"Aku akan mencarikan tempat tinggal baru yang lebih layak untukmu, tempat ini tidak layak untukmu!" ucap Arjuna saat mereka tiba di depan gedung apartemen yang ditempati Vani.
"Jangan ikut campur dalam urusanku. Saya lebih tahu apa yang saya butuhkan, ini sudah cukup layak." Vani kembali merasa kesal saat Arjuna lagi-lagi berpikir untuk mengatur hidupnya. Rasa kesal Vani bertambah saat Arjuna tak membiarkannya keluar dari mobil. "Buka pintunya!" bentak Vani yang sudah sangat kesal.
"Sayang, keamanan di sini tidak bagus. Siapa saja bebas keluar masuk area ini, sesuatu yang buruk bisa saja terjadi jika kamu tinggal di tempat seperti ini. Aku tidak ingin mengambil resiko jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku hanya ingin kamu hidup dengan layak dan aman," jawab Arjuna dengan lembut mengatakannya.
Rasa kesal Vani berkurang saat mendengar ucapan Arjuna. Pria itu terlihat begitu perhatian padanya. Namun, mengingat jika mereka baru bertemu dan Vani sama sekali tidak tahu apa pun mengenai Arjuna selain rumor gay pria itu, mengingatkan dirinya untuk tidak termakan rayuan pria itu
"Aku baik-baik saja tinggal di sini. Semuanya aman terkendali. Tidak ada dan aku juga belum mendengar sesuatu yang buruk terjadi di sini," ucap Vani lebih tenang dari sebelumnya.
"Tolong buka pintu! Aku ingin keluar, aku sudah sangat lelah," sambung Vani lagi menatap Arjuna yang juga tengah menatapnya.
Arjuna yang dapat melihat wajah lelah Vani, tak tega untuk memperpanjang perdebatan mereka. Arjuna mengangkat tanganya ingin menyentuh Vani, tetapi Vani dengan cepat menghindar. "Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Vani.
Arjuna tersenyum, tetapi tangannya tetap bergerak melanjutkan apa yang ingin pria itu lakukan. "Aku akan membiarkanmu istirahat kali ini karena aku lihat kamu benar-benar lelah," ucapnya mengusap lembut kedua pipi Vani lalu mendaratkan satu kecupan di dahi Vani yang terdiam dibuatnya.
Perasaan hangat menjalar di hati Vani mendapat perlakuan Arjuna yang begitu lembut. Pria itu baru bertemu dengannya, tetapi bersikap sangat baik padanya. Vani semakin bingung ada apa sebenarnya dengan Arjuna.
Meski sedikit kesal saat pria itu dengan berani menyentuhnya dan selalu mengklaim Vani sebagai miliknya, tetapi Vani yang merasa lelah enggan untuk terus mempermasalahkan itu. Vani segera turun dari mobil dan berpikir untuk segera meninggalkan Arjuna, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Pria itu ikut turun dan menggandeng tanganya melangkah bersamanya.
"Apa lagi?" tanya Vani malas.
"Aku harus memastikan kamu tiba dengan selamat," jawab Arjuna terus melangkah menggandeng tangan Vani seakan dia tahu dimana unit apartemen Vani.
"Bukan ke sana, tapi ke sana!" ucap Vani memutar tubuhnya ke arah yang berbeda.
Arjuna hanya diam seakan tak bersalah, dalam keadaan apapun pria itu tetap saja terlihat sempurna, tanpa sadar Vani sesekali meliriknya.
"Kamu beruntung memiliki kekasih sepertiku, bukan?" tanya Juna dengan sangat percaya diri saat sadar Vani menatapnya. Juna tersenyum mengatakan itu, membuat Vani yang mendengar juga tersenyum atas rasa percaya diri pria yang juga terkenal dingin dan tak jarang tersenyum itu.
"Lantai berapa?" tanyanya saat mereka sudah berada di dalam lift.
"Lantai lima," jawab Vani.
Pintu lift baru saja akan tertutup, tetapi kembali terbuka saat beberapa orang akan masuk ke dalamnya. Juna yang melihat itu dengan sigap menarik Vani agar menempel padanya, hal sepele yang lagi-lagi membuat Vani merasakan kehangatan atas sikapnya.
Aku harus mencari cara agar dia keluar dari tempat ini. Batin Arjuna yang sesungguhnya sangat risih dengan keadaan di sana.
Arjuna yang terlahir dalam kemewahan dan tumbuh besar dalam kemewahan tentu saja tak pernah berada dalam situasi yang dianggapnya tidak begitu baik tersebut, tetapi semua itu Juna lakukan hanya demi wanita yang sudah dia akui sebagai miliknya.
Vani lagi-lagi menatap Juna, banyak sekali pertanyaan yang hadir di kepalanya melihat sikap dan mengingat semua pertemuannya dengan Arjuna Lakeswara, pria tampan yang disayangkan oleh banyak orang karena dia menyukai sesama jenis.
Apa benar dia, gay? Sikapnya tidak mencerminkan jika dia gay. Batin Vani.
Keduanya tiba di depan pintu apartemen Vani. Arjuna terlihat memperhatikan keadaan di sekitar sana dengan begitu teliti, sebelum akhirnya tersadarkan saat Vani bersuara. "Pulanglah! Terima kasih untuk semuanya," ucap Vani tersenyum tulus pada Arjuna saat Vani masih saja berpikir jika hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu, karena Vani sama sekali tidak punya urusan apapun dengan Juna.
"Istirahatlah. Sampai jumpa lagi, sayang." Vani lagi-lagi tak sempat menghindar saat Juna kembali mengecup dahinya sebelum akhirnya pria itu menjauh pergi.
"Lebih baik kita tidak bertemu lagi," gumam Vani masih menatap ke arah Juna yang sudah nyaris menghilang dari pandangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Aqil Aqil
aduh..duh...duh...bang juna love2 bnxk dech buatmu😙😙😙😙😙
2023-09-28
0
Mariana Frutty
✅✔️
2023-06-08
0
Pia Palinrungi
ini baru cinta sejati dn tulus vani jgn sia2kan dn ini jodoh dikirimkan u outhor😅😅😅😅
2023-06-04
0