Pagi hari Liu Dan membuka pintu rumahnya dan menemukan Chen Seng terguling tepat di depan kedua kakinya bersandal rumah lalu melihat ke arah lorong kanan dan kiri untuk memastikan bahwa ia tak menemukan hantu cerewet itu lagi.
"Dia sudah pulang ke rumahnya.. Ahh, syukurlah. " Kata Liu Dan menyeret Chen Seng masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya dengan keras.
Brakkk!
"Astaga kau ingin membuatku mati satu kali lagi dan kau akan puas hati..! " Teriak Yang Xi Xi yang mengejutkan Liu Dan di batas pintu dan keset.
"Kau hantu macam apa yang senang sekali goda laki-laki lajang seperti ku sepagi ini. " Balas Liu Dan yang mendorong Yang Xi Xi keluar dari rumahnya dengan kasar sampai gadis hantu itu terjungkal keluar rumahnya dengan menembus pintunya.
Bruk!
"Aduuh.. Baru pertama kali dalam sejarah di hidup abadiku..Aku Yang Xi Xi di usir seperti itu oleh manusia..! " Teriak Yang Xi Xi menendang tong sampah di dekat pintu lift hingga terbang ke kepala seseorang yang baru saja keluar dari lift.
"Heii.. "
Orang itu meringis mencium aroma sampah di kepala hingga tubuhnya lalu berlari masuk ke rumahnya yang tak jauh dari rumah Liu Dan yang berdampingan dengan rumah baru Yang Xi Xi.
"Nona.. Kau siapakah? Apakah kamu ingin sewa rumah apartemen nomor delapan? " Tanya pria petugas keamanan dan ketertiban gedung itu kepada Yang Xi Xi yang memakai payungnya untuk membuat manusia bisa melihatnya.
"Aku Julie Yang Xi Xi yang ingin menyewa rumah apartemen nomor delapan. Bisakah kamu bantu aku dimana aku bisa melakukan transaksi sewa rumah apartemen nomor delapan itu? " Tanya Yang Xi Xi dengan sikap seperti wanita manusia yang berpendidikan tinggi.
"Ohh, mari saya antarkan Anda ke kantor gedung ini untuk bertemu dengan pihak pemasarannya. " Jawab Staff keamanan dan ketertiban gedung ini kepada Yang Xi Xi.
"Baik, terimakasih banyak. " Kata Yang Xi Xi yang mengambil koper isi uang tunai era sekarang dari temannya lalu mengikuti langkah staff untuk masuk ke lift dahulu.
Ting!
Di rumah apartemen nomor tujuh. Liu Dan sibuk untuk mengurus makanan untuk sarapan pagi di dapur usai menaruh Chen Seng di ranjang kamar pemuda sahabatnya itu.
"Emm, bagaimana kabar Liana ya di rumah kuno sana? " Pikiran Liu Dan sedang kalut memikirkan seseorang yang jauh dari pelupuk matanya tapi selalu dekat di hatinya.
Chen Seng bangun tidur dengan kaget karena ia tiba-tiba berada di ranjangnya sendiri lalu ia bisa menghirup aroma mie instan enak dari dapur yang membuatnya melesat ke dapur.
"Bagi.." Kata Chen Seng yang menyeret mangkuk mie instan kuah milik Liu Dan di meja makan untuk mendekat kepadanya lalu tanpa basa basi memakannya.
"Heii.. Punya ku itu..! " Teriak Liu Dan jengkel.
"Siapa suruh kamu melamun trus persis ayam sayur? Ya, sudah mie instan mu ya aku makan saja.. " Kata Chen Seng yang menghabiskan mie instan milik Liu Dan.
"Uuuhhh.. Pergilah kamu untuk mandi dan cepat rapi-rapi karena hari ini jam kuliah akan dimulai lagi. " Kata Liu Dan menghela napas panjang menghadapi temannya yang satu itu.
Chen Seng nyengir lalu berlari ke arah kamarnya untuk pergi mandi tanpa menghiraukan Liu Dan yang kembali sibuk untuk memasak mie instan lagi untuk sarapan pagi temannya itu.
Di kantor pemasaran gedung itu rencana Yang Xi Xi berjalan dengan sempurna. Ia berhasil sewa rumah apartemen nomor delapan setelah bayar uang sewa sesuai peraturan yang berlaku di gedung itu.
"Terimakasih untuk bantuan anda, Tuan Ji." Kata Yang Xi Xi membungkukkan badannya sesudah mendapatkan kunci dan surat sewa untuk rumah apartemen nomor delapan.
" Julie.. Kemarilah.. Aku harus berperan sebagai apa? " William Hung menemuinya di depan pintu lift.
"Sebagai Kakak ku. " Jawab Yang Xi Xi.
"Kalau Aku? " Tanya Felicia menunjuk hidungnya sendiri.
"Ibu asuhku. " Jawab Yang Xi Xi.
"Aku? " Tanya Leticia mengikutinya masuk ke lift.
"Kakak perempuan angkat ku dengan suaminya adalah Alfredo jelek ini. "Jawab Yang Xi Xi yang berjalan dengan tenang menuju ke pintu rumah apartemen nomor delapan.
" Hai, kau tetangga baru ya? "Sapa seorang pria yang tinggal di rumah apartemen nomor enam dengan ramah kepada Yang Xi Xi.
" Iya.. Aku tetangga baru di sini. "Jawab Yang Xi Xi ramah.
" Wahh, kenalkan aku Romeo Dao yang tinggal di rumah apartemen nomor enam. "Kata pria ini dengan senyuman menawan bagi manusia tapi bagi Yang Xi Xi memuakkan.
" Tipe pria pengecut.." Kata William Hung yang berdiri di belakang Yang Xi Xi tak terlihat oleh Romeo Dao.
"Betul, tipe babi hutan tak ada tanduknya. " Bisik Felicia.
"Ahhh.. Aku jadi malas menggunakan nama Julie yang berarti pasangannya di masa lalu.. Weh. Aku ganti saja namaku dengan nama Rebbeca Yang. " Kata Yang Xi Xi dalam bahasa hantunya kepada teman-teman hantunya.
"Tetangga baru namamu siapa? " Tanya Romeo Dao mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Yang Xi Xi.
"Rebecca Yang. " Jawab Yang Xi Xi enggan untuk berjabat tangan dengan pria genit itu.
Bertepatan dengan Liu Dan dan Chen Seng yang baru saja keluar dari rumah apartemen nomor tujuh lalu Liu Dan mengerutkan keningnya saat mendengar Yang Xi Xi telah menyewa rumah apartemen nomor delapan yang tepat berada di sebelah rumahnya.
"Hei.... " Liu Dan yang ingin menegur hantu itu di cegah oleh Chen Seng yang terpana dengan kecantikan Yang Xi Xi.
"Dan Dan... Kenapa wajahmu seram seperti itu sepagi ini? " Tanya Chen Seng yang menarik Liu Dan untuk masuk ke lift sambil melihat ke arah Yang Xi Xi yang melayangkan senyuman manis kepada Chen Seng.
"Chen Seng kau akan jatuh cinta kepadaku cepat atau lambat seiring berjalannya waktu kita hidup bertetangga. " Kata Yang Xi Xi dalam hatinya.
"Rebecca ayo kita masuk ke rumah untuk rapi -rapi sebelum kita cari uang dengan mencari pekerjaan untuk kehidupan kita di dunia manusia di zaman modern. " Kata Felicia menariknya ke pintu rumah apartemen nomor delapan yang telah dibuka oleh Leticia.
"Pekerjaan? Ya, kau benar aku harus mencari pekerjaan juga kuliah yang sama dengan tempat kerja dan kuliahnya Chen Seng agar aku bisa berdekatan dengan pria pujaan hatiku. " Kata Yang Xi Xi yang langsung merencanakan yang menurutnya baik untuknya.
"Kau siapkan diri mu dengan belajar tata cara manusia modern lebih dahulu untuk kamu tak memalukan dirimu sendiri dan kami sebagai teman-teman mu sebagai hantu kota besar yang modern. " Kata Alfredo yang membuatku jadwal pelajaran untuk menjadi manusia modern di papan tulis di dinding ruang keluarga di rumah apartemen nomor delapan untuk Yang Xi Xi.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Embun Kesiangan
ini keributan sepasang hantu paling imut wkwkwk
2023-02-08
1
Embun Kesiangan
setan takut mati 🤣🤣🤣 lucu banget ternyata author muda berbakat yang satu ini 🤭🥰
2023-02-08
1
Nengmela 😘
Kerja sama yang epikkk
2023-01-11
2