Eps 3. Pertemuan Para Mafia

"Apa yang kau pegang itu?" Seseorang masuk ke dalam kamar itu, berjalan perlahan ke arah Victoria, mendengar suara yang baru dia dengar, Victoria langsung tau siapa pemiliknya, Victoria pun menyembunyikan pistol yang ada di tangannya tersebut.

"Ahh, ini bukan apa-apa. Dari mana saja kau?" ucap Victoria mencoba mengalihkan perhatian. Tapi sepertinya Kai sudah tau apa yang sedang Victoria sembunyikan, dia pun berlari dan dengan secepat kilat mengambil senjata api yang ada dibalik badan wanitanya itu.

"Itu ... Apa yang ingin kau lakukan dengan pistol itu? Apa kau akan membunuh ku hah?!" ucap Victoria gemetaran, dan sangat ketakutan setelah Kai berhasil mengambil senjata api itu dari tangganya, Kai yang mendengar perkataan Victoria pun terdiam sejenak.

"Hah? Jadi itu yang kau pikirkan sampai membuat mu takut seperti ini? Dasar! Aku tak berniat membunuh mu, bukankah kita sudah sepakat jika kau mau menikah denganku maka kau selamat," balas Kai sambil tersenyum kecil dan mengelus pelan kepala Victoria.

Kata-kata Kai tersebut pun membuat Victoria semakin bingung, mengapa dia sangat memperlakukan dirinya dengan sangat baik? Hal inilah yang akhirnya membuat Victoria tak dapat menahan pertanyaannya lagi.

"Banyak pertanyaan yang ingin ku utarakan padamu, tapi kali ini aku hanya akan menanyakan satu, jadi jawablah dengan baik!" Victoria mendekatkan dirinya dengan Kai setelah cukup mengumpulkan keberaniannya, dia pun menegaskan setiap kata-kata nya lalu melanjutkan dengan kalimat "Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan padaku?"

"Sepertinya kau memang wanita yang serba ingin tau ya?" Kai menghela kasar nafasnya dan Victoria hanya mengangguk.

"Baiklah, kau ingin tau alasan ku melakukan ini semua padamu? Akan kukatakan!" lanjut Kai.

"Jadi sebagai seorang mafia melakukan sandiwara merupakan hal yang sudah biasa, salah satunya menjadi pria idaman para wanita, dalam hal ini kami bisa membuat target kami yang berjenis kelamin perempuan lebih mudah untuk ditaklukkan."

"Itu sebabnya aku menginginkanmu, kuharap dengan adanya dirimu aku bisa belajar tipe-tipe pria yang mungkin akan disukai para wanita, jadi singkatnya dirimu hanya alat untuk ku pelajari."

Jelas Kai panjang lebar, penjelasan Kai itu pun membuat semuanya jelas, ternyata dia berperilaku baik hanya untuk berlatih peran, agar di kondisi yang sebenarnya dia bisa lebih baik.

Mendengar kalimat-kalimat itu pun Victoria dibuat terdiam, ada banyak perasaan yang bercampur aduk di dalam hatinya, perasaan senang karena akhirnya rasa penasarannya selama ini terjawab, perasaan marah karena tau dirinya hanya diperalat, dan juga ada perasaan sedih yang tiba-tiba saja ikut muncul tanpa Victoria tau sebabnya.

Setelah menjelaskan hal yang ingin Victoria tahu, Kai pun berlalu pergi melewati Victoria menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena hari sudah malam Victoria pun beranjak pergi ke kasurnya untuk melanjutkan aktivitas istirahat nya yang sempat tertunda.

......................

Tak terasa sudah empat hari berlalu sejak kematian orang tua Victoria, selama empat hari pula dia telah tinggal di Rumah mafia yang telah membunuh orang tuanya itu, hal ini membuat Victoria sudah cukup berbaur dengan lingkungan barunya, dia pun sudah akrab dengan para pekerja di rumah tersebut.

"Non ayo kita berangkat," teriak seorang supir dari luar kamar Victoria, dia berteriak karena sebentar lagi acara yang harus di datangi oleh Victoria akan segera dimulai.

Victoria memang tipe perempuan yang kurang sigap, sampai-sampai si sopir tersebut lah yang harus mengingatkan dirinya.

"Sebentar Alan!" balas Victoria dari dalam. Ya nama supir tersebut adalah Alan, Alan ditugaskan khusus oleh Kai untuk menjadi supir pribadi Victoria, umur Alan pun tak jauh berbeda dari dirinya.

Beberapa saat kemudian Victoria pun keluar dari kamarnya itu, dia pun bergegas berlari menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya yang sudah siap untuk segera di naiki.

"Non kenapa siap-siap nya lama sekali? Jika begini kita terpaksa mengebut karena tuan sudah menunggu," ucap Alan kepada Victoria dengan nada tegas, dan mendengar hal itu Victoria hanya menunduk, dia tau dia salah itu sebabnya dia tak berani melawan.

"Maaf, tadi itu aku kesusahan mencari sepatu yang sesuai sama gaunku, habisnya Kai memintaku untuk berpakaian sangat cantik, katanya ini adalah pertemuan penting. Kalau sampai buat dia malu bisa-bisa aku malah dibunuh nanti," balas Victoria beberapa saat setelah suasana menjadi tegang karena Alan yang terlihat marah.

"Kau juga, sudah beberapa kali kubilang untuk tidak memanggil ku dengan sebutan nona, kita seumuran tau, panggil nama saja!" lanjut Victoria bermaksud mengalihkan perhatian.

"Maaf non tapi ini adalah perintah tuan Kai. Dan saran saya untuk nanti sebaiknya non memang benar-benar bisa menjaga sikap, karena pertemuan yang akan kalian hadiri adalah pertemuan untuk para mafia. Biasanya di dalam pertemuan ini akan ada 1 atau 2 keluarga mafia yang mencari masalah, dan sering sekali menimbulkan perkelahian." Kai mencoba menjelaskan situasi semacam apa yang akan dihadapi oleh Victoria nanti.

Mendengar kalimat itu pun Victoria dibuat kaget setengah mati, pertemuan para mafia? Ah apalagi ini. Kai bahkan tak menceritakan apapun pada nya.

Karena kaget dan benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukan di situasi saat ini, Victoria hanya terdiam sepanjang perjalanan, hingga tak terasa mobil tersebut sudah berhenti di sebuah hotel bintang lima yang mewah. Ini merupakan tempat yang menjadi lokasi pertemuan mereka.

Saat turun dari mobil dan masuk ke dalan loby hotel Victoria dibuat kaget lagi, begitu banyak orang-orang berbadan besar dan menyeramkan berada disana, bahkan sepertinya jumlah mereka semua lebih banyak dari yang dia jumpai di kediaman Lucchese.

Saat sedang bengong memperhatikan sekelilingnya tanpa sengaja Victoria menyenggol seseorang, hingga membuat minuman yang orang itu pegang terjatuh.

"Hheiiii!! Kalo jalan pakek mata!!!" teriak orang itu dengan sangat keras, membuat Victoria yang belum di apa-apakan saja sudah menjadi sangat takut. Victoria pun hanya bisa terus menunduk dan meminta maaf kepada orang tersebut.

Tapi sepertinya orang di depannya itu tak ingin menerima maaf itu, orang itu pun melakukan ancang-ancang untuk menerbangkan pukulan tangannya kepada Victoria.

Saat tangan Si Pria itu sudah sangat dekat dengan Victoria, tiba-tiba saja ada tangan lain yang menangkis pukulan itu.

"Jangan berani-beraninya kau menyakitinya, dia adalah kekasihku!" seru pemilik tangan yang menangkis serangan pria itu, mendengar hal tersebut Victoria yang menutup matanya karena sangat ketakutan akhirnya membuka matanya itu, dan melihat pria yang sama yang selalu dia temui selama empat hari terakhir ini.

"Kai Lucchese? Sejak kapan kau memiliki seorang wanita di sisi mu?" ucap pria yang mencoba memukul Victoria dengan nada kaget, pria tersebut pun langsung menyingkirkan tangannya.

"Kau tak perlu banyak bicara, karena sebaiknya kau segera memutuskan untuk pergi dari hadapanku sebelum akhirnya aku akan membunuhmu di sini!" ucap Kai dengan sangat datar tapi terdengar begitu mengintimidasi. Mendengar hal itu sontak pria tersebut pergi berlalu dengan sangat cepat.

"Waww kau sangat keren!" seru Victoria senang, tapi Kai tak menggubris perkataannya dan malah langsung menarik Victoria tanpa berkata.

Terpopuler

Comments

Lembayung jingga🥀🍃

Lembayung jingga🥀🍃

jadi ini Alan apa lagi Thor yg bener?

2024-04-23

0

Lembayung jingga🥀🍃

Lembayung jingga🥀🍃

dia tidak mencintaimu Tori. dia manipulasi tingkap kakak. kenapa kamu masih disana? Thor, kalo si Tori kabur, apa resikony?

2024-04-23

0

Lembayung jingga🥀🍃

Lembayung jingga🥀🍃

jangan mau Tori, serendah itu kan harga diri perempuan Dimatamu kai?

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!