Akhirnya Argantara sudah berada di ruangan Argantara yang akan memulai pembicaraan dingin di antara ke-2nya.
" Papa urungkan niat papa secepatnya," tegas Sean tanpa basa-basi.
" Sean papa melakukan itu untuk kebaikan Reya dan itu posisi yang sudah tepat," sahut Argantara pasti akan sama-sama keras kepala dengan Sean.
" Apa pun alasannya sangat tidak masuk akal. Jika menempatkan Reya secepat itu sebagai Direktur. Apa dia pikir Perusahaan ini bukan permainan yang bisa langsung menduduki posisi tinggi tanpa ada kemampuan apa-apa," ucap Sean menegaskan yang tidak akan terima dengan keputusan papanya dan masa bodoh dengan alasan papanya.
" Sean. Tetapi Reya berhak untuk posisi itu," sahut Argantara.
" Berhak di mana pa. Meski sekalipun Reya adalah Citra. Tidak semudah itu pah menempatkan di Perusahaan yang langsung menduduki tempat yang enak. Aku sendiri saja melalui tahap yang banyak untuk berada di posisi ini. Jadi jangan mentang-mentang Perusahaan ini milik papa. Papa mau suka-suka menempatkan Reya pada posisi ini. Sangat tidak masuk akal dan apa papa ingin membuat Perusahaan ini berantakan. Gara-gara salah menempatkan seseorang," tegas Sean.
" Coba papa pikirkan. Dia baru saja lulus kuliah dan tidak punya pengalaman bekerja apa-apa dan papa dengan mudahnya untuk membuat Reya ada pada Posisi ini. Ini sangat tidak masuk akal pah," ucap Sean.
" Sean tolong mengertilah!" ucap Argantara merendahkan suaranya.
" Apa papa sebegitu pedulinya kepadanya. Sampai harus mengorbankan Perusahaan," sahut Sean.
" Bukan begitu Sean," sahut Argantara.
" Papa boleh melakukan apapun dan aku selalu diam dan bahkan hanya mengikuti jalan cerita yang papa buat sensiru. Bahkan papa ingin melayangkan tangan pada Citra aku masih menahan diri. Karena menghargai papa. Tetapi kali ini aku tidak bisa diam dengan keputusan papa yang menggantikan Direktur lama menjadi Reya. Papa tau konsukuensi nya tidak mudah dan Reya belum mempunyai pengalaman bekerja. Jadi melakukan suatu hal yang hanya akan merugikan Perusahaan," tegas Sean yang kekeh untuk menolak keputusan papanya.
" Sean papa melakukan ini...
" Jika papa tetap pada pendirian papa, papa saja dan dia yang mengurus Perusahaan ini. Aku akan meninggalkan perusahaan ini. Aku lebih baik mundur dari pada melihat tindakan papa dan aku mungkin akan memberikan tenagaku untuk Perusahaan lain. Karena aku tidak bisa mengikuti papa lagi," ucap Sean mengambil tindakan yang membuat Argantara terkejut yang tidak percaya jika Sean akan memberi ancaman seperti itu.
" Sean!" ucap Argantara.
" Aku juga melakukan ini demi kebaikan Perusahaan. Karena dia belum menunjukkan keahliannya dan jika dia memang pantas menduduki tempat itu setelah proses yang benar. Maka aku tidak bisa apa-apa. Jadi jangan menempatkannya pada posisi itu secepatnya tanpa ada kemapuan. Aku juga bisa mengganti semua para petinggi di Perusahaan ini dengan orang-orang yang sembarangan," tegas Sean.
Argantara menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan kedepan, " Kalau begitu kamu bimbinglah dia di Perusahaan ini," ucap Argantara yang kali ini akan mengalah.
" Baiklah," sahut Sean yang tiba-tiba tidak masalah dengan perintah papanya.
" Kau akan melakukannya?" tanya Argantara tidak yakin.
" Iya aku akan melakukannya. Aku akan membimbingnya dan menentukan dia sebagai apa di Perusahaan in," sahut Sean.
Argantara melihat Sean dengan menautkan kedua alisnya, " sebagai apa?" tanya Argantara.
" Sebagai asisten Karin yang mengurusi sebagian pekerjaan ku," jawab Sean.
" Sean. Kamu punya Sekretaris dan mana mungkin Reya menjadi asisten mu," sahut Argantara yang kelihatan membantah karena kalau sudah menjadi asisten Karin itu sangat rendah dan Reya adalah anaknya.
" Aku sudah mengatakan pekerjaan Karin banyak dan butuh orang untuk membantunya dan aku rasa untuk memulai semuanya Reya sangat di butuhkan untuk posisi itu karena itu untuk mengawali semuanya. Dan jika dia tidak mau posisi itu. Masih ada posisi satu lagi yang cocok untuk memulai semuanya," sahut Sean.
" Posisi apa!" sahut Argantara.
" Sebagai obe," sahut Sean dengan berterus terang yang mengejutkan Argantara.
" Sean kau bercanda!" geram Argantara tersinggung.
" Jika tidak mau maka posisi yang pertama yang lebih layak," sahut Sean menegaskan.
Argantara terlihat mengusap kasar wajahnya. Sebenarnya tidak ada yang di inginkannya untuk posisi itu. Namun dia juga tidak bisa membiarkan Sean meninggalkan perusahaan. Karena pekerjaan Sean sangat bagus dan dia juga tidak dapat membayangkan bagaimana Perusahaan tanpa adanya Sean.
" Baiklah!" sahut Argantara yang akhirnya mengalah.
" Jadikan dia menjadi asisten mu dan bimbing dia agar dia bisa memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini," ucap Argantara memberi sara.
Sean tidak menjawab iya atau tidak. Dia hanya diam saja saja. Dan Argantara pun akhirnya memilih untuk pergi dari ruangan Sean.
Setelah kepergian papanya Sean menghela napasnya kasar dan juga mengusap kasar wajahnya.
Sebelumnya.....
" Kak Sean tunggu!" Citra memanggil Sean saat Sean ingin memasuki mobil.
" Ada apa Citra?" tanya Sean.
" Kak wanita itu akan di Perusahaan hari ini. Citra khawatir jika papa menempatkan dia pada posisi yang tidak seharusnya. Jika sampai terjadi itu artinya lama-lama kita akan terasingkan. Dia itu wanita licik kak," ucap Citra.
" Citra apa yang ingin kamu sampaikan sebenarnya," sahut Sean yang tidak mengerti dengan pembicaraan adiknya.
" Jadikan dia asisten kakak," ucap Citra membuat Sean terkejut.
" Maksud kamu?" pekik Sean.
" Dengan dia menjadi asisten kakak. Kakak bisa melakukan apapun kepadanya dan papa tidak akan bisa ikut campur. Dengan begitu dia tidak akan betah menjadi asisten kakak. Dan pelan-pelan dia akan pergi jauh dari hidup kita. Jadi jadikanlah dia sebagai asisten kakak," tegas Citra
" Tapi Citra...." sahut Sean merasa tidak mungkin.
" Ayolah kak. Jangan menolak permintaan Citra. Kakak harus membuatnya tidak betah di Perusahaan, di rumah atau di kota ini. Dia harus ada di bawah kakak. Supaya kakak bisa menguasainya. Menindasnya dan membuat dia menderita," ucap Citra yang memang begitu membenci Reya.
" Mungkin kakak bisa melakukannya. Tapi papa belum tentu setuju," sahut Sean.
" Kakak harus bertindak supaya papa setuju," ucap Citra.
Sean diam yang merasa tidak mungkin melakukan apa yang di inginkan Citra. Karena semua itu tidak masuk akal. Dia ingin menghindari Reya dan mungkin apa yang di katakan Citra hanya membuat dia dan Reya dekat.
" Kak!" lirih Citra memegang tangan kakaknya, " demi Citra. Citra mohon kak," bujuk Citra.
" Baiklah Citra. Kakak akan mencobanya," sahut Sean yang mau tidak mau harus melakukannya. Tetapi semua demi adiknya dan dia sudah berjanji akan selalu membahagiakan Citra.
Mungkin juga hanya dengan cara itu. Reya akhirnya mundur dan Benar-benar meninggalkan keluarganya. Reya akan menjauh darinya dan terlebih lagi dari keluarganya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments