5. DEON SAKIT

Pagi ini jet pribadi Tuan Tama kembali mendarat di Indonesia. Padahal baru tiga hari yang lalu dia pergi meninggalkan negara ini, tapi sekarang dia sudah harus kembali lagi. Entah siapa yang punya keberanian sebesar itu untuk mengganggu ketua mafia terkuat di dunia ini.

Selama ini tak pernah ada yang berani mengusiknya. Karena itu sama saja dengan menyerahkan nyawa pada kelompok mafia "ELANG MERAH". Tak ada yang bisa lolos dari kelompok mafia tersebut selama ini. Dan sekarang ada yang mau uji nyali dengan membobol gudang senjata milik mereka. Sungguh keberanian yang luar biasa.

"Kalian sudah menemukan nya?" Tanya Tuan Tama begitu dia tiba di markas "ELANG MERAH" yang ada di Indonesia.

"Maaf Tuan, tapi kami masih belum bisa menemukan nya." Jawab anak buahnya takut.

Mendengar jawaban anak buah nya tersebut, membuat kening nya mengkerut. Belum? Tak biasanya anak buahnya bekerja selambat ini.

"Ada yang aneh dengan pembobolan itu Tuan."

"Aneh?"

"Benar. Tak ada satupun barang yang hilang dari sana. Mereka hanya mengacak-acak tempat tersebut, tanpa mengambil apapun."

"Bagaimana dengan CCTV?"

"Semua CCTV telah di non-aktifkan sebelum kejadian, Tuan."

"Di retas?"

"Benar."

"Seperti nya ada yang sengaja ingin bermain-main denganku." Ucap Tuan Tama sambil menyunggingkan senyum sinis nya.

"Terus selidiki!" Perintahnya sambil beranjak pergi.

"Tuan ingin pulang ke mansion?" Tanya Defan begitu mereka sampai di dalam mobil.

"Tidak. Ke apartemen." Jawab nya singkat.

Akhirnya Defan pun melajukan mobilnya ke apartemen super mewah milik sang majikan berada. Tak jauh, hanya 10 menit perjalanan.

Sementara di mansion, Deon sedang berlatih memanah. Seperti nya hari ini dia kurang fokus. Beberapa kali bidikan nya meleset. Padahal biasanya dia selalu mendapat nilai sempurna untuk latihan ini.

"Apa Anda baik-baik saja Tuan Muda?" Sang guru merasa khawatir kalau terjadi sesuatu dengan murid berharga nya ini. Bisa-bisa dia langsung di habisi di tempat oleh Tuan Tama.

"Aku merasa agak pusing paman, bisakah latihannya di lanjutkan besok?" Tanya Deon pada guru nya.

"Tentu. Latihannya akan dilanjutkan begitu Tuan Muda sudah kembali sehat."

"Terima kasih paman." Ucap Deon sambil tersenyum manis.

"Sama-sama Tuan Muda. Kalau begitu saya pamit dulu. Selamat beristirahat."

"Aku ingin tidur, kepalaku pusing." Ucap Deon kepada Hera, pengasuh nya.

"Bisakah kau menggendong ku?" Tanya nya kemudian.

"Tentu." Jawab Hera.

Hera merasa sedih melihat Tuan Muda nya yang terkulai lemah dalam gendongannya. Sesampainya di kamar Deon, Hera mengelap sedikit badan Deon yang berkeringat kemudian menggantikan bajunya.

"Tuan muda ingin sesuatu?"

"Tidak. Aku hanya ingin tidur."

"Baiklah. Saya akan membacakan dongeng untuk Tuan muda." Hera memutuskan untuk membacakan dongeng karena biasanya Deon selalu meminta nya sebelum tidur.

"Tidak perlu. Cukup temani aku saja di sini." Pinta Deon.

Awalnya Hera hanya berdiri di samping tempat tidur. Tapi kemudian Deon memintanya untuk duduk di atas kasur. Karena dia ingin tidur di pangkuan pengasuh nya tersebut.

Saat ini mereka tidak seperti pelayan dan majikan. Melainkan seperti ibu dan anak. Mungkin karena banyaknya waktu yang mereka habiskan bersama, membuat Hera sangat menyayangi majikan kecilnya ini.

"Hera..."

"Iya Tuan Muda?"

"Apa Daddy sudah pulang?" Tanya nya sambil memejamkan mata menikmati belaian tangan mulus sang pengasuh.

"Sepertinya belum Tuan Muda." Jawab Hera agak berat hati. Sepertinya Deon merindukan ayahnya. Begitu pikir Hera. Padahal dia tidak tau bahwa Deon pernah tak bertemu ayahnya itu selama hampir satu tahun. Miris sekali.

Deon menghela nafas mendengar jawaban Hera. Mungkin dia merasa kecewa. Tapi kecewa karena apa? Entahlah.

"Tuan muda merindukan Tuan Tama? Saya akan minta Bu Laksmi untuk menghubungi Tuan Tama." Tawar Hera.

"Tidak perlu."

Deon benar-benar tertidur di pangkuan Hera. Entah karena memang merasa nyaman, atau memang karena mengantuk. Bagaimana tidak mengantuk kalau dia begadang sampai dini hari?

Andai Hera tau, dia pasti sudah memarahi Deon habis-habisan. Itu pun jika dia punya keberanian dan tak sayang nyawanya.

"Tuan, Tuan Muda sedang tidak enak badan. Bahkan dia tidak menyelesaikan Latihan memanahnya hari ini." Lapor Defan.

"Suruh Jeremy memeriksa nya!"

"Baik Tuan."

Defan langsung menghubungi dokter Jeremy, dokter pribadi Tuan Tama. Jeremy adalah anak jalanan yang di sekolah kan oleh Tuan Tama. Dan dia sudah menganggap Tuan Tama sebagai kakak nya sendiri.

Deon terbangun begitu mendengar suara mobil datang. Tapi saat tau bahwa itu bukan suara mobil ayahnya, dia kembali menutup matanya.

"Hey boy, kau tidak merindukan ku?" Tanya dokter Jeremy saat sampai di kamar Deon.

"Uncle di suruh datang oleh Daddy?" Tanya Deon.

"Katanya kau sakit. Bisa kita periksa sekarang?" Jeremy mencoba mengalihkan pembicaraan. Tentu dia tau, bagaimana hubungan ayah dan anak ini.

"Aku tidak apa-apa, Uncle." Sebenarnya Deon sangat malas untuk di periksa. Dia hanya kurang tidur, bukanya sakit.

"Kau tau bahwa aku harus tetap bekerja bukan?"

Deon tidak menolak saat Jeremy memeriksa nya. Bagaimana pun juga Jeremy hanya melaksanakan perintah dari ayahnya.

"Bisakah uncle katakan pada Daddy bahwa aku sakit parah?"

"Jangan bercanda boy. Aku bisa dibunuh oleh ayahmu." Jawab Jeremy sambil bercanda.

"Sudahlah." Deon sudah menduga bahwa ayahnya itu tidak akan datang.

"Istirahatlah!" Pesan Jeremy.

Setelah selesai memeriksa kondisi Deon, Jeremy pun mengirimkan pesan kepada Tuan Tama bahwa Deon hanya kelelahan dan butuh istirahat.

Terpopuler

Comments

Lovesekebon

Lovesekebon

Hmm.. lanjutkan lagi thor 👍👍👍💯🥰🥰

2023-04-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!