Tantangan Untuk Gerald

"Ibu ngerjain saya ya…" aku setengah menggerutu mengikuti Bu Meilinda yang jalan melenggak-lenggok di depanku. Dia pakai baju tidur dari satin, dengan jubahnya yang melambai-lambai, tapi bawahnya sepatu hak tinggi.

Dan ia hanya menengok sekilas ke belakang sambil menyeringai.

Kok… Cantik banget ya?

Pengaruh lighting kayaknya.

"Dari awal saya sudah bisa mencium untuk apa uang ini akan digunakan. Karena yang menemui kita di villa ini langsung Eyang Gandhes. Itu berarti dia yang sebenarnya memiliki kepentingan,"

“Memangnya boleh peruntukan untuk membeli benda koleksi?!”

“Masukan saja ke Kredit Investasi, benda bersejarah seperti itu kan nilainya akan meningkat dari hari ke hari,”

“Mana bisa?!”

Tangan lentik dengan kuku runcing itu menarik bagian leher kaosku dan mendekatkan wajahku  ke arah wajahnya. Membuat tubuh kami berdekatan dan dadanya yang membusung itu menekan ulu hatiku.

“Dengar...” geram Bu Meilinda, “Kejadian kali ini, kamu tutup rapat-rapat. Keluar satu kata saja dari mulut kamu, satu Garnet bisa hancur semua! Eyang Gandhes adalah salah satu pihak yang memiliki andil memajukan usaha Mas Yan. Kalau dia sampai tidak berkenan, kita bisa habis!”

Aku mencibir.

“Awas kamu! Sampai ada apa-apa, kamu akan berhadapan dengan kakak saya!” ancam Bu Meilinda.

Mainannya udah ‘kakak-kakak’an nih...

Aku meraih jemarinya lalu kulepaskan cengkeramannya, “Saya nggak takut,” desisku. Enak saja dia mengancamku ini-itu. Kerja ya kerja, walau pun ini bukan jam kerja, tapi tetap saja di sini kredibilitasku dipertaruhkan.

Di lagi posisi seperti itu, seseorang mengetok kamar kami.

Bu Meilinda mendengus padaku dan membuka pintunya.

Gerald dengan wajah masih cemberut ada di depan pintu.

“Mau apa Geraaaaald?!” sepertinya Bu Meilinda agak malas-malasan. Cara bicaranya ke Gerald sudah seperti adiknya sendiri. Mungkin hubungan mereka memang sudah seakrab itu.

“Mau deal ulang,” Desisnya. Tapi aku bisa melihat mata Gerald menyapu penampilan Bu Meilinda dari atas ke bawah. Dan tampak jelas di mata kami kalau Bu Meilinda tidak mengenakan bra, dan mungkin juga bagian bawahnya tidak pakai, jadi bisa dimaklumi kalau pandangannya selekat itu.

Tapi kemudian dia mendengus dan mencibir.

Hal yang malah mengagetkanku.

Bukan sikap pria normal yang langsung mencibir atau melengos melihat pemandangan seksi. Aku saja tak mampu mengalihkan pandangan kok.

“Perjanjian ulang? Kamu atau aku yang ngatur?!” tanya Bu Meilinda masih dengan nada malas.

“Aku diancam Eyang niiih! Duh ribet banget deh! Pesawatku ke Jerman dalam waktu 2 jam lagi, belum perjalanan dari sini ke bandara. Udah dicepetin aja lah!”

“Kamu kan naik jet pribadi, ngapain sih buru-buru,” gerutu Bu Meilinda, “Nih!!” Bu Meilinda menarik lenganku dan mendorong aku ke depan Gerlad, “Dealnya sama nih biang kerok aja! Yang katanya lebih pinter dari aku untuk urusan perbankan!!”

Ini sih namanya ngerjain beneran.

Udah tahu aku berat sebelah...

“Ya tapi Ibu di sini juga dong, jangan kabur ke toilet melulu. Pacaran kok kayak anak SD ngumpet dari babenya,” sindirku.

“Bukannya Mbak Mel baru cerai? Kan belom masa iddah, udah pacar-pacaran aja,” desis Gerald.

“Diam kamu,” gerutu Bu Meilinda.

“Sama siapa Mbak?” tanya Gerald lagi. Kali ini dia sambil menyeringai.

“Kok kamu jadi kepo?!”

“Iya siapa tahu aku kenal!”

“Udah pasti kamu kenal, tapi nggak usah tahu!!” seru Bu Meilinda.

“Ih, dia sewot. Ini sih mencurigakan...”

“Huh!” aku hanya mendengus sambil buang muka sambil pasang senyum sinis.

**

Sebenarnya kalau dilihat-lihat saat dalam kondisi normal, Gerald ini memiliki pemikiran yang inovatif, dan yang pasti dia orang yang waras. Penawarannya untuk kerjasama kami juga menemukan win-win solution.

Setelah kami bicarakan agar tujuan kreditnya masuk akal, dimana kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan masalah keris-kerisannya si Putri Gandhes, karena pengajuan kredit untuk kepemilikan benda koleksi dirasa kurang pas menurutku, sifatnya konsumtif dan investasinya masuk ‘grey area’ untuk masa depan. Walau pun nilai jaminannya yang diajukan oleh Pak Gerald termasuk menggiurkan untukku.

Sudah jelas aku tidak setuju dengan usul Bu Meilinda dalam hal ini.

Dia dijadikan Direktur kok tak mengerti sih begini-ginian, ‘kadang’ suka gemas aku nih.

Bukan ‘kadang’ lagi, tapi sering.

“Pak Gerald,” panggilku.

“Gerald saja, kita hanya berbeda 3 tahun,”

Beda banget sama Alex yang minta dipanggil ‘Pak’ padahal jelas-jelas seusia denganku.

“Pengajuan kreditnya 10 miliar tapi jaminan nilainya 70 miliar, kamu masih mungkin untuk mengajukan pinjaman untuk hal lain,”

“Iya aku tahu, dan sebenarnya aku nggak butuh kredit Bank, modal kami sudah cukup,”

Aku memikirkan banyak hal, cara agar Gerald mau bekerja sama dengan kami. Walau pun basicku manajemen dan pekerjaanku auditor (title S1 ku teknik komputer, tapi aku ambil S2 di fakultas ekonomi) tapi nasabah dengan record sebesar ini akan membuat bank kami dianggap sehat.

“Gerald, kamu baru mau memulai ekspansi kamu di Indonesia, benar ya?”

“Iya, semua perusahaan kami ada di Jerman. Ini saja aku mau balik ke Jerman karena ada pekerjaan mendesak,”

“Dan aku dengar sebenarnya keluarga kamu sedang dalam tahap merangkak naik setelah mengalami kebangkrutan?”

“Iya, para pakde dan budeku, semua saham dan harta dibekukan oleh eyang. Termasuk Papa dan mamaku walau pun mereka tidak terkait. Dua generasi di atasku saat ini berada dalam kondisi yang tidak bisa bergerak. Dulu, mereka menjalankan 20 perusahaan finansial. Tapi ternyata banyak aksi kotor dan kriminal yang mereka jalankan. Eyang marah dan melibas semuanya,”

Aku belum tahu siapa yang mereka panggil ‘Eyang’, tapi rasanya aneh kalau Gerald memanggil Putri dengan sebutan ‘Eyang’. Jadi aku berusaha menyingkirkan pikiran burukku dan mengalihkan perhatian. Hal semacam itu tidak masuk ke logikaku.

Kalau pun di sampaikan, kurasa aku butuh waktu untuk mencerna.

Aku membaca profil Gerald di ponselku, kulihat dia memiliki satu adik perempuan. Cantik dan tampaknya seusiaku. Namanya Sandra Ellen dan saat ini ada klausul kalau si Sandra Ellen ini ada rencana untuk mendirikan usaha perhiasan.

Mengingat sifat Gerald yang tampaknya otoriter dan sedang bersemangat, jadi kuajukan penawaran, “Kita barter saja bagaimana?” tanyaku sambil menyeringai.

“Barter gimana?”

“Sandra sedang dalam posisi membuka usaha perhiasan, kamu kan tahu kalau perusahaan dengan sokongan perusahaan luar negeri agak sulit buka cabang di Indonesia?”

“Yaaa?”

“Kamu bisa ajukan kredit untuk modal usaha Sandra. Kamu yang mencicil bunganya, jaminan adalah Gedung Jarvas di Jakarta. Record Kredit kalian di Bank sebesar kami, apalagi milik keluarga Bataragunadi, bisa dijadikan penilaian baik untuk Jarvas melakukan ekspansi,”

“Bank yang besar sebenarnya milik Beaufort, tapi Alex Beaufort sulit didekati,” keluh Gerald. “Apalagi kalau mendengar nama ‘Jarvas’, proposal kami langsung ditendang mentah-mentah. Kami belum ada nama di Indonesia, soalnya,”

Dia tak tahu aku teman baik Alex, tapi aku tak akan mengarahkan orang semacam Gerald untuk Alex. Kalau bertemu bisa-bisa mereka malah saling terkam.

“Bank kami dalam waktu dekat akan lebih besar dari Beaufort, kami baru 3 tahun berdiri tapi sudah Buku 1, jadi kamu bisa nilai sendiri. Setelah kamu bersama kami, aku jamin Marketing dari Beaufort yang akan datang sendiri untuk menawari kamu pinjaman,” kataku.

Gerald tertegun mendengarku.

Lalu dia terdiam.

“Kamu mau barter apa?”

“Kalau semua ini berhasil, dan Beaufort mulai menyadari keberadaan kamu... tolong naikkan jabatan Via,”

“Astaga... cewek judes itu!” seru Gerald.

“Atau aku tarik saja Via untuk bekerja di Garnet,”

“Jangan, aku sebenarnya butuh dia,”

“Status WA Via setiap hari pingin resign dari Jarvas,”

“Dia menyebalkan tapi dia cerdas, jadi aku masih butuh,”

“Kamu marahin dia tiap hari, kan?”

“Gaya berpakaiannya tidak pantas dan dia sering mendebatku,”

“Wanita dengan kondisi tubuh seperti Via, dipakaikan gamis juga akan tetap menggoda,”

Gerald akhirnya terdiam sambil mencibir.

“Atau begini saja...” desisku.

“Apa?”

“Kalau orang beaufort datang ke kantor Sandra Ellen untuk menawari kalian pinjaman... Kamu dan Via bersedia bekerja menjadi karyawan Garnet Bank,”

“Hah?”

“Maksudmu apa Dimaaaassss?!” seru Bu Meilinda dari arah pojok ruangan.

“Ya saya kan menang, boleh dong kasih mereka tantangan setahun dua tahun kerja di Garnet Bank, kan lumayan buat CV si Gerald kalo mau jadi Presdir di Jarvas Indonesia. Dia belum boleh loh jadi Presdir di Indonesia, kan masih jadi CEO di Jerman,”

“Itu usul yang bagus, aku minta jabatan Direktur Marketing ya!”

“Hm, kalau dipikir orang kayak kamu bisa bikin si Sarah mati kutu. Boleh lah kalau kamu mau bergabung... tapi tunggu usaha si Sandra besar dulu!” kata Bu Meilinda.

“Yaaa, paling setahun lagi kita akan ketemu, hehehehe,” desis Gerald penuh percaya diri.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NEGOSIATOR ULUNG JUGA SI DIMAS..

2023-10-10

0

UTIEE

UTIEE

perasaan pernah baca bagian ini, tapi lupa di judul novel yang mana saking banyaknya karya mam angspoer

2023-06-26

0

🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸

🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸

si Dimas 🤣🤣🤣🤣🤣
malah ngajak gabung kaya tempat perusahaan punya dia aja 😜😜😜

2023-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisahku
2 Dirinya
3 Masa Laluku (1 of 2)
4 Masa Laluku (2 of 2)
5 Awal Dia Benci AKu
6 Teman-Temanku
7 Duo Gahar
8 Tim IT
9 Sarang Miss.K
10 Pawang
11 Persiapan Ke Villa Angker (1 of 2)
12 Persiapan ke Villa Angker (2 of 2)
13 Putri
14 Kok jadi serem, sih?
15 Kenyataan Yang Lucu
16 Tantangan Untuk Gerald
17 Si MMM
18 Pulang Ah
19 Jual Sampah
20 Kerja Lagi
21 Kartu AS
22 Sabtu Bersama Teman Lucknutku
23 Fraud
24 Meeting
25 Reflek Kepeluk
26 Makan, Boss
27 Tembak
28 Antar Jemput
29 Legend
30 Pagi-Pagi Heboh AJe
31 Suasana Romantis
32 Investigasi Sampah
33 Paket Bulan Madu
34 Lobby Keramat
35 Milik Saya
36 Masa Romantis
37 Lembang Astaganaga
38 Pria pertama
39 Nasi uduk dan Raja Diraja
40 Main Kartu Malam-Malam
41 Fanatik
42 Si Gio Bikin Masalah Aje
43 Eagle One Coming
44 Cinta Dalam Kesulitan
45 Kantor Pusat
46 Pemecatan Gio
47 Heboh lah
48 Selena
49 Provocative Woman
50 Hangover
51 Loyalitas
52 Ngebahas Ruangan
53 Buaya
54 Dijemput Bram
55 Dibalik Layar
56 eps 56
57 Cieee Pacar Cieee
58 Cieee Dilamar Cieee
59 Battle Rap
60 King Of Vampire
61 Obrolan Meja Makan
62 Masalah Jodoh-Jodohan
63 Bram dan Pak Farid
64 Lamaran Diterima
65 Kumpulan Singa Betina
66 Pawangnya Muncul
67 Cuti Ah
68 Ini Bab Malesin
69 Dua Anak Baru
70 Pergi Bersama Sena
71 Girls Time
72 Gosip Bapak-Bapak
73 Balada Ari Sangaji
74 Gengsi Pembawa Siksa
75 Stephen dan Andrew
76 Selena Panik
77 Meeting Bersama Sarah
78 Ciwi-Ciwi Pada Datang lagi
79 Tenang juga si Ciwi
80 Kisah Cinta Si Daniel
81 Tim SAM
82 Masalah Golok
83 Karyawan Baru Garnet Property
84 Rencana Mindblowing Selena
85 Berkunjung ke Rumah Gio
86 Yang Terjadi Sebenarnya
87 Meilinda Panik, Tapi semua TIDACK
88 Baca Habis Berbuka aja, Ya...
89 Kerja lagi ah...
90 Pertanyaan Bertubi-tubi
91 The Puppy and The Vampire
92 Camer yang Menyamar
93 Adegan Yang Ditunggu Jeng-Diajeng sekalian
94 Ibuku Ngamuk
95 Tongkat Golf Misterius
96 Aku Kaget Loooh
97 Kantornya Trevor
98 Zeus Naik Jazz
99 Masalah Kredit
100 Ayu si manis
101 Galau Nggak Jelas
102 Lagi-lagi Berdebat
103 Hadiah Ultah Meilinda
104 Creambath pake siput
105 Nomor Telepon Mas Bram
106 Meeting Malam-Malam
107 Eeees Eeees
108 Dia Yang Diserang, Kita Yang Senang
109 Nikah Woy!! (1)
110 Nikah Woy! (2)
111 Nikah Woy! (3)
112 Nikah Woy! (4)
113 Hari Apa Sih Ini?
114 Ketemu Lexy Lagiiii
115 Meilinda Galau (Lagi)
116 Episode Basa-Basi
117 Ipar Nggak Ada Akhlak
118 Mengharukaaaan
119 Vila Vampir (1)
120 Vila Vampir (2)
121 Vila Vampir (3)
122 Vila Vampir (4)
123 Vila Vampir (5)
124 Vila Vampir (6)
125 Vila Vampir (7)
126 Cooking Time With Dimas
127 Pintu Theater Ditutup
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Awal Kisahku
2
Dirinya
3
Masa Laluku (1 of 2)
4
Masa Laluku (2 of 2)
5
Awal Dia Benci AKu
6
Teman-Temanku
7
Duo Gahar
8
Tim IT
9
Sarang Miss.K
10
Pawang
11
Persiapan Ke Villa Angker (1 of 2)
12
Persiapan ke Villa Angker (2 of 2)
13
Putri
14
Kok jadi serem, sih?
15
Kenyataan Yang Lucu
16
Tantangan Untuk Gerald
17
Si MMM
18
Pulang Ah
19
Jual Sampah
20
Kerja Lagi
21
Kartu AS
22
Sabtu Bersama Teman Lucknutku
23
Fraud
24
Meeting
25
Reflek Kepeluk
26
Makan, Boss
27
Tembak
28
Antar Jemput
29
Legend
30
Pagi-Pagi Heboh AJe
31
Suasana Romantis
32
Investigasi Sampah
33
Paket Bulan Madu
34
Lobby Keramat
35
Milik Saya
36
Masa Romantis
37
Lembang Astaganaga
38
Pria pertama
39
Nasi uduk dan Raja Diraja
40
Main Kartu Malam-Malam
41
Fanatik
42
Si Gio Bikin Masalah Aje
43
Eagle One Coming
44
Cinta Dalam Kesulitan
45
Kantor Pusat
46
Pemecatan Gio
47
Heboh lah
48
Selena
49
Provocative Woman
50
Hangover
51
Loyalitas
52
Ngebahas Ruangan
53
Buaya
54
Dijemput Bram
55
Dibalik Layar
56
eps 56
57
Cieee Pacar Cieee
58
Cieee Dilamar Cieee
59
Battle Rap
60
King Of Vampire
61
Obrolan Meja Makan
62
Masalah Jodoh-Jodohan
63
Bram dan Pak Farid
64
Lamaran Diterima
65
Kumpulan Singa Betina
66
Pawangnya Muncul
67
Cuti Ah
68
Ini Bab Malesin
69
Dua Anak Baru
70
Pergi Bersama Sena
71
Girls Time
72
Gosip Bapak-Bapak
73
Balada Ari Sangaji
74
Gengsi Pembawa Siksa
75
Stephen dan Andrew
76
Selena Panik
77
Meeting Bersama Sarah
78
Ciwi-Ciwi Pada Datang lagi
79
Tenang juga si Ciwi
80
Kisah Cinta Si Daniel
81
Tim SAM
82
Masalah Golok
83
Karyawan Baru Garnet Property
84
Rencana Mindblowing Selena
85
Berkunjung ke Rumah Gio
86
Yang Terjadi Sebenarnya
87
Meilinda Panik, Tapi semua TIDACK
88
Baca Habis Berbuka aja, Ya...
89
Kerja lagi ah...
90
Pertanyaan Bertubi-tubi
91
The Puppy and The Vampire
92
Camer yang Menyamar
93
Adegan Yang Ditunggu Jeng-Diajeng sekalian
94
Ibuku Ngamuk
95
Tongkat Golf Misterius
96
Aku Kaget Loooh
97
Kantornya Trevor
98
Zeus Naik Jazz
99
Masalah Kredit
100
Ayu si manis
101
Galau Nggak Jelas
102
Lagi-lagi Berdebat
103
Hadiah Ultah Meilinda
104
Creambath pake siput
105
Nomor Telepon Mas Bram
106
Meeting Malam-Malam
107
Eeees Eeees
108
Dia Yang Diserang, Kita Yang Senang
109
Nikah Woy!! (1)
110
Nikah Woy! (2)
111
Nikah Woy! (3)
112
Nikah Woy! (4)
113
Hari Apa Sih Ini?
114
Ketemu Lexy Lagiiii
115
Meilinda Galau (Lagi)
116
Episode Basa-Basi
117
Ipar Nggak Ada Akhlak
118
Mengharukaaaan
119
Vila Vampir (1)
120
Vila Vampir (2)
121
Vila Vampir (3)
122
Vila Vampir (4)
123
Vila Vampir (5)
124
Vila Vampir (6)
125
Vila Vampir (7)
126
Cooking Time With Dimas
127
Pintu Theater Ditutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!