Setelah sarapan membuat Anggika begitu kesal. Karena masih terngiang-ngiang dengan perkataan Reya saat di meja makan tadi.
" Aku tidak akan memanggil wanita yang bukan melahirkanku sebagai mama," batin Anggika.
" Argggghhh, apa yang aku pikirkan. Anak itu bisa-bisanya bicara selancang itu kepadaku. Dia sama saja dengan ibunya," umpat Anggika yang menghela napasnya kasar.
" Apa dia pikir aku juga menginginkan dia memanggilku mama. Dia pikir siapa dirinya berani menyinggungku tadi," Anggika hanya bisa mengumpat di dalam kamarnya dengan kata-kata Reya yang membuatnya tersinggung.
**********
Akhirnya Reya pun menuju perusahan dia berangkat bersama Argantara. Karena tidak mungkin bersama Sean. Perjalanan dari Perusahaan tidaklah lama hanya memerlukan beberapa menit saja ya 20 menitan lah.
Begitu mobil itu sampai di depan Perusahaan. Satpam yang ada di depan pintu Perusahaan langsung membuka pintu untuk tuannya. Satu menit sebelumnya mobil Sean sampai terlebih dahulu.
Saat melangkah memasuki Perusahaan Sean menoleh kebelakang dan melihat bagaimana Reya keluar dari mobil itu bersama papanya.
" Di sungguh-sungguh menginjakkan kaki di perusahaan ini," batin Sean yang memang tidak percaya. Jika Reya terlebih dahulu ada di perusahaan. Di bandingkan Citra adiknya.
Orang-orang yang berlewatan atau baru sampai Perusahaan melihat ke arah Reya dengan penuh tanya. Mungkin Reya mencuri perhatian orang-orangnya.
Bisa di karenakan kecantikannya yang memiliki wajah sempurna. Berkulit putih dengan wajah yang enak di pandang. Belum lagi bentuk tubuh yang ideal. Tetapi mungkin juga sebagian orang-orang bertanya-tanya siapa Reya.
Namun Sean tampaknya tidak peduli dan memilih untuk melanjutkan langkahnya dari pada harus mengurusi papanya dan Reya yang sampai detik ini tidak di akuinya sebagai adiknya.
" Kita kesana Reya!" tunjuk Argantara pada lift. Reya mengangguk saja dan mengikuti saja kemana papanya itu akan membawanya.
Reya pun di ajak Argantara untuk keliling-keliling perusahaan yang pertama-tama mengenalkan Reya pada ruang-ruangan dan semua yang menyangkut perusahaan. Sebelum nanti Reya akan di perkenalkan di depan semua karyawan yang masih di kumpulkan Bodyguardnya.
" Kamu jangan canggung di Perusahaan ini. Percaya pada papa semuanya akan baik-baik saja. Dan lama kelamaan kamu akan bisa berbaur dengan orang-orang yang ada di sini," ucap Argantara.
" Iya pah," sahut Reya mengangguk saja yang sebenarnya Reya juga begitu gugup. Karena sebelumnya dia juga tidak pernah bekerja di Perusahaan mana pun.
" Pah Reya baru pertama kali bekerja. Apa tidak sebaiknya Reya latihan dulu atau apa gitu mencari pengalaman supaya Reya bisa menunjukkan yang terbaik," ucap Reya yang kelihatan kurang percaya diri.
" Kamu bisa mencari pengalaman atau yang lainnya di Perusahaan ini. Jadi jangan memikirkan apa-apa. Karena papa yakin kamu itu mampu," ucap Argantara.
" Iya pah," sahut Reya.
Saat Reya dan Argantara melihat-lihat ruangan. Tiba-tiba Sean dan Karin berjalan tepat mengarah pada mereka dan terlihat Sean sangat acuh dan bahkan tidak peduli ketika akan berpapasan dengan Reya dan juga papanya.
" Karin!" langkah Sean harus terhenti ketika Argantara memanggil nama Karin. Ya Karin yang di panggil tetapi Sean ikut menghentikan langkahnya.
" Iya pak!" sahut Karin menundukkan kepalanya.
" Apa kamu sudah menyiapkan semua karyawan?" tanya Argantara.
" Iya pak, saya sudah menyiapkannya," jawab Karin.
" Baiklah. Kalau begitu ayo Reya saya akan memperkenalkan kamu sebagai Direktur di Perusahaan ini!" ajak Argantara.
Mendengar kata Direktur membuat Sean terkejut dan bahkan Reya sendiri yang juga begitu terkejut. Karena dia juga tidak tau sebagai apa dia di perusahaan itu. Menjadi karyawan biasa saja dia sudah takut salah. Apa lagi Direktur.
" Apa yang papa katakan?" tanya Sean dengan suara beratnya yang menatap papanya dengan serius.
" Sean papa sudah memutuskan untuk posisi itu kepada Reya. Reya akan mengganti pak Wahyu. Reya akan menjadi Direktur di Perusahaan ini," jawab Argantara menegaskan membuat Sean mendengus kasar.
" Papa jangan main-main dengan Perusahaan yang sembarangan membiarkan orang asing menduduki kursi Direktur. Bercandaan papa sangat tidak lucu," sahut Sean dengan sinis tanpa melihat Reya.
" Dia bukan orang asing dia...."
" Dia bukan adikku," sahut Sean memotong pembicaraan itu. Dan Reya hanga diam saja dengan menelan salivanya. Ya dia tidak tau apakah hatinya sakit dengan kata-kata Sean. Atau seperti apa.
Sementara Karin penuh dengan kebingungan, " adik. Sejak kapan Sean mempunyai 2 adik, bukannya adiknya hanya Citra," batin Karin penuh kebingungan.
" Pah sudahlah. Reya juga tidak mau menjadi Direktur. Reya tidak punya kemampuan di bidang itu," ucap Reya menyadari sampai mana batas kemampuannya dan lain dia juga tidak mau melihat Reya dan Argantara ribut.
" Papa punya keputusan sendiri Reya," sahut Argantara.
" Aku sudah mengatakan tidak akan setuju," sahut Sean menegaskan.
Argantara menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan kedepan.
" Sean mari bicara di ruangan papa," ucap Argantara yang tidak mau ribut di tempat umum dan dia tau pasti Sean tidak menerima keputasannya begitu saja dan Argantara harus membuat pengertian pada Sean dan harus bicara dengan kepala dingin pada Sean.
" Karin. Kamu ajak Reya untuk jalan-jalan dan tunjukkan apa-apa yang lenting di Perusahaan ini!" perintah Argantara.
" Baik pak," sahut Karin, " ayo Reya!" ajak Karin.
Reya mengangguk dan akhirnya pergi bersama Karin. Reya tau pasti Argantara dan Sean akan ribut karena posisi yang di berikan kepadanya yang mana Reya juga tidak menginginkan posisi itu.
" Ayo Sean kita bicara di ruangan papa!" ajak Argantara yang berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Sean yang menuju ruangan papanya. Reya yang berjalan bersama Karin masih melihat kebelakang melihat Sean dan Argantara yang pergi.
" Semoga tidak ada keributan. Papa sebenarnya sangat berlebihan yang langsung membuatku menduduki tempat itu. Aku benar-benar tidak akan bisa melaksanakan amanah itu," batin Reya yang penuh dengan harapan.
Reya dan Karin berjalan dengan langkah gontai yang berkeliling Perusahaan.
" Apa aku tanya saja ya siapa wanita ini," batin Karin yang penasaran dengan Reya. Namun takut untuk bertanya.
" Semoga saja papa dan Sean tidak ribut. Aku benar-benar takut. Kalau mereka sampai ribut," batin Reya uang masih kepikiran dengan papanya dan juga Sean.
" Kamu dari mana?" tanya Karin basa-basi.
" Dark rumah!" jawab Reya yang benar apa adanya.
" Ya elah aku juga tau kali dia itu dari rumah," batik Karin yang semakin kesal.
" Memang kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Reya melihat ke arah Karin.
" Tidak apa-apa," jawab Karin tersenyum kaku.
" Dia seperti ingin bertanya lain padaku," batin Reya yang bisa membaca ciri-ciri wajah Karin.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Nafsiah Trt
Karin,, pertanyaanmu itu kurang tepat🤭
2023-01-14
2