Raditya kembali mengamati video yang dikirimkan Beno barusan.
"Siapa juga yang mau menikahi wanita model beginian" gumam Radit. Di video itu terlihat Veronica sedang berjoget mengikuti irama musik yang sayup terdengar. Bahkan banyak juga tangan laki-laki nakal yang menjamah tubuh dengan baju kurang bahan itu.
Menurut Radit, sebejat-bejatnya seorang laki-laki. Pasti ada keinginan untuk bersanding dengan wanita baik-baik.
"Apa aku batalkan saja pertunangan ini" pikir Raditya.
"Pasti mama akan syok dengan rencana ku ini. Tapi biarlah, daripada kuterusin tapi aku tak yakin" kata Raditya bermonolog.
Meski putra tunggal dan penerus keluarga terpandang, dan segala fasilitas lengkap yang diberikan kepadanya. Tapi tak serta merta Raditya bangga akan semua itu.
Raditya lebih memilih tinggal di apartemen yang dibeli oleh hasil keringatnya sendiri dari hasil kecil-kecilan main saham yang dijabanin hampir tiap malam jaman kuliah.
Bahkan sewaktu kuliah, fasilitas semua telah tersedia. Raditya juga memulai membuka usaha jasa kiriman online. Lumayan untuk menambah uang saku kencan buta...he...he...
Ide itu muncul karena banyak teman-teman mahasiswa yang sering mendapat kiriman dari ortu di Indo. Rasa kangen yang membuncah terhadap makanan khas yang sulit didapat di negara Inggris, mau tak mau akhirnya teman-teman Radit meminta orang tuanya untuk mengirim.
Peluang bisnis. Pikir Raditya waktu itu.
Produk jasa pengiriman yang didirikan masih berjalan sampai sekarang, dan malah menggurita. Dengan semakin banyaknya aplikasi penjualan online, itu juga semakin menguntungkan bisnis Raditya.
.
Pagi-pagi Raditya sebelum ke perusahaan, dia menyempatkan mampir ke mansion papa.
Dengan penuh keyakinan, dia akan membatalkan rencana pernikahan dengan Veronica.
Meski ada resiko dia akan dicoret dari tahta penerus keluarga Marino.
"Angin apa yang membawa kamu ke sini pagi-pagi? Tumben-tumbenan" sindir tuan Andrian.
"Ingin mbatalin pernikahan ku dengan Vero" jelas Raditya.
Tuan Andrian langsung saja menatap tajam Raditya, "Apa aku tak salah dengar? Apa tendensimu?" tukas papa ingin mendengar argumen putranya yang dengan berani menolak acara perjodohan yang digagasnya dengan tuan Rahardian. Perjodohan yang akan membuat dua perusahaan besar bergabung. Perjodohan dan pernikahan bisnis.
Raditya menunjukkan video yang dikirim oleh Beno semalam.
"Bukannya kamu juga pernah seperti itu. Dan lebih parah" ledek Papa.
"Pah, meski begitu. Tetap saja ku menolak" tegas Radit.
"Ha...ha...tak ada penolakan dalam kamus hidup papa" kata Tuan Andrian terbahak.
"Kalau begitu papa saja yang menikah" balas Radit sengit.
"Raditya, apa kau tau konsekuensinya jika pernikahan ini batal?" tatap tajam tuan Andrian ke arah Radit.
"Tahu, tuan Rahardian akan menarik semua sahamnya di Samudera. Apa begitu Pah?" todong Raditya.
"Jika kamu tahu, kenapa bersikeras membatalkan" bentak papa.
"Aku tidak cinta Vero" tandas Radit.
"Halah, makan itu cinta. Cinta bisa datang saat sudah menikah. Seperti papa dan mama dulu" terang papa.
"Aku bukan papa. Jadi aku yang akan memutuskan hidupku sendiri. Bukan papa dan juga bukan mama" tegas Radit.
Mama datang menghampiri keduanya yang sedang serius mengobrol.
"Raditya, apa kau kesini untuk memberitahu mama tentang kesiapan kamu menikah?" tanya mama.
Gelengan kepala Raditya menandakan bukan itu jawabannya.
"Ingat Radit, jika kau tetap menolak. Maka akan kucoret nama mu dari kartu keluarga. Dan akan kucabut segala fasilitas kamu" ancam papa.
Dan tanpa diharapkan oleh tuan Andrian yang hanya bermaksud menggertak, Raditya menyerahkan semua fasilitas pemberian papa nya.
Kartu kredit unlimited dan juga semua yang di dompet Radit diserahin ke tuan Andrian.
"Sudah ya Pah? Nggak ada yang kelewat kan? Semua sudah kukembalikan" tukas Radit.
"Ingat Pah, mobil dan aparteman aku sendiri yang beli" kata Raditya menambahi argumen sebelumnya.
"Radit pergi dulu Pah, mah" Raditya berlalu begitu saja dari hadapan kedua orang tuanya.
Sang mama masih terdiam dan sejurus kemudian berkata, "Maksud Radit tadi apa?" tanya mama ke tuan Andrian.
"Raditya menginginkan membatalkan rencana pernikahannya dengan Veronica" beritahu papa.
"Bagaimana nasib perusahaan Pah? Kita harus cegah kemauan Radit" sahut mama.
"Raditya tadi kan sudah kuusir Mah" tegas papa.
"Pah, Raditya anak kita satu-satunya. Apa yang kau lakukan. Cepat kejar dia!!!" suruh mama.
"Tidak akan" papa masih tek bergeming.
Anak sama papa nya kok sama-sama keras kepala. Pusing Mama.
Raditya menelpon Beno kalau pagi ini nggak jadi ke perusahaan.
Pengusiran papa nya dianggap angin lalu.
"Beno, kau datang saja ke apartemen ntar siang" suruh Raditya sambil menutup panggilannya.
.
"Bos, jadi loe mbatalin tunangan?" cecar Beno saat barusan duduk di depan Raditya.
"Heeemmmmm" angguk Raditya.
"Bagaimana bisa? Ntar nasib dua puluh persen saham Samudera bagaimana?" kata Beno.
"Ya biar dipikir papa lah. Enak aja ngorbanin anak demi bisnisnya" ketus Raditya.
"Gini-gini gue masih bisa hidup tanpa bantuan orang tua" sambung Radit.
"Gue percaya sama loe. Tapi apa loe nggak mikirin mama kamu" tukas Beno. Kali ini dengan nada serius.
"Mereka aja nggak mikirin anaknya" tutur Raditya masih dengan sedikit emosi.
"Tuan Andrian pasti tak akan melepaskanmu begitu saja...ha...ha..." Beno malah menanggapinya dengan candaan.
Bersahabat dengan Raditya sejak kecil, tentu Beno paham akan kebiasaan orang tua Radit. Yang memang suka sedikit memaksa terhadap putra tunggalnya itu.
Hingga puncaknya Raditya menjadi remaja yang mulai melawan dan suka pergi ke night club saat kuliah di Inggris.
Sejatinya Raditya Marino adalah pemuda yang baik. Meski suka pergi ke night club dan sering berakhir dengan one nigt stand, dirinya tak pernah meninggalkan begitu saja benihnya di sembarang wanita. Beno sangat tahu akan hal itu.
Beno yang menjadi asisten Raditya, sebenarnya juga berasal bukan dari keluarga kaleng-kaleng. Tapi sejak papa nya meninggal dan perusahaan dipegang oleh sang kakak pertama. Karena ketamakan kakaknya, perusahaan itu pun bangkrut.
"Video yang kau kirim semalam, padahal sudah kulihatkan ke papa loh" beritahu Raditya.
"Gimana tanggapannya?" tanya Beno.
"Bilangnya aku lebih parah daripada apa yang dilakukan oleh Vero" ucap Raditya.
"Ha...ha...aku yakin tuan Andrian orang tua dengan tipikal moderat bukan kolot lagi" Beno malah terbahak.
"Gimana sih loe, kok malah ketawa" jengah juga Raditya.
"Kalau begitu, kamu harus bisa buktiin dong kalau Nona Vero bukan yang terbaik buat loe" usul Beno.
"Caranya?" tanya Radit.
"Hei Radit, sejak kapan otak loe taruh di lutut" tukas Beno.
"Cari orang lah untuk ngikutin si Vero. Jangan sampai ada yang kelewat" saran Beno.
"Aaahhhhaaaaa...dan yang pas kutugasin untuk itu adalah kamu" Raditya terbahak.
"Ya nggak mungkin lah. Secara tampang gue yang cakep, Vero pasti sudah mengenal aku" imbuh Beno.
"Bener juga loe" Raditya nampak termangu memikirkan sesuatu.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Sri Astuti
udah dipecat jd anak kan.. cari dong Rania
2023-08-29
1