Bab 02 Belanja

"Maid, kita ke bagian sayur aja dulu, ya," ujar Maira mengambil trolinya.

"Biar saya aja, Nya, dorong trolinya," ujarnya mengambil alih troli yang di dorong oleh Maira tadi.

"Baiklah. Terima kasih, Maid," ujar Maira tersenyum manis.

Maira berjalan ke bagian sayur mayur yang segar dan buah-buahan, sedangkan di belakangnya Maid mendorong troli dan begitupun dengan bodyguard mendorong troli namun sedikit lebih besar, untuk mengangkat barang yang cukup besar, seperti beras dan yang lainnya.

Maira mengambil beberapa sayur, dan meletakkannya di troli yang di dorong Maid. "Tolong, ambil Brokol dengan tomatnya, Maid. Setelah itu semuanya sudah selesai, dan kita pindah ke bagian lauk," ujar Maira meminta tolong pada Maid, karena tempat Brokoli dan tomatnya cukup jauh dari jangkauannya, sedangkan Miad berada tepat di depannya.

"Siap, Nya," ujar Maid memberikan hormatnya.

"Hahaha ... Maid, apa sih," ujar Maira tersenyum. terlihat sangat cantik.

Mereka berbelanja dan memilih bahan-bahan dapur sembari terus berbincang layaknya ibu, dan anak.

"Oiya, Nya. Apa Anda tidak ingin pergi ke rak cemilan?, atau semuanya sudah cukup?" tanya Maid saat mengikuti Nyonyanya yang berjalan ke arah kasir.

"Semuanya sudah cukup. Aku tidak ingin membeli cemilan," ujar Maira mengantri di kasir.

"Benaran, Nya?, Di sana banyak loh, kripik-kripik rasa pedas," bisik Maid pada Maira, pasalnya Maid tau betul Nyonyanya itu sangat menyukai cemilan kripik, apa lagi rasa yang pedas.

Maira yang mendengar kripik dengam rasa pedas, berbalik dengan sangat semangat. "Sunggukah? ( tanyaknya semangat. ), Tapi tidak deh. Kita pulang saja," ujar Maira lagi.

Maid yang mengerti dengan keadaan Nyonyanya, kembali berbisik. "Maid janji tidak akan memberitahu, Tuan Arhand. Bahkan, Nyonya, bisa menyimpang cemilannya di kamar, Maid," ujar Maid berusaha menyakinkan Nyonyanya.

"Maid, tolong jangan mengodaku, dan mempengaruhi aku. Maid tau kan jika Dia mengetahui hal itu, Dia akan sangat marah," ujar Maira. Pasalnya sejak kejadian di mana Maira mengalami sakit perut yang sangat parah karena terlalu sering makan-makan ringan membuatnya lupa makan yang mengandung karbohidrat, dan itu membuatnya jatuh sakit. Karena itu Arhand di marah-marahi oleh orang tuanya, karena mereka berfikir Arhand sebagai suaminya tak bisa menjaga istrinya.

"Itu jika, Tuan, tahu. Lagi pula kita tidak sering hanya sekali," ujar Maid.

Maid kekeh membujuk Nyonya itu, karena saat mereka sedang membeli beberapa barang mata Maira tak bisa lepas dari cemilan kripik pedas, Maid juga bisa melihat bagiamana Nyonyanya itu menelan ludahnya sendiri dengan susah payah.

"Tapi mereka," ujar Maira menunjuk bodyguard dengan matanya.

"Tenang, Maid yang akan mengurus mereka," ujar Maid tersenyum dan mengusap lengan Maira.

"Baiklah, kita beli, tapi hanya satu saja," ujar Maira.

Maid tersenyum menganguk. "Iya, terserah, Nyonya saja," ujarnya.

"Pak Tono, sini sebentar," panggil Maid pada salah satu bodyguard yang berbadan besar, dia adalah kepala bodyguard di mansion.

"Iya, Kepala Maid, ada apa?" tanya Pak Tono.

"Begini, kalian tolong bawah ini semua keluar, dan siapakan mobil di depan pintu, kaki Nyonya sedikit kram," ujar Maid.

"Kalau seperti itu biar kami bantu Nyonya ke mobil," ujar Pak Tono.

"Kalian boleh membantu memapah, Nyonya, tapi kalian harus siap kehilangan tangan kalian, di tangan Tuan Arhand," ujar Maid santai.

Seketika bulu kuduk Pak Tono mereinding, ia mengelengkan kepalanya, lalu berkata, "Kalau seperti itu, kami akan membawa barang ini dulu ke mobil dan menyiapkan mobil di depan agar nyonya bisa langung masuk," ujar Pak Tono menundukkan kepalanya.

"Iya. Itu jauh lebih baik. Pergilah," ujar Maid.

"Permisi, Nya," ujar Pak Tono pada Maira.

Maira hanya tersenyum dan mengangukkan kepalanya. "Huem."

"Gimana, Nya?" tanya Maid.

Maira tersenyum dan mengangkat dua jempolnya pada Maid. "Memang, Maid, ter- the best," ujarnya.

"Terima kasih, Nya, tapi sebaiknya kita pilih cemilangnya cepat, sebelum mereka kembali masuk," ujar Miadnya dan Miara hanya terkekeh dan menganggukkan kepalanya.

.....................

"Baik, Tuan," ujar Aditya mengangukkan kepalanya mengerti.

"Cari tau dengan detail, aku tak ingin ada yang terlewat," ujar Arhand lagi, dengan tegas.

"Baik, Tuan," ujar Aditya tegas.

Arhand terdiam sebentar, sebelum kembali berbicara. "Telpon para bodyguard, tanyakan di mana Nyonya berada sekarang, dan katakan pada mereka juga agar tidak membiarkan mereka membeli cemilan, dan jika sampai itu terjadi maka mereka akan menerima akibatnya semua," ujar Arhand dingin, tegas dan datar.

Aditya mengangukkan kepalnya. "Baik, Tuan. Akan saya telpon mereka," ujarnya.

"Apa masih ada yang lainnya, Tuan?" tanya Aditya pada sang atasan.

"Tidak ada. Kamu boleh keluar," ujar Arhand dingin.

"Baik, Tuan. Permisi," ujar Aditya menundukkan kepalanya sebelum melangkah kebelakang dan berbalik meninggalkan ruangan Tuannya.

"Huem." ujar Arhand hanya berdehem.

Aditya keluar dari ruangan Arhand, sedangkan Arhand menyandarkan kepalanya kebelakang kursinya. "Mom sama Papa kenapa harus datang, hufh," gumamnya membuang napas kasar.

...#continue .......

...Selamat membaca, Readers💜💜💜....

...Jangan lupa dukungannya, like, and vote-nya....

Terpopuler

Comments

Nuhume

Nuhume

ni manusia kenapa sih 😒🤦‍♀️

2023-04-09

0

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

Untung maid-nya baik y

2023-03-01

0

♡Diazella fransiska♡

♡Diazella fransiska♡

jangan lupa mampir juga ya kak

2023-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Izin Khumaira.
2 Bab 02 Belanja
3 Bab 03 Kedatangan Tuan dan Nya. Blanco
4 Bab 04 Pertemuan Menantu dan Mertua.
5 Bab 05 Harapan Seorang Istri.
6 Bab 06 Nyonya Arhand Blanco.
7 Bab 07 Amarah Arhand.
8 Bab 08 Terpesona.
9 Bab 09 Kulkas 12 pintu.
10 Bab 10 Rencana Nya. Arsy.
11 Bab 11 Pesta Tuan Smith.
12 Bab 12 Minum
13 Bab 13 Arhand Mabuk
14 Bab 14 Sikap lebih Dingin.
15 Bab 15 Kita Berteman
16 Bab 16 Siapkan makanan.
17 Bab 17 Singa kelaparan.
18 Bab 18 Lingerie.
19 Bab 19 Satu Restoran.
20 Bab 20 Arhand Vs Azlan.
21 Bab 21 Kebingunan Maira.
22 Bab 22 Sikap Berbeda.
23 Bab 23 Dapur
24 Bab 24 Hukuman Maira.
25 Bab 25 Bayaran.
26 Bab 26 Kantor.
27 Bab 27 Kedatangannya.
28 Bab 28 Rasa Canggung.
29 Bab 29 Lunch I
30 Bab 30 Lunch II
31 Bab 31 Lunch III
32 Bab 32 Kenapa Sesakit ini?
33 Bab 33 Janji Aditya.
34 Bab 34 Keberanian Maira.
35 Bab 35 Istri?
36 Bab 36 Deal
37 Bab 37 Kembalinya masalalu
38 Bab 38 Tak di Akui
39 Bab 39 Sarapan
40 Bab 40 Perjodohan.
41 Bab 41 Amarah Arhand.
42 Bab 42 Amarah Maira
43 43 Anya uring-uringan.
44 Bab 44 Kepergian Maira.
45 Bab 45 Ancaman Azlan.
46 Bab 46 Ketegasan Tuan Blanco
47 Bab 47 Hukuman Aditya.
48 Bab 47 Kepergian Aditya
49 Bab 49 Dua bulan kemudian.
50 Bab 50 Bumil
51 Bab 51. Penyesalan.
52 Bab 52 Menemukan Titik Maira.
53 Bab 53 Kunjugan Arhand ke Rumah Sakit
54 Bab 54. Tak Semuda itu Purgoso
55 Bab 55 Bayi Besar Qesya
56 Ban 56 Tiga Bocil
57 Ban 57 Kedatangan Arhand ke Rumah Qesya.
58 Bab 58 Acara Lamaran
59 Bab 59 Perencanaan.
60 Bab 60 Pernikahan AdiQes.
61 Bab 61 Nikah di atas Kertas.
62 Bab 62
63 Bab 63 Pampers.
64 Bab 64 Psikopat
65 Bab 65 Cobaan Apa ini.
66 Bab 66. Lamaran.
67 Bab 67 Kebencian Ny. Arsy
68 Bab 68 Rintihan Qesya.
69 Bab 69. Kekejaman Azlan.
70 Bab 70.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 01. Izin Khumaira.
2
Bab 02 Belanja
3
Bab 03 Kedatangan Tuan dan Nya. Blanco
4
Bab 04 Pertemuan Menantu dan Mertua.
5
Bab 05 Harapan Seorang Istri.
6
Bab 06 Nyonya Arhand Blanco.
7
Bab 07 Amarah Arhand.
8
Bab 08 Terpesona.
9
Bab 09 Kulkas 12 pintu.
10
Bab 10 Rencana Nya. Arsy.
11
Bab 11 Pesta Tuan Smith.
12
Bab 12 Minum
13
Bab 13 Arhand Mabuk
14
Bab 14 Sikap lebih Dingin.
15
Bab 15 Kita Berteman
16
Bab 16 Siapkan makanan.
17
Bab 17 Singa kelaparan.
18
Bab 18 Lingerie.
19
Bab 19 Satu Restoran.
20
Bab 20 Arhand Vs Azlan.
21
Bab 21 Kebingunan Maira.
22
Bab 22 Sikap Berbeda.
23
Bab 23 Dapur
24
Bab 24 Hukuman Maira.
25
Bab 25 Bayaran.
26
Bab 26 Kantor.
27
Bab 27 Kedatangannya.
28
Bab 28 Rasa Canggung.
29
Bab 29 Lunch I
30
Bab 30 Lunch II
31
Bab 31 Lunch III
32
Bab 32 Kenapa Sesakit ini?
33
Bab 33 Janji Aditya.
34
Bab 34 Keberanian Maira.
35
Bab 35 Istri?
36
Bab 36 Deal
37
Bab 37 Kembalinya masalalu
38
Bab 38 Tak di Akui
39
Bab 39 Sarapan
40
Bab 40 Perjodohan.
41
Bab 41 Amarah Arhand.
42
Bab 42 Amarah Maira
43
43 Anya uring-uringan.
44
Bab 44 Kepergian Maira.
45
Bab 45 Ancaman Azlan.
46
Bab 46 Ketegasan Tuan Blanco
47
Bab 47 Hukuman Aditya.
48
Bab 47 Kepergian Aditya
49
Bab 49 Dua bulan kemudian.
50
Bab 50 Bumil
51
Bab 51. Penyesalan.
52
Bab 52 Menemukan Titik Maira.
53
Bab 53 Kunjugan Arhand ke Rumah Sakit
54
Bab 54. Tak Semuda itu Purgoso
55
Bab 55 Bayi Besar Qesya
56
Ban 56 Tiga Bocil
57
Ban 57 Kedatangan Arhand ke Rumah Qesya.
58
Bab 58 Acara Lamaran
59
Bab 59 Perencanaan.
60
Bab 60 Pernikahan AdiQes.
61
Bab 61 Nikah di atas Kertas.
62
Bab 62
63
Bab 63 Pampers.
64
Bab 64 Psikopat
65
Bab 65 Cobaan Apa ini.
66
Bab 66. Lamaran.
67
Bab 67 Kebencian Ny. Arsy
68
Bab 68 Rintihan Qesya.
69
Bab 69. Kekejaman Azlan.
70
Bab 70.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!