terakhir
42 Mempersiapkan
43 Minta Izin
44 Kencan
45 Kencan (2)
46 Kencan Usai
47 Penyesalan
48 Penjelasan
49 Keberangkatan Awan
50 Really Urgent
51 Kembali Trauma
52 Awan Kembali
53 Balik Jogja
54 Remuk Redam
55 Tertidur Pulas
56 Kekhawatiran Fisha
57 OSPEK
58 Siapa Asult?
59 Pelepah Pisang
60 Awan VS Asult
61 Antara Awan, Fisha dan Asult?
62 Usaha Asult
63 Pelukan Rindu
64 Tragedi
65 Tragis
66 Pengorbanan Awan
67 Pesan-Pesan Awan
68 Terpuruknya Fisha
69 Orang Asing
70 Dia Adalah ....
71 Even Markoliano
72 Flashdisk
73 Alby Merayu
74 Artis Pemeran Tes-Tes
75 Bertemu Lagi
76 Diantar Pulang
77 Hanya Mimpi?
78 Balik Malang
79 Jebrak
80 Dendam Kesumat
81 Siapa?
82 Rasa Kagum
83 Pikun
84 Lagi Dan Lagi
85 Rumah Tua
86 Kegirangan
87 Suara Itu
88 Dosen Baru itu Kamu
89 Bercengkerama
90 Fisha VS Asult
91 Maz?
92 Bukan Dinner
93 Diperebutkan
94 Racun
95 Wanita Ular
96 Selalu Melihatnya
97 Atas Izin Allah
98 Ketakutan Even
99 Mengaguminya
100 Bertatapan Lama
101 GR Berulang Kali
102 Menyatakan Perasaan
103 Debat
104 Tawaran
105 Asisten Dosen Cantik
106 Serbuan pertanyaan
107 Terbelenggu
108 Kacau Balau
109 Merindukanmu
110 Mengalah Dan Berkorban
111 Tatapan Kosong
112 Kepergok
113 Kesal
114 Telat
115 Seperti Dulu
116 Kebersamaan
117 Video Call
118 Persiapan
119 Berangkat Makassar
120 Membelalakkan Matanya
121 Surprise Dan Diterima
122 Pembahasan Mahar
123 Dua Orang
124 Benar-Benar Gila
125 Hancur
126 Sama-Sama Terus
127 Serius
128 Sah
129 Penyatuan
130 Terjawablah Sudah
131 Selamat
132 Kado Terindah
133 Kebahagiaan
134 Akhir Cerita
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Kelas 3 SMA
2
Kejahilan
3
Pembalasan
4
Adu Mulut
5
Perdamaian-Perdamaian
6
Tatapan Aneh Atau Mesum?
7
Nomor Hp
8
Jatuh Cinta? Yes Or No!
9
Terlambat Menyadari
10
Tembak Menembak
11
Terima? Jadian?
12
Libur Sekolah
13
Ternyata ... kamu???
14
Obrolan Menggoda
15
Terbakar Api Membara
16
Salah Paham
17
Terbuai Asmara
18
Firasat Buruk
19
Hati Yang Campur Aduk
20
Pintanya Kepada Tuhan
21
Maafkan Aku Ibu
22
Berjuanglah! Ikanku
23
Sadar
24
Gelisah
25
Pingsan
26
Pulang
27
Dalam Selimut
28
Pergi Sekolah
29
Wanita Paruh Baya
30
Terkejut
31
Berpelukan
32
Pertempuran
33
Taman Hijau
34
Hari Mendebarkan
35
Syukuran Shoghir
36
Kejelasan
37
Maaf Ditolak
38
Sekilas Info!
39
Tembakan PS
40
Wisuda
41
Perpisahan Rumah Terakhir
42
Mempersiapkan
43
Minta Izin
44
Kencan
45
Kencan (2)
46
Kencan Usai
47
Penyesalan
48
Penjelasan
49
Keberangkatan Awan
50
Really Urgent
51
Kembali Trauma
52
Awan Kembali
53
Balik Jogja
54
Remuk Redam
55
Tertidur Pulas
56
Kekhawatiran Fisha
57
OSPEK
58
Siapa Asult?
59
Pelepah Pisang
60
Awan VS Asult
61
Antara Awan, Fisha dan Asult?
62
Usaha Asult
63
Pelukan Rindu
64
Tragedi
65
Tragis
66
Pengorbanan Awan
67
Pesan-Pesan Awan
68
Terpuruknya Fisha
69
Orang Asing
70
Dia Adalah ....
71
Even Markoliano
72
Flashdisk
73
Alby Merayu
74
Artis Pemeran Tes-Tes
75
Bertemu Lagi
76
Diantar Pulang
77
Hanya Mimpi?
78
Balik Malang
79
Jebrak
80
Dendam Kesumat
81
Siapa?
82
Rasa Kagum
83
Pikun
84
Lagi Dan Lagi
85
Rumah Tua
86
Kegirangan
87
Suara Itu
88
Dosen Baru itu Kamu
89
Bercengkerama
90
Fisha VS Asult
91
Maz?
92
Bukan Dinner
93
Diperebutkan
94
Racun
95
Wanita Ular
96
Selalu Melihatnya
97
Atas Izin Allah
98
Ketakutan Even
99
Mengaguminya
100
Bertatapan Lama
101
GR Berulang Kali
102
Menyatakan Perasaan
103
Debat
104
Tawaran
105
Asisten Dosen Cantik
106
Serbuan pertanyaan
107
Terbelenggu
108
Kacau Balau
109
Merindukanmu
110
Mengalah Dan Berkorban
111
Tatapan Kosong
112
Kepergok
113
Kesal
114
Telat
115
Seperti Dulu
116
Kebersamaan
117
Video Call
118
Persiapan
119
Berangkat Makassar
120
Membelalakkan Matanya
121
Surprise Dan Diterima
122
Pembahasan Mahar
123
Dua Orang
124
Benar-Benar Gila
125
Hancur
126
Sama-Sama Terus
127
Serius
128
Sah
129
Penyatuan
130
Terjawablah Sudah
131
Selamat
132
Kado Terindah
133
Kebahagiaan
134
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!