Bab 16 Panik.

Selama ini Sean hanya berteman dengan Reya. Usia mereka yang terpaut 6 tahun. Pertemuan pertama mereka di mulai dari Sean yang masih kuliah datang ke sekolah Reya dan saat itu Reya gadis remaja yang berpakaian seragam SMA itu mencuri perhatian Sean. Bahkan membuat Sean terus memperhatikannya.

Sean mendekatinya dan bahkan mengajaknya berkenalan. Pertemuan mereka hanya sampai di situ dan di lain kesempatan ternyata mereka bertemu kembali dan di sana hubungan mereka semakin dekat dan belum lagi Reya yang mengalami kesulitan dalam belajar meminta bantuan Sean untuk mengajarinya.

Yang akhirnya hubungan terjalin begitu saja. Bahkan Erina juga mengenal Sean. Selain menjadikan Sean guru lesnya. Reya sering bercerita pada Sean yang bahkan curhat. Mereka sering jalan, bercanda bersama-sama yang kehidupan mereka memang di warnai dengan penuh kebahagiaan.

Hubungan kedekatan yang mereka jalani begitu dekat. Tdak ada ikatan status pacaran atau sebagainya. Hanya saja tadi barusan Sean mengatakan jatuh cinta padanya dan itu sangat menyakitkan untuk Reya.

Di mana seharusnya dia bahagia mendengar ucapan cinta itu yang mungkin Reya juga memliki perasaan yang sama. Tetapi malah di penuhi dengan rasa kesedihan dengan apa yang Sean katakan. Karena sangat tidak mungkin tidak mungkin menjalin hubungan dengan Pria yang ternyata adalah kakaknya sendiri dan itu justru menghancurkan hati ke-2nya.

Flass back-on.

Sean dan Reya masih sama-sama memandang yang mana ke-2nya kembali mengingat kejadian 5 tahun lalu. Tidak tau bagaimana perasaan 2 orang itu sekarang. Apakah masih ada rasa suka. Atau memang sudah berubah karena status mereka yang sudah berubah menjadi adik kakak. 1 ayah dan beda ibu.

Mata ke-2nya sama-sama menatap dalam-dalam dengan pikiran masing-masing. Bahkan mata Reya berkaca-kaca. Namun terlihat di mata Sean yang kelihatan masih tidak menerima dengan apa yang terjadi. Kenyataan yang benar adanya jika Reya adiknya.

" Ya Allah, ada apa ini kenapa perasaanku masih sama seperti dulu. Reya kau tidak boleh seperti ini. Pria yang ada di depanmu itu adalah kakakmu. Reya kau harus melupakan jika kau pernah bertemu sebelumnya dengannya," batin Reya yang menyadarkan dirinya. Dadanya begitu sakit dengan kenyataan yang seharusnya tidak ada.

" Mungkin sudah lama kita tidak bertemu. Tetapi apa kau pikir Reya aku tidak memikirkan semua ini. Semuanya masih bagaikan mimpi buruk Reya. Jika aku melihat kenyataan yang sangat pahit di depanku," batin Reya dengan luka yang sama dengan Reya. Luka parah yang tidak bisa hilang begitu saja.

" Sean!" suara panggilan Anggika mengejutkan ke-2nya dan sama-sama tersentak dan bahkan piring yang masih di pegang Sean terjatu ke lantai karena Sean begitu terkejutnya.

Pranggg.

Hal itu membuat Sean dan Reya sama-sama terkejut dengan mata mereka yang sama-sama melotot dan serentak melihat pecahan kaca yang berserakan di dekat kaki merekka.

" Suara apa itu?" tanya Anggika yang juga terkejut mendengar suara pecahan itu dan membuat Anggika menuju dapur yang merasa suara itu berasal dari sana.

Sean dan Reya sama-sama berjongkok yang ingin membereskan pecahan-pecahan kaca tersebut.

" Kamu di dapur Sean!" sahut Anggika yang berjalan buru-buru menuju dapur dan mendengar suara Anggika membuat Sean semakin panik.

" Iya mah," sahut Sean dengan gugup yang buru-buru membereskan piring itu yang tidak tau bagaimana perasaannya sekarang

" Auhhhh!" lirih Reya saat tangannya terkena kaca.

" Kau tidak apa-apa?" tanya Sean panik yang langsung memegang tangan Reya dan bahkan begitu khawatir pada Reya dengan memegang jari yang mengeluarkan darah itu.

Darah Reya berdesir saat tangannya di sentuh Sean yang mampu membuatnya terdiam dah matanya melihat ke arah Sean. Menatap Pria itu dengan tatapan yang penuh dengan arti.

" Ya Allah ada apa ini. Kenapa perasaanku semakin tidak terkendalikan. Reya ini hanya perasaan biasa. Kamu jangan seperti ini Reya," batin Reya yang merasa hatinya justru sakit.

Anggika pun kedapur ingin melihat apa yang terjadi. Kenapa ada suara piring jatuh dan di pastikan Sean ada di sana. Saat Anggika kedapur betapa terkejutnya Anggika saat melihat Sean dan Reya berjongkok berhadapan dengan jarak yang berdekatan yang membuatnya melotot yang pasti tidak menyukai hal itu.

Belum lagi tangan Sean yang memegang tangan Reya yang membuat Anggika begitu schok.

" Apa yang kalian lakukan!" sentak Anggika membuat Sean dan Reya kembali terkejut dan Sean dengan cepat melepas tangan Reya.

Reya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah belakang Sean sama dengan Sean yang juga melihat kebelakang.

Anggika yang berdiri di sana menatap tajam Reya dan Sean yang seolah ingin murka. Anggika langsung menghampiri Reya dan Sean dan menarik Sean untuk berdiri menjauh dari Reya.

" Ada apa ini?" tanya Anggika yang matanya melihat Reya yang mengintimidasi Reya.

" Tidak apa-apa mah, aku hanya menjatuhkan piring," jawab Sean dan Reya pun juga sudah berdiri yang terlihat gugup.

" Kamu sendiri untuk apa kamu di sini?" tanya Anggika dengan sinis kepada Reya.

" Aku hanya mengambil minum Tante," jawab Reya.

" Kenapa lama sekali mengambil minum dan kamu Sean berapa lama kamu di sini?" tanya Anggika yang terlihat cemas dan bertanya dengan penuh ketakutan yang di pastikan dia memang menakutkan sesuatu yang terjadi.

" Apa maksud mama?" tanya Sean.

" Sudah jawab saja. Berapa lama kamu di sini?" tanya Anggika lagi.

" Mah, sudahlah aku hanya menjatuhkan piring. Mama jangan berlebihan Tidak ada yang terjadi," tegas Sean. Sepertinya Sean tau kenapa mamanya bertanya seperti itu.

Sean kembali berjongkok yang ingin membereskan piring namun Anggika langsung mencegahnya.

" Biar nanti bibi yang memebereskannya. Kamu masuk saja," ucap Anggika menegaskan.

" Baiklah," sahut Sean menurut saja. Dia tidak mau mau ada keributan dan akhirnya memilih meninggalkan tempat itu terlebih dahulu.

Setelah kepergian Sean. Anggika melihat ke arah Reya dan menatap Reya tajam. Namun Reya yang berusaha untuk tenang langsung pergi. Tetapi Anggika menahan tangannya.

" Apa yang kamu inginkan?" tanya Anggika

" Apa maksud Tante?" tanya Reya heran.

" Kamu jawab saja," ucap Anggika.

" Tetapi aku tidak mengerti apa yang Tante katakan," ucap Reya.

" Kamu dengar Reya. Kamu dan Sean itu saudara. Jangan punya pikiran kamu untuk mendapatkan hubungan lebih dengannya seperti kalian dulu. Mau aku mengakui kamu anak dari suamiku dengan wanita lain atau tidak. Tetapi pada kenyataannya. Kalian ber-2 itu sedarah. Jadi berhentilah punya perasaan yang lain kepada Sean," tegas Anggika yang mengingatkan Reya.

Kata-kata Anggika seakan menyadarkan Reya pada kenyataan itu. Memang tidak dapat di ketahui apakah Reya bisa menganggap Sean kakaknya atau tidak.

" Kenapa kamu diam?" apa kamu masih mengharapkan sesuatu. Reya aku membiarkan mu di rumah ini. Bukan untuk menjalin kedekatan dengan putraku Jadi sadarilah batasanmu," ucap Anggika dengan menunjuk tepat di wajah Reya mengingatkan Reya berkali-kali.

Reya hanya diam dan tidak menanggapi apa-apa dengan kata-kata itu. Dia tau Anggika juga membencinya dan tidak bisa menerimanya begitu saja.

" Aku berharap kau mengerti dengan apa yang aku maksud," tegas Anggika dan akhirnya langsung pergi setelah mengatakan hal itu.

Reya hanya membuang napasnya perlahan kedepan, " aku mengerti dan aku juga paham itu. Dan aku juga akan menyadari segalany. Jadi Tante tidak perlu khawatir," lirih Reya dengan pelan yang memegang dadanya yang sampai detik ini masih bergetar dan Reya pun memilih membersihkan piring yang sudah pecah itu walau tadi di Anggika menyuruh pembantu.

Mungkin Anggika memang larnoan. Hal itu yang di khawatirkan Anggika kenapa tidak mengijinkan Reya tinggal bersama keluarganya.

Karena Reya dan Sean sebelumnya mempunyai hubungan dan Anggika sebagai ibu yang peka dulu sangat tau anaknya itu menyukai Reya. Karena dia dulu sering menjadi teman curhat Sean dan di pastikan Sean mencintai Reya.

Meski kenyataan sudah membuat Sean menghilangkan perasaan itu dan mungkin juga Reya. Tetapi tidak ada yang tau bagaimana kedepannya dan itu yang di khawatirkan Anggika. Seperti apa yang di katakannya pada Reya. Walau dia tidak mengakui Reya anak suaminya. Tetapi kenyataannya Reya anak suaminya.

************

" Sean!" panggil Anggika ketika Sean ingin memasuki kamarnya.

" Ada apa ma?" tanya Sean yang kembali menghadap mamanya.

" Mama tidak meminta kamu untuk menganggap Reya sama seperti Citra yang juga adik kamu. Tetapi mama hanya mengingatkan itu kenyataan dan kamu...."

" Mah, sudahlah aku tau," sahut Sean memotong pembicaraan mamanya, " dan mama tidak perlu mengatakan itu. Aku masih waras. Walau dulu.... Argggghhh sudahla aku tidak mau membahasnya. Aku mau istirahat," ucap Sean yang bertambah pusing dan akhirnya memilih untuk memasuki kamarnya.

" Jika Reya bukan anak wanita itu dan suamiku. Mungkin kau juga bisa bersamanya Sean," batin Anggika yang pasti setuju jika Reya berhubungan dengan Sean. Tetapi keadaan membuat hal itu tidak mungkin terjadi.

Kembali lagi. Semua bukan kesalahan Sean. Ataupun Reya. Tetapi takdir yang sudah membuat seperti itu dan mereka ber-2 pelan-pelan harus menerima keadaan itu yang mungkin semakin lama mereka akan berdamai dengan keadaan mereka.

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 keluarga Argantara.
2 Bab 2 Penolakan.
3 Bab 3 Reya.
4 Bab 4 Keluhan sang adik.
5 Bab 5 Ke khawatiran Sean.
6 Bab 6 Pertengkaran.
7 Bab 7 Peringatan istri
8 Bab 8 Selalu ada untuk adiknya
9 Bab 9
10 Bab 10 Marahnya Sean.
11 Bab 11 munculnya pertama kali
12 Bab 12 Tidak menerimanya.
13 Bab 13 Keputusan.
14 Bab 14 Janji
15 Bab 15 Reya dan Sean
16 Bab 16 Panik.
17 Bab 17 Memikirkannya.
18 Bab 18 Terkejutnya Sean.
19 Bab 19 Penolakan Sean.
20 Bab 20 penempatan Reya.
21 Bab 21 Marah kepadanya.
22 Bab 22 Insiden.
23 Bab 23 Citra yang kenak omel.
24 Bab 24 Reya menantang.
25 Bab 25 Jahatnya Citra.
26 Bab 26 Kenak imbas.
27 Bab 27 Pekerjaan tidak masuk akal.
28 Bab 28 pingsan.
29 Bab 28
30 Bab 30 Bali.
31 Bab 31 Jebakan.
32 Bab 32 jebakan Sean.
33 Bab 32 Merasakan hal yang aneh.
34 Bab 34 Sama-sama terpengaruh.
35 Bab 35 sama-sama tidak dapan mengendalikan diri.
36 Bab 36 sama-sama terkejut.
37 Bab 37 Kehancuran baginya.
38 Bab 38 Rasa takut.
39 Bab 39. Reya yang pingsan.
40 Bab 40 pertanyaan mengintimidasi.
41 Bab 41 Penyesalan.
42 Bab 42 Acara Perusahaan
43 Bab 43 Hampir.
44 Bab 44 menenagkannya.
45 Bab 44 Obrolan menegangkan.
46 Bab 46 Menahannya.
47 Bab 47 Sean dan Reya.
48 Bab 48 Saling tersakiti.
49 Bab 50 Aneh.
50 Bab 50 Mengetahui yang sebenarnya.
51 Bab 51 Tidak bisa berkutik lagi
52 Bab 52 Kebongkar.
53 Bab 52 Keputusan.
54 Bab 54 keputusan Reya.
55 Bab 53 Pergi.
56 Bab 56 Sean terkejut
57 Bab 57 Terkena imbas.
58 Bab 58 Melihatnya
59 Bab 59 Membawanya.
60 Bab 60 Tempat baru.
61 Bab 61 Perlakuan itu.
62 Bab 62 Saat yang tepat.
63 Bab 63 Berbelanja berdua.
64 Bab 64 Tiba-tiba canggung.
65 Bab 65 Janji.
66 Bab 66 Peringatan Citra.
67 Bab 67 Deg.
68 Bab 68 tidak terkendali.
69 Bab 69 Hal aneh.
70 Bab 70 Deg
71 Bab 71 Apa itu kabar baik
72 Bab 72.
73 Bab 73 Berusaha menerima.
74 Bab 74 Dunia seakan hanya milik berdua.
75 Bab 74 Nasehat.
76 Bab 76 Saling melihat
77 Bab 77 Reya dan Sean.
78 Bab 78
79 Bab 79 Melamar.
80 Bab 80 Hal manis.
81 Bab 81 Hampir.
82 Bab 82 Keberanian Citra
83 Bab 83 Peringatan
84 Bab 84 Saling menggoda.
85 Bab 85 Deg.
86 Bab 86 Mempengaruhi.
87 Bab 87 Regina sungguh bodoh.
88 Bab 88 Pengaduan Reya.
89 Bab 89 Hal yang menegangkan.
90 Bab 90 Tidak terduga
91 Bab 91 Bertemu
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 105
107 Bab 107
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 110.
111 Bab 111.
112 Bab 112.
113 Bab 114
114 Bab 115
115 Bab 116.
116 Bab 116
117 Bab 116
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127.
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 130
132 Bab 132.
133 Bab 133.
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 138
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 142
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 141
152 Bab 152
153 Bab 152
154 Bab 154.
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 157
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 162
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 167
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 170
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 178
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 182
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 91
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab
210 Bab
211 Bab 212
212 Bab 213
213 213
214 214
215 Bab.
216 Bab
217 Bab.
218 Bab
219 Bab
220 Bab
221 Bab
222 Bab
223 Bab.
224 Bab
225 Bab
226 Bab.
227 Bab
228 Bab.
229 Bab
230 Bab.
231 Bab.
232 Bab 232
233 Bab 232
234 Bab 234
235 Bab 235
236 Bab 236
237 Bab 236
238 Bab 238
239 Bab 238
240 Bab 240
241 Bab 241
242 Bab 242
243 Bab 242
244 Bab 244
245 Bab 246
246 Bab 246
247 Bab 247
248 Bab 258
249 Bab 259
250 Bab 250
251 Bab 251
252 Bab 252
253 Bab 253
254 Bab 254
255 Bab 255
256 Bab 256
257 Bab 257
258 Bab 257
259 Bab 259
260 Bab 260
261 Bab 261
262 Bab 262
263 Bab 263.
264 Bab 264
265 Bab 265
266 Bab 266
267 Bab 267
268 Bab 268
269 Bab 269
270 Bab 270
271 Bab 271
272 Bab 207
273 Bab 273
274 Bab 274
275 Bab 275
276 Bab 276
277 Bab 277
278 Bab 278
279 Bab 279
280 Bab 280
281 Bab 281
282 Bab 282
283 Bab 283
284 Bab 284
285 Bab 285
286 Bab 286.
287 Bab 287
288 Bab 287
289 Bab 288
290 Bab 290
291 Bab 291
292 Bab 292
293 Bab 293
294 Bab 294
295 Bab 295
296 Bab 296
297 Bab 296
298 Bab 298
299 Bab 299
300 Bab 300
301 Bab 301
302 Bab 302
303 Bab 303
304 Bab 304
305 Bab 304
306 Episode 305
307 Bab 304
308 Bab 308
309 Bab 309
310 Bab 310
311 Bab 3011
312 Episode 312
313 Bab 313
314 Bab 314
315 Episode 315
316 Bab 316
317 Bab 317
318 Bab 318
319 Bab 319
320 Bab 320.
321 Bab 321
322 Bab 322
323 Bab 323
324 Bab 234
325 Bab 325
326 Bab 326
327 Bab 327
328 Bab 327
329 Bab 323
330 Bab 330
331 Bab 331
332 Bab 332
333 Bab 333
334 Bab 334
335 Bab 335
336 Bab 336
337 Bab 336
338 Episode 338
339 Bab 339
340 Beba 340.
341 Episode 341
342 Bab 342
343 Bab 342
344 Bab 344
345 Bab 345
346 Bab 346
347 Bab 347
348 Bab 348
349 Bab 349
350 Episode 350
351 Bab 352
352 Bab 353 End.
Episodes

Updated 352 Episodes

1
Bab 1 keluarga Argantara.
2
Bab 2 Penolakan.
3
Bab 3 Reya.
4
Bab 4 Keluhan sang adik.
5
Bab 5 Ke khawatiran Sean.
6
Bab 6 Pertengkaran.
7
Bab 7 Peringatan istri
8
Bab 8 Selalu ada untuk adiknya
9
Bab 9
10
Bab 10 Marahnya Sean.
11
Bab 11 munculnya pertama kali
12
Bab 12 Tidak menerimanya.
13
Bab 13 Keputusan.
14
Bab 14 Janji
15
Bab 15 Reya dan Sean
16
Bab 16 Panik.
17
Bab 17 Memikirkannya.
18
Bab 18 Terkejutnya Sean.
19
Bab 19 Penolakan Sean.
20
Bab 20 penempatan Reya.
21
Bab 21 Marah kepadanya.
22
Bab 22 Insiden.
23
Bab 23 Citra yang kenak omel.
24
Bab 24 Reya menantang.
25
Bab 25 Jahatnya Citra.
26
Bab 26 Kenak imbas.
27
Bab 27 Pekerjaan tidak masuk akal.
28
Bab 28 pingsan.
29
Bab 28
30
Bab 30 Bali.
31
Bab 31 Jebakan.
32
Bab 32 jebakan Sean.
33
Bab 32 Merasakan hal yang aneh.
34
Bab 34 Sama-sama terpengaruh.
35
Bab 35 sama-sama tidak dapan mengendalikan diri.
36
Bab 36 sama-sama terkejut.
37
Bab 37 Kehancuran baginya.
38
Bab 38 Rasa takut.
39
Bab 39. Reya yang pingsan.
40
Bab 40 pertanyaan mengintimidasi.
41
Bab 41 Penyesalan.
42
Bab 42 Acara Perusahaan
43
Bab 43 Hampir.
44
Bab 44 menenagkannya.
45
Bab 44 Obrolan menegangkan.
46
Bab 46 Menahannya.
47
Bab 47 Sean dan Reya.
48
Bab 48 Saling tersakiti.
49
Bab 50 Aneh.
50
Bab 50 Mengetahui yang sebenarnya.
51
Bab 51 Tidak bisa berkutik lagi
52
Bab 52 Kebongkar.
53
Bab 52 Keputusan.
54
Bab 54 keputusan Reya.
55
Bab 53 Pergi.
56
Bab 56 Sean terkejut
57
Bab 57 Terkena imbas.
58
Bab 58 Melihatnya
59
Bab 59 Membawanya.
60
Bab 60 Tempat baru.
61
Bab 61 Perlakuan itu.
62
Bab 62 Saat yang tepat.
63
Bab 63 Berbelanja berdua.
64
Bab 64 Tiba-tiba canggung.
65
Bab 65 Janji.
66
Bab 66 Peringatan Citra.
67
Bab 67 Deg.
68
Bab 68 tidak terkendali.
69
Bab 69 Hal aneh.
70
Bab 70 Deg
71
Bab 71 Apa itu kabar baik
72
Bab 72.
73
Bab 73 Berusaha menerima.
74
Bab 74 Dunia seakan hanya milik berdua.
75
Bab 74 Nasehat.
76
Bab 76 Saling melihat
77
Bab 77 Reya dan Sean.
78
Bab 78
79
Bab 79 Melamar.
80
Bab 80 Hal manis.
81
Bab 81 Hampir.
82
Bab 82 Keberanian Citra
83
Bab 83 Peringatan
84
Bab 84 Saling menggoda.
85
Bab 85 Deg.
86
Bab 86 Mempengaruhi.
87
Bab 87 Regina sungguh bodoh.
88
Bab 88 Pengaduan Reya.
89
Bab 89 Hal yang menegangkan.
90
Bab 90 Tidak terduga
91
Bab 91 Bertemu
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 105
107
Bab 107
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 110.
111
Bab 111.
112
Bab 112.
113
Bab 114
114
Bab 115
115
Bab 116.
116
Bab 116
117
Bab 116
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127.
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 130
132
Bab 132.
133
Bab 133.
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 138
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 142
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 141
152
Bab 152
153
Bab 152
154
Bab 154.
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 157
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 162
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 167
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 170
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 178
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 182
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 91
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab
210
Bab
211
Bab 212
212
Bab 213
213
213
214
214
215
Bab.
216
Bab
217
Bab.
218
Bab
219
Bab
220
Bab
221
Bab
222
Bab
223
Bab.
224
Bab
225
Bab
226
Bab.
227
Bab
228
Bab.
229
Bab
230
Bab.
231
Bab.
232
Bab 232
233
Bab 232
234
Bab 234
235
Bab 235
236
Bab 236
237
Bab 236
238
Bab 238
239
Bab 238
240
Bab 240
241
Bab 241
242
Bab 242
243
Bab 242
244
Bab 244
245
Bab 246
246
Bab 246
247
Bab 247
248
Bab 258
249
Bab 259
250
Bab 250
251
Bab 251
252
Bab 252
253
Bab 253
254
Bab 254
255
Bab 255
256
Bab 256
257
Bab 257
258
Bab 257
259
Bab 259
260
Bab 260
261
Bab 261
262
Bab 262
263
Bab 263.
264
Bab 264
265
Bab 265
266
Bab 266
267
Bab 267
268
Bab 268
269
Bab 269
270
Bab 270
271
Bab 271
272
Bab 207
273
Bab 273
274
Bab 274
275
Bab 275
276
Bab 276
277
Bab 277
278
Bab 278
279
Bab 279
280
Bab 280
281
Bab 281
282
Bab 282
283
Bab 283
284
Bab 284
285
Bab 285
286
Bab 286.
287
Bab 287
288
Bab 287
289
Bab 288
290
Bab 290
291
Bab 291
292
Bab 292
293
Bab 293
294
Bab 294
295
Bab 295
296
Bab 296
297
Bab 296
298
Bab 298
299
Bab 299
300
Bab 300
301
Bab 301
302
Bab 302
303
Bab 303
304
Bab 304
305
Bab 304
306
Episode 305
307
Bab 304
308
Bab 308
309
Bab 309
310
Bab 310
311
Bab 3011
312
Episode 312
313
Bab 313
314
Bab 314
315
Episode 315
316
Bab 316
317
Bab 317
318
Bab 318
319
Bab 319
320
Bab 320.
321
Bab 321
322
Bab 322
323
Bab 323
324
Bab 234
325
Bab 325
326
Bab 326
327
Bab 327
328
Bab 327
329
Bab 323
330
Bab 330
331
Bab 331
332
Bab 332
333
Bab 333
334
Bab 334
335
Bab 335
336
Bab 336
337
Bab 336
338
Episode 338
339
Bab 339
340
Beba 340.
341
Episode 341
342
Bab 342
343
Bab 342
344
Bab 344
345
Bab 345
346
Bab 346
347
Bab 347
348
Bab 348
349
Bab 349
350
Episode 350
351
Bab 352
352
Bab 353 End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!