Bab 5- Donor kan Ginjal

Sebulan kemudian..

"Apa dok??apa dokter serius ?"tanya Randy yang seketika terkejut mendengar penjelasan sang dokter tentang kondisi sang ibu.

"Ya kondisi ibu anda semakin memburuk,hanya cuci darah saja tidak menjamin kondisinya akan semakin membaik..Beliau harus melakukan donor ginjal jika nyawanya ingin selamat." jelas sang dokter.

"Lalu apakah ada ginjal yang cocok untuk ibu saya dok??" tanya Randy tang berubah menjadi panik dan ketakutan setelah mengetahui kondisi ibunya.

"Saya ini kami tidak memiliki donor ginjal yang cocok untuk ibu anda..Dan kemungkinan besar yang cocok untuk ginjal ibu anda adalah dari keluarga sendiri." jawa. sang dokter menjelaskan.

Sesaat Randy terdiam dan Zia juga hanya bisa terlihat sedih.

*

*

"Anak ku bagaimana ini??ibu tidak mau mati dengan cepat..hiks..Ibu masih ingin hidup,ibu masih ingin melihat kalian punya anak dan menimang cucu..huhu." isak sang ibu yang menangis tersedu-sedu,setelah mengetahui kondisinya sekarang.

"Aku mengerti bu,tapi darah ku juga tidak cocok untuk ibu..kakak,bukankah darahmu cocok untuk ibu?kau bisa kan mendonorkan ginjal mu?" ujar Randy dan beberapa saat menoleh melihat kakaknya bernama Rania.

"Bicara apa kau??Aku masih muda dan belum menikah..!! aku rela kau menikah lebih dulu dari ku tapi jangan coba kau menyuruh ku untuk mengorbankan masa depan ku..!!" sentak Rania yang menolak saran Randy.

"Jadi bagaimana nasib ibu kalian??apa kalian ingin aku mati secepatnya..hiks.." isak ibunya menangis lagi dengan tersedu-sedu.

Zia hanya bisa memandang mereka dengan perasaan khawatir,terutama ibu mertuanya sendiri.

"Zia.." panggil Randy.

Zia pun menoleh kearah Randy.

"Bukankah darah mu sama dengan ibu??apa kamu mau donor kan ginjal mu untuk ibu??" tanya Randy yang langsung teringat akan golongan darah Zia.

Sontak membuat Zia terkejut saat Randy mengingat golong darahnya.

"Ah iya,benar." jawab Zia.

"Zia..Kamu mau kan donor kan ginjal untuk ibu nak??hiks..ibu masih mau hidup dan melihat cucu ibu nantinya nak..tolong ibu Zia..hiks." isak ibu mertua Zia dengan memohon sambil menggenggam tangan Zia.

"Iya Zia,tolong ibu.. kau juga tidak mau kan kalau ibu pergi secepatnya??karena selama ini ibu juga sudah bersikap baik dengan mu dan menganggap mu seperti putri nya."sahut Rania yang ikut membujuk Zia.

"Bagaimana Zia??apa kamu mau??" tanya Randy yang juga membujuk Zia.

Zia pun mulai bingung,karena haruskah dia mengorbankan organ tubuhnya demi menyelamatkan nyawa ibu mertuanya??Sebab ginjal adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting untuk tubuh manusia.Dan akan ada resiko yang ia tanggung jika ia harus kehilangan salah satu organ tubuhnya yaitu ginjalnya sendiri.

Bagaimana ini??apakah aku harus donor kan organ tubuh ku untuk ibu mertua ku??tapi kasihan ibu jika tidak menerima donor ginjal,nyawanya tidak bisa diselamatkan..' Zia yang marasa sangat bingung.

"Zia,kamu pasti mau kan??demi kebahagiaan keluarga kita sayang." ucap Randy kembali membujuk Zia dan ikut menggenggam tangan Zia.

Zia pun menarik nafas panjangnya dan mengangguk.

"Baik lah,aku akan donor kan untuk ibu." jawab Zia

Mereka semua pun tersenyum lebar dan bersyukur,karena Zia akhirnya menyetujui untuk mendonorkan ginjalnya.

Mereka pun langsung memeluk Zia,sebagai tanda terima kasihnya.Zia membalasnya dengan senyuman yang polos.

Randy pun mengantar Zia untuk memeriksa darah dan memberi tahu sang dokter,atas kesediaannya mendonorkan ginjalnya.

Sembari menunggu,Randy duduk dengan tenang diruang tunggu.

Dan beberapa saat ponselnya pun berbunyi.Randy langsung menerima panggilan teleponnya dari seorang wanita.

"Iya sayang,dia akan segera mendonorkan ginjalnya dan selesai semua itu,aku akan menceraikannya."

"Bagus." jawab wanita disana.

"Dan secepatnya kita akan tinggal bersama sayang." timpal Randy yang langsung menutup panggilannya,karena Zia sudah keluar dari ruang pemeriksaan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***