Bab 4 -Menikah

"Apa??baru kenal 7 bulan kalian sudah menikah??apa tidak salah Zia??" seru Aurel yang merasa terkejut saat Zia menceritakan rencana mereka akan menikah.

Zia pun mengangguk sambil tersenyum semangat.

"Iya kak..Randy ingin menikahi ku karena dia sudah yakin aku orang yang tepat dalam hidupnya." ucap Zia kembali menceritakannya.

"Apa kau sudah gila Zia??apa kau tidak merasa curiga dengan niat pemuda itu??baru berapa bulan pacaran,sudah memutuskan untuk menikah..!!" seru Aurel yang masih tidak percaya dengan cerita Zia.

"Kakak ini,waktu singkat itu tidak penting dalam percintaan..yang penting dia tulus mencintaiku." jawab Zia membela Randy.

"Dia bahkan membiayai bulanan ku selama kami berpacaran..dia juga pemuda yang baik dan hangat kak." sambung Zia memuji Randy.

"Tapi Zia,apa ini tidak terlalu cepat??hubungan yang kalian jalani masih terlalu awal..apa kalian sudah memikirkannya dengan matang??menikah tidak seperti orang pacaran Zia..Akan banyak rintangan yang akan kalian hadapi,bukan hanya sekedar untuk tinggal bersama,bermadu kasih.." ucap Aurel mencoba menasehati Zia.

Karena ia merasa khawatir dengan usai Zia yang masih tergolong sangat muda,sudah memutuskan untuk menikah.

"Soal itu kakak tenang saja,kami sudah memikirkannya secara matang." jawab Zia meyakinkan Aurel.

"Apa karena usianya beda 11 tahun denganmu,makanya kau mau dan begitu yakin dia akan siap menjadi suami mu nantinya??" tanya Aurel menebak.

"Ah kakak ini..hehe." ujar Zia yang sesaat tertawa kecil.

"Bukan cuma dia yang menurutku adalah pemuda yang sempurna dimata ku kak..tapi ibu nya juga baik dan lembut..kakaknya juga orang yang sangat hangat sama seperti mu..aku merasa terharu karena aku seperti memiliki keluarga baru yang membuat ku nyaman..jadi aku yakin hidup aku akan bahagia setelah menikah dengan Randy kak..Randy juga orang yang bertanggung jawab." ucap Zia menceritakan tentang keluarga Randy pada Aurel.

Sesaat Aurel menatap Zia dengan penuh keraguan.

"Tapi sejujurnya aku menentang pernikahan kalian.. Aku tidak mau hidup mu berubah setelah menikah Zia..Maksud ku kau kehilangan kehidupan mu yang menyenangkan sebelum menikah..Menikah memang harus,tapi kesiapan mental harus dipikirkan..apakah kau benar-benar yakin atau tidak.."ucap Aurel kembali menasehati Zia.

"Aku mengerti kak..mudah-mudahan mental ku siap..kakak akan datang kan di pernikahan ku??"

Aurel pun menarik nafas panjangnya.

"Tidak datang aku pasti akan dianggap jahat..Ya sudah,kalau itu memang keputusan mu." jawab Aurel yang terpaksa menuruti keinginan Zia.

"Terima kasih kak.." jawab Zia langsung memeluk Aurel dengan erat.Layaknya seorang adik memeluk sang kakak.

Aurel hanya tersenyum terpaksa karena benar-benar mengkhawatirkan keadaan Zia jika menikah dengan Randy.

Entah kenapa perasaannya tidak tenang jika melepas Zia untuk menikah muda.

...****************...

Sebulan kemudian..

Zia dan Randy akhirnya menikah dan tinggal bersama disebuan kontrakan sederhana.Hari-hari nya pun mereka jalanin dengan perasaan bahagia seperti pengantin baru pada umumnya.

Zia pun merasa sangat beruntung dapat menikah dengan lelaki yang selama ini ia impikan.Bisa mencintainya dengan tulus dan bertanggung jawab untuk nafkah lahir batinnya.

"Sayang terima kasih sudah menikah dengan ku..aku sangat mencintaimu." ungkap Randy yang sesaat mengecup dahi Zia dengan lembut.

Zia pun tersenyum.

"Terima kasih juga sudah menerima ku yang tidak punya apa -apa ini." jawab Zia membalasnya.

"Aku lah berterima kasih sayang..kamu juga sudah menerima keadaan ibu ku yang saat ini sedang sakit." ujar Randy.

"Tentu saja,ibu mu juga ibu ku ..kamu juga sudah memberiku kehangatan dalam keluarga baru ku." balas Zia tersenyum bahagia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***