Bab 8 Selalu ada untuk adiknya

" Citra beruntung bisa memiliki kakak. Jangan pernah berpihak pada siapapun. Kecuali pada Citra. Citra akan merasa sendiri. Jika kakak tidak berpihak pada Citra," ucap Citra.

" Itu tidak akan terjadi Citar," sahut Sean dengan mengusap-usap pucuk kepala adiknya itu.

" Ahhhhhhhh," Citra menguap panjang dengan menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang rasa kantuknya mulai datang.

" Citra mengantuk. Boleh tidak Citra tidur di sini?" tanya Citra.

" Hmmm, boleh," sahut Sean tanpa keberatan.

" Ya sudah Citra mau istirahat dulu," ucap Citra tersenyum dan langsung berdiri.

" Tugas kamu?" tanya Sean.

" Kan sudah kakak kerjakan," jawab Citra dengan santai lalu berjalan menuju tempat tidur. Sean hanya geleng-geleng saja.

" Kak Sean tolong matikan laptop Citra ya nanti," ucap Citra yang menarik selimut yang langsung rebahan.

" Iya," sahut Sean mengangguk. Sean menoleh ke arah ranjanganya dan melihat Citra yang sudah merebahkan dirinya dengan memeluk guling. Sean mengendus tersenyum melihat Citra. Ya memang alasan Citra minta ajari hanya modus dan ujung-ujungnya Sean yang mengerjakannya dan begitulah Citra yang sangat beruntung mempunyai kakak pintar.

Sean menggoyang-goyangkan kepalanya melihat kelakuan adik bungsunya itu. Malam semakin panjang larut. Sean pun menyudahi pekerjaannya. Sean menutup laptopnya dan merapikan berkas-berkasnya. Sean juga sudah selesai mengerjakan tugas Citra. Dia juga akan beristirahat dan karena tempat tidurnya di kuasai adiknya. Jadi Sean akan tertidur di sofa malam ini.

*********

Pagi hari kembali tiba. Di kamar Sean. Citra masih tetap tertidur dengan pulas. Sementara terdengar suara air dari dalam kamar mandi yang sepertinya ada melakukan aktivitas di dalam kamar mandi. Mungkin saja Sean yang memang pasti sedang mandi.

Dan ternyata memang benar Sean. Sean keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang di lilit di pinggangnya sehingga menampilkan tubuhnya yang kotak-kotak. Sean tersenyum melihat ke arah Citra yang masih pulas tertidur di kamarnya.

Sean menghampiri ranjang duduk di samping Citra di bagian kepala Citra dengan menyinggirkan anak rambut yang ada di wajah Citra, mata Citra terlihat mengkerut yang mungkin merasa silau dengan sinar matahari.

Sean melihat ke arah jendela yang memang cahaya matahari masuk dari kaca cendela yang gordennya sudah di buka. Tidak ingin melihat tidur Citra tergangngu Sean menutup cahaya matahari dengan telapak tangannya.

" Sudah pagi. Tepai masih tetap tidur," gumam Sean yang geleng-geleng melihat adiknya itu yang pasti bangun kesiangan suada menjadi kebiasaan Citra.

" Sean!" suara sang mama terdengar mengetuk pintu membuat Sean melihat ke arah pintu.

" Iya ma," sahut Elang dengan hembusan napasnya perlahan kedepan.

" Citra ada tidur di kamar kamu?" tanya Anggika.

" iya ma ada," jawab Sean.

" Kamu bangunkan cepat ya. Soalnya dia ada kuliah pagi hari ini, nanti Citra bisa terlambat," ucap sang mama yang berbicara di balik pintu.

" iya ma, aku akan bangunkan Citra," sahut Sean.

" Baiklah," sahut Anggika yang pergi. Dan menyerahkan masalah Citra pada Sean.

" Citra, ayo bangun sudah pagi," ucap Sean dengan lembut membangunkan adiknya itu tangannya sambil mengusap-usap rambut Citra.

" Citra bangunlah!" ucap Sean lagi.

" Hmmmm, kakak masih ngantuk," ucap Citra dengan suaranya yang manja dan matanya yang masih tetap terpejam.

" Tapi ini sudah pagi. Mama bilang kamu ada kuliah pagi jadi bangunlah. Nanti kamu terlambat. Kamu bagaimana mau lulus. Kalau kuliah saja malas," ucap Sean yang menceramahi adiknya itu.

" Hmmm, nanti sebentar lagi kakak. Jangan bawel seperti mama dong kak," sahut Citra yang tetap masih mengantuk dan malas untuk bangun.

" Siapa yang tidak bawel jika melihat kelakukan kamu seperti ini. Jadi cepat bangun," ucap Sean yang menggoyang-goyangkan tubuh adiknya.

" Citra ayo bangun jangan malas-malasan. Kamu dengar kakak atau tidak," ucap Sean memdesak Citra, dan bahkan jarinya membuka paksa mata Citra.

" Kakak, masih ngantuk!" rengek Citra.

" Cepat bangun. Kamu ini anak perempuan malas-malasan," ucap Sean yang memaksa Citra dengan tangannya yang langsung memegang ke-2 tangan Citra dan memaksa Citra untuk duduk.

" Masih ngantuk kak," renge Citra dengan matanya yang terbuka sipit.

" Nggak ada ngantuk-ngantukan. Kamu harus bangun ini sudah pagi. Jangan gara-gara kamu. Kakak juga nanti terlambat," ucap Sean tegas pada Citra.

" Ayo bangun, kenapa masih duduk," ucap Sean. Citra hanya menganggukan lemas kepalanya.

" Iya ini sudah bangun," sahut Citra yang membuka matanya terpaksa.

" Aaaaaaa," Citra langsung menguap panjang dengan menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

" Kakak ganggu aku tidur saja," ucap Citra kesal.

" Jangan nyalahin kakak. Ayo kamu sana mandi, siap-siap kekampus hari ini," ucap Sean menegaskan.

" Iya," geram Citra yang mau tidak mau harus bangkit dari ranjang dan pergi dengan terpaksa.

" Laptopnya di bawa!" teriak Sean yang melihat Citra pergi begitu saja tanpa membawa laptopnya.

" Kaka yang bawakan nanti," sahut Citra yang pergi begitu saja. Sean hanya mengengus kasar dengan Citra. Namun apa yang terjadi barusan mampu membuat Sean mengukir senyum indah di wajahnya.

" Ya dia seperti itu bukan kesalahannya. Tapi karena aku yang terlalu memanjakannya," batin Sean geleng-geleng dengan kelakuan adiknya itu.

***********

Setelah selesai bersiap-siap di dalam kamarnya Sean mengambil ponselnya dan juga tas kerjanya. Sean melihat laptop Citra.

" Apa salahnya membawanya tadi," gumam Sean yang mau tidak mau harus membawa laptop Citra.

Sebelum menuruni anak tangga untuk sarapan seperti biasa. Sean mampir ke kamar Citra dulu. Sean memegang kenopi pintu dan langsung membuka begitu saja tanpa mengetuk pintu.

" Citra laptop kamu," ucap Sean yang mana Citra sednag berdiri di depan meja rias yang ternyata juga sudah siapa-siapa.

" Iya kak letakkan di sana saja," sahut Citra. Sean menghela napas dan langsung meletakkan di atas tempat tidur.

" Kamu buruan turun, biar sarapan sama-sama," ucap Sean.

" Iya kak, sebentar lagi," jawab Citra yang menyisir rambutnya dan Sean pun langsung pergi yang keluar dari kamar itu.

************

Sean akan mengantar Citra setiap hari. Karena Sean memang melarang Citra untuk menyetir mobil dan Citra sendiri memang tidak berani juga untuk menyetir mobil. Bisa-bisa tapi dia takut saja. Begitu sampai di depan kampus. Citra membuka sabuk pengamannya.

" Ya sudah Citra masuk dulu. Makasih sudah anterin Citra, makasih juga untuk tugasnya tadi malam," ucap Citra. Sean mengangguk tersenyum.

" Ya sudah Citra pergi dulu," ucap Citra pamit.

" Citra tunggu!" cegah Sean menahan tangan Citra dan Citra tidak jadi pergi.

" Ada apa kak?" tanya Citra heran.

" Kamu rajin belajar dan jangan malas-malasan, kamu harus cepat lulus kuliah. Supaya berada di perusahaan," ucap Sean memberikan nasehat pada adiknya itu.

" Iya kakak bawel," sahut Citra.

" Kakak serius Citra," sahut Sean dengan wajah seriusnya.

" Citra tau kakak serius," sahut Citra dengan tersenyum lebar.

" Ya sudah sana masuk!" perintah Sean. Citra mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Ya sudah Citra pergi dulu da kakak," sahut Citra yang pamit kembali. Sean mengangguk. Citra pun langsung keluar dari mobil Sean.

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 keluarga Argantara.
2 Bab 2 Penolakan.
3 Bab 3 Reya.
4 Bab 4 Keluhan sang adik.
5 Bab 5 Ke khawatiran Sean.
6 Bab 6 Pertengkaran.
7 Bab 7 Peringatan istri
8 Bab 8 Selalu ada untuk adiknya
9 Bab 9
10 Bab 10 Marahnya Sean.
11 Bab 11 munculnya pertama kali
12 Bab 12 Tidak menerimanya.
13 Bab 13 Keputusan.
14 Bab 14 Janji
15 Bab 15 Reya dan Sean
16 Bab 16 Panik.
17 Bab 17 Memikirkannya.
18 Bab 18 Terkejutnya Sean.
19 Bab 19 Penolakan Sean.
20 Bab 20 penempatan Reya.
21 Bab 21 Marah kepadanya.
22 Bab 22 Insiden.
23 Bab 23 Citra yang kenak omel.
24 Bab 24 Reya menantang.
25 Bab 25 Jahatnya Citra.
26 Bab 26 Kenak imbas.
27 Bab 27 Pekerjaan tidak masuk akal.
28 Bab 28 pingsan.
29 Bab 28
30 Bab 30 Bali.
31 Bab 31 Jebakan.
32 Bab 32 jebakan Sean.
33 Bab 32 Merasakan hal yang aneh.
34 Bab 34 Sama-sama terpengaruh.
35 Bab 35 sama-sama tidak dapan mengendalikan diri.
36 Bab 36 sama-sama terkejut.
37 Bab 37 Kehancuran baginya.
38 Bab 38 Rasa takut.
39 Bab 39. Reya yang pingsan.
40 Bab 40 pertanyaan mengintimidasi.
41 Bab 41 Penyesalan.
42 Bab 42 Acara Perusahaan
43 Bab 43 Hampir.
44 Bab 44 menenagkannya.
45 Bab 44 Obrolan menegangkan.
46 Bab 46 Menahannya.
47 Bab 47 Sean dan Reya.
48 Bab 48 Saling tersakiti.
49 Bab 50 Aneh.
50 Bab 50 Mengetahui yang sebenarnya.
51 Bab 51 Tidak bisa berkutik lagi
52 Bab 52 Kebongkar.
53 Bab 52 Keputusan.
54 Bab 54 keputusan Reya.
55 Bab 53 Pergi.
56 Bab 56 Sean terkejut
57 Bab 57 Terkena imbas.
58 Bab 58 Melihatnya
59 Bab 59 Membawanya.
60 Bab 60 Tempat baru.
61 Bab 61 Perlakuan itu.
62 Bab 62 Saat yang tepat.
63 Bab 63 Berbelanja berdua.
64 Bab 64 Tiba-tiba canggung.
65 Bab 65 Janji.
66 Bab 66 Peringatan Citra.
67 Bab 67 Deg.
68 Bab 68 tidak terkendali.
69 Bab 69 Hal aneh.
70 Bab 70 Deg
71 Bab 71 Apa itu kabar baik
72 Bab 72.
73 Bab 73 Berusaha menerima.
74 Bab 74 Dunia seakan hanya milik berdua.
75 Bab 74 Nasehat.
76 Bab 76 Saling melihat
77 Bab 77 Reya dan Sean.
78 Bab 78
79 Bab 79 Melamar.
80 Bab 80 Hal manis.
81 Bab 81 Hampir.
82 Bab 82 Keberanian Citra
83 Bab 83 Peringatan
84 Bab 84 Saling menggoda.
85 Bab 85 Deg.
86 Bab 86 Mempengaruhi.
87 Bab 87 Regina sungguh bodoh.
88 Bab 88 Pengaduan Reya.
89 Bab 89 Hal yang menegangkan.
90 Bab 90 Tidak terduga
91 Bab 91 Bertemu
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 105
107 Bab 107
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 110.
111 Bab 111.
112 Bab 112.
113 Bab 114
114 Bab 115
115 Bab 116.
116 Bab 116
117 Bab 116
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127.
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 130
132 Bab 132.
133 Bab 133.
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 138
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 142
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 141
152 Bab 152
153 Bab 152
154 Bab 154.
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 157
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 162
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 167
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 170
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 178
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 182
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 91
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab
210 Bab
211 Bab 212
212 Bab 213
213 213
214 214
215 Bab.
216 Bab
217 Bab.
218 Bab
219 Bab
220 Bab
221 Bab
222 Bab
223 Bab.
224 Bab
225 Bab
226 Bab.
227 Bab
228 Bab.
229 Bab
230 Bab.
231 Bab.
232 Bab 232
233 Bab 232
234 Bab 234
235 Bab 235
236 Bab 236
237 Bab 236
238 Bab 238
239 Bab 238
240 Bab 240
241 Bab 241
242 Bab 242
243 Bab 242
244 Bab 244
245 Bab 246
246 Bab 246
247 Bab 247
248 Bab 258
249 Bab 259
250 Bab 250
251 Bab 251
252 Bab 252
253 Bab 253
254 Bab 254
255 Bab 255
256 Bab 256
257 Bab 257
258 Bab 257
259 Bab 259
260 Bab 260
261 Bab 261
262 Bab 262
263 Bab 263.
264 Bab 264
265 Bab 265
266 Bab 266
267 Bab 267
268 Bab 268
269 Bab 269
270 Bab 270
271 Bab 271
272 Bab 207
273 Bab 273
274 Bab 274
275 Bab 275
276 Bab 276
277 Bab 277
278 Bab 278
279 Bab 279
280 Bab 280
281 Bab 281
282 Bab 282
283 Bab 283
284 Bab 284
285 Bab 285
286 Bab 286.
287 Bab 287
288 Bab 287
289 Bab 288
290 Bab 290
291 Bab 291
292 Bab 292
293 Bab 293
294 Bab 294
295 Bab 295
296 Bab 296
297 Bab 296
298 Bab 298
299 Bab 299
300 Bab 300
301 Bab 301
302 Bab 302
303 Bab 303
304 Bab 304
305 Bab 304
306 Episode 305
307 Bab 304
308 Bab 308
309 Bab 309
310 Bab 310
311 Bab 3011
312 Episode 312
313 Bab 313
314 Bab 314
315 Episode 315
316 Bab 316
317 Bab 317
318 Bab 318
319 Bab 319
320 Bab 320.
321 Bab 321
322 Bab 322
323 Bab 323
324 Bab 234
325 Bab 325
326 Bab 326
327 Bab 327
328 Bab 327
329 Bab 323
330 Bab 330
331 Bab 331
332 Bab 332
333 Bab 333
334 Bab 334
335 Bab 335
336 Bab 336
337 Bab 336
338 Episode 338
339 Bab 339
340 Beba 340.
341 Episode 341
342 Bab 342
343 Bab 342
344 Bab 344
345 Bab 345
346 Bab 346
347 Bab 347
348 Bab 348
349 Bab 349
350 Episode 350
351 Bab 352
352 Bab 353 End.
Episodes

Updated 352 Episodes

1
Bab 1 keluarga Argantara.
2
Bab 2 Penolakan.
3
Bab 3 Reya.
4
Bab 4 Keluhan sang adik.
5
Bab 5 Ke khawatiran Sean.
6
Bab 6 Pertengkaran.
7
Bab 7 Peringatan istri
8
Bab 8 Selalu ada untuk adiknya
9
Bab 9
10
Bab 10 Marahnya Sean.
11
Bab 11 munculnya pertama kali
12
Bab 12 Tidak menerimanya.
13
Bab 13 Keputusan.
14
Bab 14 Janji
15
Bab 15 Reya dan Sean
16
Bab 16 Panik.
17
Bab 17 Memikirkannya.
18
Bab 18 Terkejutnya Sean.
19
Bab 19 Penolakan Sean.
20
Bab 20 penempatan Reya.
21
Bab 21 Marah kepadanya.
22
Bab 22 Insiden.
23
Bab 23 Citra yang kenak omel.
24
Bab 24 Reya menantang.
25
Bab 25 Jahatnya Citra.
26
Bab 26 Kenak imbas.
27
Bab 27 Pekerjaan tidak masuk akal.
28
Bab 28 pingsan.
29
Bab 28
30
Bab 30 Bali.
31
Bab 31 Jebakan.
32
Bab 32 jebakan Sean.
33
Bab 32 Merasakan hal yang aneh.
34
Bab 34 Sama-sama terpengaruh.
35
Bab 35 sama-sama tidak dapan mengendalikan diri.
36
Bab 36 sama-sama terkejut.
37
Bab 37 Kehancuran baginya.
38
Bab 38 Rasa takut.
39
Bab 39. Reya yang pingsan.
40
Bab 40 pertanyaan mengintimidasi.
41
Bab 41 Penyesalan.
42
Bab 42 Acara Perusahaan
43
Bab 43 Hampir.
44
Bab 44 menenagkannya.
45
Bab 44 Obrolan menegangkan.
46
Bab 46 Menahannya.
47
Bab 47 Sean dan Reya.
48
Bab 48 Saling tersakiti.
49
Bab 50 Aneh.
50
Bab 50 Mengetahui yang sebenarnya.
51
Bab 51 Tidak bisa berkutik lagi
52
Bab 52 Kebongkar.
53
Bab 52 Keputusan.
54
Bab 54 keputusan Reya.
55
Bab 53 Pergi.
56
Bab 56 Sean terkejut
57
Bab 57 Terkena imbas.
58
Bab 58 Melihatnya
59
Bab 59 Membawanya.
60
Bab 60 Tempat baru.
61
Bab 61 Perlakuan itu.
62
Bab 62 Saat yang tepat.
63
Bab 63 Berbelanja berdua.
64
Bab 64 Tiba-tiba canggung.
65
Bab 65 Janji.
66
Bab 66 Peringatan Citra.
67
Bab 67 Deg.
68
Bab 68 tidak terkendali.
69
Bab 69 Hal aneh.
70
Bab 70 Deg
71
Bab 71 Apa itu kabar baik
72
Bab 72.
73
Bab 73 Berusaha menerima.
74
Bab 74 Dunia seakan hanya milik berdua.
75
Bab 74 Nasehat.
76
Bab 76 Saling melihat
77
Bab 77 Reya dan Sean.
78
Bab 78
79
Bab 79 Melamar.
80
Bab 80 Hal manis.
81
Bab 81 Hampir.
82
Bab 82 Keberanian Citra
83
Bab 83 Peringatan
84
Bab 84 Saling menggoda.
85
Bab 85 Deg.
86
Bab 86 Mempengaruhi.
87
Bab 87 Regina sungguh bodoh.
88
Bab 88 Pengaduan Reya.
89
Bab 89 Hal yang menegangkan.
90
Bab 90 Tidak terduga
91
Bab 91 Bertemu
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 105
107
Bab 107
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 110.
111
Bab 111.
112
Bab 112.
113
Bab 114
114
Bab 115
115
Bab 116.
116
Bab 116
117
Bab 116
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127.
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 130
132
Bab 132.
133
Bab 133.
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 138
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 142
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 141
152
Bab 152
153
Bab 152
154
Bab 154.
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 157
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 162
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 167
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 170
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 178
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 182
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 91
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab
210
Bab
211
Bab 212
212
Bab 213
213
213
214
214
215
Bab.
216
Bab
217
Bab.
218
Bab
219
Bab
220
Bab
221
Bab
222
Bab
223
Bab.
224
Bab
225
Bab
226
Bab.
227
Bab
228
Bab.
229
Bab
230
Bab.
231
Bab.
232
Bab 232
233
Bab 232
234
Bab 234
235
Bab 235
236
Bab 236
237
Bab 236
238
Bab 238
239
Bab 238
240
Bab 240
241
Bab 241
242
Bab 242
243
Bab 242
244
Bab 244
245
Bab 246
246
Bab 246
247
Bab 247
248
Bab 258
249
Bab 259
250
Bab 250
251
Bab 251
252
Bab 252
253
Bab 253
254
Bab 254
255
Bab 255
256
Bab 256
257
Bab 257
258
Bab 257
259
Bab 259
260
Bab 260
261
Bab 261
262
Bab 262
263
Bab 263.
264
Bab 264
265
Bab 265
266
Bab 266
267
Bab 267
268
Bab 268
269
Bab 269
270
Bab 270
271
Bab 271
272
Bab 207
273
Bab 273
274
Bab 274
275
Bab 275
276
Bab 276
277
Bab 277
278
Bab 278
279
Bab 279
280
Bab 280
281
Bab 281
282
Bab 282
283
Bab 283
284
Bab 284
285
Bab 285
286
Bab 286.
287
Bab 287
288
Bab 287
289
Bab 288
290
Bab 290
291
Bab 291
292
Bab 292
293
Bab 293
294
Bab 294
295
Bab 295
296
Bab 296
297
Bab 296
298
Bab 298
299
Bab 299
300
Bab 300
301
Bab 301
302
Bab 302
303
Bab 303
304
Bab 304
305
Bab 304
306
Episode 305
307
Bab 304
308
Bab 308
309
Bab 309
310
Bab 310
311
Bab 3011
312
Episode 312
313
Bab 313
314
Bab 314
315
Episode 315
316
Bab 316
317
Bab 317
318
Bab 318
319
Bab 319
320
Bab 320.
321
Bab 321
322
Bab 322
323
Bab 323
324
Bab 234
325
Bab 325
326
Bab 326
327
Bab 327
328
Bab 327
329
Bab 323
330
Bab 330
331
Bab 331
332
Bab 332
333
Bab 333
334
Bab 334
335
Bab 335
336
Bab 336
337
Bab 336
338
Episode 338
339
Bab 339
340
Beba 340.
341
Episode 341
342
Bab 342
343
Bab 342
344
Bab 344
345
Bab 345
346
Bab 346
347
Bab 347
348
Bab 348
349
Bab 349
350
Episode 350
351
Bab 352
352
Bab 353 End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!