KHITBAH

Didalam mobil, tangis Rania makin pecah. Dia membenamkan wajahnya dikemudi sambil sesenggukan. Selama 6 tahun, bisa dibilang dia dan Saga jarang sekali bertengkar. Meski mereka sempat ldr saat Saga kuliah S2 di Bandung, tapi tetap saja, komunikasi mereka masih lancar. Hingga bulan lalu, cobaan tiba tiba datang.

Malam itu, tanpa pemberitahuan, kyai pengasuh pondok pesantren tempatnya menjadi santri dulu, datang bertamu. Tak hanya sendiri, beliau datang dengan istri serta anak laki lakinya.

Hanafi, dia adalah putra ke 3 pemimpin pondok. Rania tak mengenal dekat, hanya pernah bertegur sapa sebagai bentuk kesopanan pada anak kyai. Pria berparas tampan itu memang sering dibicarakan para santriwati, tapi Rania tak berminat sama sekali. Tidak ada dalam benaknya keinginan untuk menikah dengan kyai, ustad, ataupun gus. Karena biasanya, mereka suka melalukan poligami.

"Tujuan kami kesini, adalah untuk mengkhitbah ananda Rania untuk putra kami, Hanafi."

Perkataan kyai membuat Rania terbelalak. Dia merasa tak mengenal Hanafi. Dia juga bukan santriwati berprestasi yang bisa dikenal atau menarik perhatian kyai ataupun nyai. Tapi kenapa mereka tiba tiba datang untuk mengkhitbahnya?

Kedua orang tua Rania tak kalah terkejutnya. Tatapan mereka seketika berpusat pada Rania. Seketika itu juga, Rania menggeleng pelan. Dia memang tak tahu apa apa tengang ini. Kedua orang tua Rania tahu jika putrinya itu berpacaran dengan Saga.

"Bagaimana Rania, apa kamu mau menerima khitbah Hanafi?" Tanya nyai Siti, membuat Rania makin gugup.

Rania menatap mamanya yang duduk disebelahnya. Wanita dengan tatapan teduh itu menggenggam tangan Rania dan berkata lirih.

"Semua keputusan ada ditangan kamu. Mama dan Papa tahu, kamu sudah dewasa dan cukup bijak untuk mengambil keputusan."

Rania tentu saja ingin langsung menolak, tapi ada rasa sungkan. Tapi apapun itu, masa depannya dipertaruhkan disini, dia tak mau mengorbankan perasaan demi rasa sungkan itu. Selain itu, dia juga tak mau berkhianat pada Saga.

"Sebelumnya, saya_"

"Maaf, bisakah saya minta waktu sebentar?" Hanafi memotong ucapan Rania. Sepertinya pria itu tahu jika Rania hendak menolaknya. "Saya ingin bicara berdua, maaf maksud saya berdua ditempat terbuka, diteras, ya diteras." Hanafi menunjuk kearah teras. Dia sedikit kebingungan untuk menyampaikan niatannya.

"Maaf Umi, Abi, Om ,Tante, bukan maksud saya mengajak berduaan, tapi ada hal yang harus saya dan Rania bicarakan berdua."

Kyai dan Nyai mengangguk, begitupun kedua orang tua Rania.

.

.

Tercipta kecanggungan saat Rania dan Hanafi berdua diteras. Mereka duduk dikursi dengan meja sebagai pembatas. Bisa dibilang, mereka memang dua orang yang tak saling kenal, hanya sebatas tahu saja.

"Maaf, sepertinya saya tidak bisa menerima khitbah anda." Ujar Rania sambil menunduk dan meremat gamisnya. Dia tak mau berbasa basi atau memberi harapan palsu.

"Saya tidak menuntut jawaban saat ini juga, pikirkanlah dulu."

Rania menggeleng cepat. "Saya sudah memiliki kekasih."

Hanafi mengerutkan dahinya. "Kekasih?"

Rania mengangguk.

"Bukankah sebagai seorang wanita yang pernah menuntut ilmu dipondok cukup lama, kamu tahu jika tak ada pacaran dalam islam?"

Rania memberanikan diri menoleh kesamping, menatap pria yang ingin mengkhitbahnya itu. Hanafi memang rupawan dan bersahaja, tapi dia tak bisa menggeser posisi Saga dihatinya.

"Sepertinya anda salah menilai saya. Saya memang pernah menjadi santriwati, tapi level keimanan saya masih sangat dibawah. Ekspektasi anda tentang saya terlalu tinggi."

Hanafi tersenyum. Mungkin dia memang tak terlalu mengenal Rania, tapi hatinya sudah terpaut pada wanita itu sejak 8 tahun yang lalu. Saat pertemuan pertama mereka, saat keduanya masih muda dan masih berstatus sebagai pelajar. Hanafi lebih muda 1 tahun dari Rania. Meski dia telah berada di Mesir selama 6 tahun, tapi tak ada seorang gadispun yang mampu menarik hatinya.

"Berapa lama kalian pacaran?"

"6 tahun."

Terkejut juga Hanafi mendengarnya. 6 tahun bukanlah waktu yang singkat, bahkan lebih dari cukup waktu untuk mencicil mobil.

"Kenapa tidak menikah?"

Pertanyaan itu terdengar sangat menyudutkan bagi Rania. Bukan hanya Hanafi, beberapa teman, bahkan orang tuanya selalu bertanya, kapan dia dan Saga akan menikah? Tapi Rania perempuan, dia hanya bisa menunggu hingga Saga datang melamarnya.

"Tidak ada kebaikan dalam pacaran. Bahkan saat kalian saling bersentuhan, saling menatap, akan menimbulkan dosa. Sangat berbeda dengan menikah. Hanya dengan mencium tangan suami saja, sudah bisa menggugurkan dosa istri. Setiap hari yang dijalani akan bernilai ibadah."

Rania bukannya tak tahu, dia paham itu. Tapi kembali lagi, level keimanannya belum setinggi itu.

"Aku jatuh cinta padamu saat pertama kali kita bertemu. Saat itu kita masih sama sama remaja. Meski aku jatuh cinta, aku tak bisa berbuat apa apa, hanya bisa bertanya siapa namamu pada salah satu santriwati. Aku percaya pada takdir Rania. Jodoh, rejeki, maut, sudah diatur oleh yang diatas. Selalu kusebut namaku disetiap doaku sejak hari itu. Aku meminta pada yang diatas agar kaulah jodohku."

"Mungkin memang namaku yang ada didoamu, tapi nama pria lain yang ada didoaku." Rania membalikkan kata kata Hanafi.

Hanafi hanya tersenyum mendengar penuturan Rania.

"Kita sama sama meminta pada yang maha kuasa, tapi entah doa siapa yang akan dikabulkan."

Sejenak Rania merasa gentar. Siapa dia berharap doanya dikabulkan? Masih sering berbuat dosa meski tahu jika itu dosa. Sedang didepannya sekarang, seorang pria yang taat. Akankah doanya mampu mengalahkan doa pria itu?

Tidak tidak, Rania menggeleng cepat. Dia yakin Allah akan mendengar doa hambanya. Dan jodoh, hal itu sudah tertulis, tak mungkin akan berubah hanya karena doa Hanafi.

"Kamu tahu Rania, bahkan saat kamu bilang kamu sudah memiliki kekasih, hatiku tak gentar sedikitpun. Bagiku, jodoh sudah diatur. Sejauh apapun terpisah, jika memang jodoh, pasti akan bertemu. Dan yang sudah berpacaran lama, jika tak jodoh, tetap tak akan bersama."

Rania terlihat tak suka dengan ucapan Hanafi barusan.

"Jangan salah paham dengan kata kataku. Aku tak memaksamu untuk menerima khitbahku. Tapi aku minta, pikirkan dulu. Setidaknya, mintalah petunjuk yang maha kuasa. Sebagai wanita yang pernah menimba ilmu dipesantren, aku yakin kamu tahu seperti apa caranya. Aku memberimu waktu satu bulan untuk memikirkannya." Hanafi lalu berdiri. Tak enak juga kalau terlalu lama berduaan, sedang didalam, orang tua mereka sedang menunggu. "Ayo kita masuk."

"Tunggu." Hanafi menghentikan langkahnya mendengar ucapan Rania. "Aku tetap tak bisa menerima khitbah ini. Aku tidak mencintaimu, dan aku juga tak ingin menikah dengan gus ataupun ustad. Karena aku tak akan pernah rela dipoligami."

Senyum Hanafi seketika mengembang. "Allah maha membolak balikkan hati Rania. Dan satu lagi, jangan hanya karena segelintir kyai atau ustad berpoligami, kamu langsung menuduh semuanya seperti itu. Tidak seperti itu kenyataa nya." Hanafi tersenyum sambil menggeleng.

"Kita bisa membuat prenup tentang itu," lanjutnya. "Aku akan mengalihkan semua asetku padamu jika sampai aku berpoligami. Atau kamu ingin membuat pasal lain lagi, semua terserah padamu. Tujuanku menikah adalah untuk beribadah dan bahagia, bukan membawaku ke neraka Allah. Karena aku sendiri tahu sampai dimana kemampuanku, aku tak akan sanggup adil jika beristri lebih dari satu. Aku sadar diri."

Terpopuler

Comments

Khasanah Mar Atun

Khasanah Mar Atun

bisa dipegang g gus hanafi kt2 mu itu?? apa krn ada maunya trus blng sperti itu

2024-01-23

1

ana kristianti123

ana kristianti123

ada novel ny g ttg gus n rania ini... bgus kykny

2023-11-18

0

N Wage

N Wage

betul banget,rania!!!!

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 CINCIN
2 WANITA TERPILIH
3 PUTUS
4 KHITBAH
5 SI CEWEK TENGIL
6 PRIA MUDA YANG BAIK
7 TAWARAN
8 UNDANGAN
9 JANJI KETEMU
10 TAK ADA PILIHAN LAIN
11 KERUMAH CAMER
12 MENGAMBIL HATI CAMER
13 KEKACAUAN.
14 CALON SUAMI?
15 RESEPSI
16 MANTAN
17 ANNA JELEK
18 MENUJU HALAL
19 TARGET
20 PETAKA GAUN
21 LISA OR DORA?
22 CANTIK
23 SHOPPING
24 RAMEN
25 KEJUTAN
26 KALAP
27 MENCARI ANNA
28 MENCARI ANNA 2
29 CURHATAN SI PATAH HATI
30 SALAH PAHAM
31 SUDAH AKU LIHAT
32 BODOH APA BELOK?
33 SEKALI COBA, PASTI KETAGIHAN.
34 GODAAN
35 TAKUT
36 GOOD GIRL
37 DIPOTONG
38 AKU SANGAT LELAH
39 MALU
40 KETEMU MANTAN
41 BERKUNJUNG
42 KOPI BIKINAN ANNA
43 PERHATIAN KECIL
44 CINTA MATI, SEMATI MATINYA
45 KABAR DUKA
46 PRASANGKA
47 SEPERTI RANIA
48 INGIN HAMIL
49 PROMO NOVEL BARU
50 MENYIAPKAN KEJUTAN
51 MARAH
52 AKU MENCINTAIMU
53 BELI DIMANA
54 JUGA MENCINTAIMU
55 PERSIAPKAN DIRIMU
56 PURA PURA HAMIL
57 DICORET DARI DAFTAR WARIS
58 PEKERJAAN RUMAH TANGGA
59 KENCAN
60 LDR
61 LDR 2
62 PULANG
63 TAK ADA DIRUMAH
64 MARAH
65 DICUEKIN
66 BAIKAN
67 JANGAN JANGAN
68 POSITIF
69 CALON MOMMY
70 TREAT LIKE A QUEEN
71 ART BARU
72 OVER THINKING
73 MEMBALAS ZIZI
74 DIPRIORITASKAN
75 BAD MOOD
76 BERBALIK ARAH
77 SO SWEET
78 JANGAN NAKAL
79 MIE ACEH
80 PENGUMUMAN
81 BUMIL NGAMBEK
82 DIA LEBIH CAPEK
83 PINGSAN
84 PANIK
85 BAIK BAIK SAJA
86 POLI KANDUNGAN
87 KERIBUTAN
88 OM GANTENG
89 PERGILAH
90 SEHARI SEBELUM BERPISAH
91 WONDER WOMEN
92 MENAHAN RINDU
93 SEBENTAR LAGI
94 MAAFKAN ANNA
95 JANGAN PULANG
96 ANAK KITA SUDAH LAHIR
97 PULANG
98 HADIAH DARI PAPA
99 KEGALAUAN MAHMUD
100 AKIKAH BABY LOVELY
101 BOHONG
102 TAKUT PERANNYA TERGANTIKAN
103 SIAP SIAP LOVELY PUNYA ADIK
Episodes

Updated 103 Episodes

1
CINCIN
2
WANITA TERPILIH
3
PUTUS
4
KHITBAH
5
SI CEWEK TENGIL
6
PRIA MUDA YANG BAIK
7
TAWARAN
8
UNDANGAN
9
JANJI KETEMU
10
TAK ADA PILIHAN LAIN
11
KERUMAH CAMER
12
MENGAMBIL HATI CAMER
13
KEKACAUAN.
14
CALON SUAMI?
15
RESEPSI
16
MANTAN
17
ANNA JELEK
18
MENUJU HALAL
19
TARGET
20
PETAKA GAUN
21
LISA OR DORA?
22
CANTIK
23
SHOPPING
24
RAMEN
25
KEJUTAN
26
KALAP
27
MENCARI ANNA
28
MENCARI ANNA 2
29
CURHATAN SI PATAH HATI
30
SALAH PAHAM
31
SUDAH AKU LIHAT
32
BODOH APA BELOK?
33
SEKALI COBA, PASTI KETAGIHAN.
34
GODAAN
35
TAKUT
36
GOOD GIRL
37
DIPOTONG
38
AKU SANGAT LELAH
39
MALU
40
KETEMU MANTAN
41
BERKUNJUNG
42
KOPI BIKINAN ANNA
43
PERHATIAN KECIL
44
CINTA MATI, SEMATI MATINYA
45
KABAR DUKA
46
PRASANGKA
47
SEPERTI RANIA
48
INGIN HAMIL
49
PROMO NOVEL BARU
50
MENYIAPKAN KEJUTAN
51
MARAH
52
AKU MENCINTAIMU
53
BELI DIMANA
54
JUGA MENCINTAIMU
55
PERSIAPKAN DIRIMU
56
PURA PURA HAMIL
57
DICORET DARI DAFTAR WARIS
58
PEKERJAAN RUMAH TANGGA
59
KENCAN
60
LDR
61
LDR 2
62
PULANG
63
TAK ADA DIRUMAH
64
MARAH
65
DICUEKIN
66
BAIKAN
67
JANGAN JANGAN
68
POSITIF
69
CALON MOMMY
70
TREAT LIKE A QUEEN
71
ART BARU
72
OVER THINKING
73
MEMBALAS ZIZI
74
DIPRIORITASKAN
75
BAD MOOD
76
BERBALIK ARAH
77
SO SWEET
78
JANGAN NAKAL
79
MIE ACEH
80
PENGUMUMAN
81
BUMIL NGAMBEK
82
DIA LEBIH CAPEK
83
PINGSAN
84
PANIK
85
BAIK BAIK SAJA
86
POLI KANDUNGAN
87
KERIBUTAN
88
OM GANTENG
89
PERGILAH
90
SEHARI SEBELUM BERPISAH
91
WONDER WOMEN
92
MENAHAN RINDU
93
SEBENTAR LAGI
94
MAAFKAN ANNA
95
JANGAN PULANG
96
ANAK KITA SUDAH LAHIR
97
PULANG
98
HADIAH DARI PAPA
99
KEGALAUAN MAHMUD
100
AKIKAH BABY LOVELY
101
BOHONG
102
TAKUT PERANNYA TERGANTIKAN
103
SIAP SIAP LOVELY PUNYA ADIK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!