Bermula dari kejadian itu, Rania semakin dekat dengan bu Marmi pemilik kontrakan.
"Mulai sekarang, anggap saja ibu sebagai ibu kamu Rania. Dan anak yang kamu kandung adalah cucu ibu" suruh bu Marmi.
"Makasih" balas Rania.
"Kapan kamu periksa?" tanya bu Marmi.
"Belum tahu bu" jawab Rania ogah-ogahan.
"Nggak boleh begitu. Ingat namanya anak itu tetap amanah, bagaimanapun keadaanmu usahakan periksa. Biar kamu dan anak yang kamu kandung sehat semuanya" nasehat bu Marmi.
"Tapi kondisiku berbeda sekarang bu. Tak ada lagi pendamping yang menyayangiku" ucap sedih Rania.
Rania teringat bagaimana perhatiannya Mahendra saat mendampingi dirinya setiap periksa kehamilan.
Apapun yang diingininya pasti kesampaian.
"Rania, Allah tak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan kita. Kamu sering dengar itu kan?" elus bu Marmi di pundak Rania.
"Aku belum mendapatkan kerjaan, tapi keburu hamil. Bagaimana aku bisa menghidupinya nanti bu Marmi" keluh Rania diiringi dengan lelehan air mata dari kedua netranya.
"Nak, ibu hamil itu harus bahagia. Meski aku tak pernah mengalaminya, tapi kamu harus melupakan kesedihan kamu. Tatap lah masa depan bersama anak yang kamu kandung" imbuh bu Marmi.
Rania kembali memeluk bu Marmi.
Kehamilan Rania bahkan sudah terdengar oleh tetangga kontrakan. Tapi beruntungnya Rania mereka malah saling bantu jika Rania mengalami kesulitan.
Meski hidup bukan di lingkungan yang mewah, kerukunan nampak terasa sekali di sana.
Suatu pagi Rania yang masih saja mengalami mual muntah, pingsan di depan pintu. Bu Marmi yang melihat pertama kali kaget dan teriak minta tolong.
Beberapa orang mendekat dan memanggilkan taksi untuk Rania dan Bu Marmi.
Rania yang baru tersadar saat di depan klinik, "Bu, ini di mana?" tanyanya.
"Kamu itu tadi pingsan, makanya kamu ibu bawa ke sini" jelas bu Marmi.
"Aku sudah tak apa-apa bu, kita pulang aja yuk?" ajak Rania.
"Enggak Nak, karena sudah sampai sini ayo kita periksa. Tuh poli kandungannya buka" tunjuk bu Marmi.
Bu Marmi malah yang mendaftarkan Rania untuk periksa. Rania yang biasanya cantik dengan balutan make up saat kerja, pagi ini nampak lusuh karena kehamilan yang banyak keluhan.
"Silahkan masuk bu Rania" sapa dokter cantik yang bernama Maya itu.
"Selamat pagi dokter" ucap Rania membalas.
"Pagi juga, silahkan duduk. Suaminya nggak diajak masuk?" pertanyaan yang sering diucapkan dokter kandungan saat hendak memeriksa pasiennya.
Rania merasa insecure dengan ucapan sang dokter.
Dokter Maya yang memahami keadaan karena perubahan raut muka Rania, segera meralat ucapannya.
"Pasti ayahnya lagi sibuk kerja ya???" tanyanya ramah. Rania pun mengangguk tanpa menjelaskan.
Bu Marmi masuk menyusul Rania, karena tadi ke toilet dulu.
"Saya ibunya Rania dokter. Boleh saya melihat calon cucu saya?" tanyanya dengan wajah penasaran.
"Ooooo, tentu saja boleh bu" jawab dokter Maya masih dengan keramahannya.
"Silahkan naik ke meja pemeriksaan" suruh asisten dokter Maya.
"Apa ada keluhan?" tanya dokter Maya sambil meletakkan probe USG di perut Rania.
"Iya dok, barusan pingsan, makanya saya bawa ke sini dokter" jelas bu Marmi.
"Apa ada nyeri perut?" telisik sang dokter cantik.
"Enggak sih dok, cuman mual muntah kok belum mereda sampai sekarang" sela Rania.
"Kalau lihat dari hari pertama haid terakhir, bukannya umur kehamilan sudah di atas dua belas minggu ya? Harusnya sih mual muntahnya sudah berkurang" kata dokter Maya.
"Bentar...bentar...saya fokus dulu ke USG" lanjut dokter Maya.
Dokter itu memandang serius ke arah monitor yang ada di depan matanya.
"Waaooooowwww kejutan nyonya Rania. Hamil anda kembar alias gemeli. Mungkin karena itu sampai saat ini anda masih mengalami mual muntah" jelasnya.
Syok juga Rania mendengar kalau dirinya hamil kembar. Satu saja rasanya belum bisa menerima sepenuhnya, ini malah dua sekaligus.
"Peningkatan hormon pada hamil kembar itu biasanya lebih tinggi daripada hamil tunggal. Hormon kehamilan itulah yang menyebabkan mual muntah berlebih. Nanti akan kuresepkan vitamin dan juga obat anti mual nyonya" imbuh dokter Maya mengakhiri pemeriksaan USG.
Bu Marmi yang mendengar semua penjelasan dokter malah lebih antusias daripada Rania.
"Mana resepnya, biar ibu yang mengambilkan di apotik" pinta Bu Marmi.
"Bu, aku tak mau merepotkan ibu" tolak halus Rania.
"Rania, siapa yang kau repotkan? Ibu tak merasa begitu" ucapnya dengan tangan menengadah meminta resep yang dimaksud.
Rania pun menyerahkannya juga.
Sepeninggal bu Marmi, Rania membeli minuman yang ada di kantin klinik itu.
Tak sengaja dirinya melihat Riska yang sedang gandengan dengan Mahendra.
Rania menyembunyikan dirinya di balik tembok kantin supaya tak terlihat.
"Alhamdulillah ya mas, kandunganku sehat. Bahkan sekarang sudah tiga bulan jalan empat bulan. Kamu senang nggak mas?" kata Risa yang sedang menggelayut manja ke Mahendra.
Jederrrrrrr, ucapan Riska barusan bagai petir menyambar di tengah terik matahari.
"Apa aku tak salah dengar?" gumam Rania. Jika selama ini Rania mengira Riska lah yang menikungnya. Melihat kenyataan ini, matanya terbuka jika mereka berdua mungkin saja bekerja sama untuk menjebaknya malam itu.
"Shiittttt...sialan mereka" umpat Rania.
Rania keluar dari persembunyian dan hendak melabrak mantan suami dan selingkuhannya. Tapi keburu mereka masuk mobil yang Rania sendiri masih sangat hafal dengan mobil yang dipakai pasangan itu.
"Bahkan mereka bangga naik mobil yang ada andil keringatku di sana" gumam Rania sambil mengepalkan tangannya erat.
Rasa amarah melanda hati Rania saat ini.
"Kamu kemana saja, ibu cariin dari tadi" tepuk bu Marmi di belakang Rania.
"He...he...beli minum di kantin bu. Abis haus sekali rasanya" kata Rania dan mulai menetralkan emosinya.
"Ini vitaminnya. Ayo kita pulang" ajak bu Marmi.
Sekarang Rania lah yang memanggil taksi di depan klinik dan meminta bu Marmi menunggunya.
Entah kenapa sejak bertemu dengan pasangan tadi, rasa pusing, lemas ataupun mual muntahnya seakan sirna begitu saja.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
sabar Dan, hukum tabur tuai itu pasti ada
2024-10-20
1
Sri Astuti
kasihan banget Ran kamu.. yg jebak pasti mrk berdua..spy mrk bs nikah
2023-08-29
1
Naraa 🌻
kan benerrr pasangan selingkuh yg mau keliatan baik dan terzolimi padahal aslinya dakjall sampe jebak Rania
2023-06-15
1