Pengusiran 2

Kaki Rania melangkah, mengikuti apa kata hatinya sekarang.

Bahkan bus itu telah melewati dirinya.

Kebetulan hujan turun dengan deras, Rania mengurungkan niat untuk meninggalkan halte yang mulai sepi.

"Aku harus ke mana?" lirihnya dalam hati.

Rania teringat amplop yang diberikan laki-laki tadi pagi.

Ada sih tabungan yang tersimpan di rekening pribadi, tapi melihat kondisi hujan deras sekarang tak mungkin Rania mengambil tunai dari anjungan tunai mandiri. Karena hanya tinggal beberapa lembar uang puluhan ribu di tas.

Meski menjadi istri dari Mahendra yang menjadi manager di sebuah pabrik elektronik, Rania masih bekerja di sebuah bank swasta yang lumayan besar. Sehingga penghasilannya selama ini bisa menutupi pendapatan Mahendra yang banyak dipergunakan untuk membiayai pengobatan ayahnya operasi jantung.

Rania selama ini hanya diam, meski haknya tak dipenuhi Mahendra secara penuh.

Bahkan dengan gajinya juga, Rania mengangsur pembelian rumah yang mereka tempati.

Rania menghela nafas panjang teringat pengusiran Mahendra tadi pagi. Bahkan dia diusir dari rumahnya sendiri.

Rania mulai membuka amplop dan terbelalak melihatnya. Uang ratusan ribu berbaris rapi dalam amplop itu dan juga sebuah cek.

"Apa ini maksudnya? Apa dia tak salah? Seratus juta?" gumam Rania bermonolog.

Buru-buru dia masukkan uang itu ke dalam tas nya. Deg-deg an pastinya.

Kebetulan sebuah taksi berhenti di depannya dan menurunkan seorang penumpang.

Rania naik dan menggantikan penumpang yang turun tadi.

"Tujuannya nyonya?" tanya sopir taksi tadi.

"Jalan dulu saja pak, nanti keberitahu setelah jalan" kata Rania karena belum kepikiran mau kemana.

Taksi menerjang hujan yang masih deras.

"Hotel A saja pak" kata Rania bilang ke mana tujuannya.

"Baik nyonya" tanpa banyak kata, sopir melajukan taksi ke arah tujuan yang diminta sang penumpang.

Hari masih menjelang sore saat Rania sampai di lobi hotel itu.

Tujuannya saat ini hanya ingin istirahat dan menghilangkan kepenatan karena masalah yang bertubi-tubi.

Rania teringat akan ponsel yang belum dibukanya sedari pagi.

Sebuah notif pesan masuk dari ibunya.

"Rania, pulanglah!. Ibu dan ayah sudah tahu semua. Tadi Mahendra sudah menelpon ayah kamu. Dan sekarang Ayah menunggumu pulang" tulis ibunya.

Air mata meleleh di pipi. Rania telah berdosa kepada kedua orang tua. Tentu mereka malu karena ulahku yang telah membuat aib keluarga. Pikir Rania.

Tanpa pikir panjang, Rania keluar kamar hotel dan memanggil taksi yang standby di depan hotel.

"Jalan Kenanga pak" pinta Rania.

"Baik nyonya" tukas sang sopir mengiyakan permintaan Rania.

Setelah membayar ongkos taksi sesuai yang tertera di argo Rania melangkah masuk halaman rumah.

Rania mengetuk pintu depan rumah masa kecilnya itu. Rumah yang penuh kenangan baginya.

Tak ada perubahan berarti dari tata letak. Ibunya sangat menjaga keasrian dan kebersihan rumah itu.

Apalagi sejak pensiun dari pekerjaan menjadi pegawai pemerintah, ayah Rania dengan telaten merawat kebun bunga yang menjadi hobi sang istri.

"Ibu, Ayah, Rania datang" Rania terus saja mengetuk pintu yang belum terbuka.

Pintu terbuka perlahan. Terlihat wajah ibu yang sembab seperti baru selesai menangis.

"Masuklah! Ayah kamu menunggu di dalam" suruh ibu lirih.

Dilihatnya muka ayah yang penuh rasa amarah. Rania mendekat hendak mencium tangan sang ayah, tapi sebuah tamp4ran keras mendarat indah di pipi Rania.

Belum hilang rasa perih di pipi akibat t4mparan Mahendra tadi pagi, kini mendapat tambahan dari sang ayah.

"Dasar anak tak tahu diri. Kau sudah membuat malu keluarga" umpat ayah dengan suara keras.

"Apakah ini balasan setelah kami mendidik kamu? Hah?" hardik ayah.

Rania terdiam tak berani menjawab.

"Apa kau puas?" lanjut ayah berikutnya.

"Maafkan aku ayah. Aku tak sengaja melakukannya. Bahkan aku tak tahu siapa laki-laki itu" Rania mencoba beralasan.

"Apa pantas seorang wanita bersuami dan punya anak kecil, pergi ke club malam dan mabuk-mabukan di sana?" lanjut ayah Handono masih penuh emosi.

Bagaimana ayah tahu. Pikir Rania.

"Mahendra sudah menceritakan semua. Dan siang tadi Mahendra mengembalikan kamu ke ayah" tandasnya.

"Ayah malu Rania"

"Aku dijebak ayah" bilang Rania membela diri.

"Jangan salahkan orang lain untuk menutupi kesalahan kamu"

"Dan perlu kau camkan, ayah sangat kecewa dengan kamu" ucapnya.

Rania berlari dan bersimpuh di kaki ayahnya, "Maafkan aku ayah. Maafkan aku" air mata Rania bahkan menetes di kaki sang ayah.

"Ibu, maafkan aku" Rania berlari dan bersimpuh di kaki ibunya. Nyonya Handono hanya bisa menangis.

"Lebih baik ayah kehilangan kamu Rania. Ayah terlalu malu akan perbuatan itu" kata ayah bagai petir menyambar di telinga Rania.

"Ayah...maafkan aku" kata Rania terdengar menyayat.

"Pergilah! Sebelum ayah bertindak kasar" kata ayah Handono.

"Ayah, Rania itu putri kita. Kenapa kau tega yah?" bela ibu.

"Biar dia belajar dewasa bu. Selama ini kita terlalu memanjakan dia, hingga dia jadi wanita yang tak tahu batas" ayah meninggalkan ruang tengah tanpa memperdulikan Rania yang masih bersimpuh.

Ibu dan Rania berpelukan, rasa sedih menghujam di relung hati masing-masing.

"Maafkan aku bu" kata Rania mulai bangkit dari duduknya.

Ibu masih saja menangis.

Pengusiran ayah kandungnya membuat Rania semakin kalut.

Bahkan ayahnya tak mau mendengarkan apa yang ingin dijelaskan olehnya. Seperti halnya Mahendra sang suami.

Rania kembali ke hotel tempat dia menginap. Rania pasrah atas apa yang terjadi.

Karena kelelahan Rania tertidur dengan televisi yang menyala.

Bahkan ponselnya terus berbunyi tanda notif pesan banyak yang masuk.

Rania terbangun saat jam menunjukkan jam sebelas malam, karena rasa lapar yang mendera.

Dia raih ponsel di atas nakas, inginnya memesan makanan online saja karena malas keluar kamar.

Setelah memesan menu yang diingininya, Rania beralih ke aplikasi pesan.

"Banyak sekali pesan yang masuk" gumamnya.

Dia klik aplikasi yang dominan warna hijau itu.

"Banyak sekali pesan di grub kantor?"

Rania buka. Alangkah kagetnya Rania saat semua temannya membicarakan dirinya yang digrebek sang suami karena menginap dengan laki lain.

"Bagaimana mereka semua tahu?" tanya Rania membatin.

Rania menscroll pesan satu demi satu. Ternyata awal berita itu berasal dari Riska sang sahabat. Riska yang juga menjadi teman sang suami.

Rania menggenggam erat tangannya. "Kau tega Riska".

Bahkan Rania juga membaca beberapa temannya menuntut dia dipecat karena dianggap mempermalukan kantor.

"Aku akan mengundurkan diri saja dan pergi jauh. Sudah tak ada yang mengharapkanku lagi di kota ini" ucap lirih Rania.

"Tapi bagaimana dengan Chiko?" rasa berat kembali mendera saat Rania teringat putra semata wayangnya.

"Apa dia bisa tidur lelap sekarang?" Chiko yang akan terlelap jika berada di pelukan mama nya.

"Semoga kau baik-baik saja Nak. Mama sangat menyayangimu" bisik hati Rania.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

To be continued

Terpopuler

Comments

Mamah

Mamah

Riska ada udang di balik bakwan

2025-04-11

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Pasti Riska ada apanya dgn mahendra. ngk mungkin aja. biasa nya teman nekat kalau ada maunya

2024-10-20

1

Amilia Indriyanti

Amilia Indriyanti

betul.....

2024-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Dijebak
2 Pengusiran
3 Pengusiran 2
4 Pergi Jauh
5 Putusan Resmi
6 Pisah
7 Kehamilan
8 Kembar
9 Hidup Terus Berjalan
10 Chiko Sakit
11 Belahan Kota Lain
12 Undangan Pulang
13 Veronica
14 Veronica 2
15 Kedatangan Mama
16 Menemui Mama
17 Batal Tunangan
18 Ketahuan
19 Kembali ke Masa Itu
20 Pertemuan Tak Sengaja
21 IGD
22 IGD (2)
23 Lahirnya Kembar
24 Recovery Room
25 Sidak Raditya
26 Hasutan Riska
27 Metode Kanguru
28 Kondisi Chiko
29 Tangisan Rania
30 Papa Kembar
31 Calon Mertua
32 Keraguan Raditya
33 Kesedihan Rania
34 Ucapan Cinta
35 Kedatangan Camer
36 Pembicaraan Papa dan Raditya
37 Pembelaan Camer
38 Perkenalan
39 Pencarian Raditya
40 Berharap Restu
41 Licik vs Licik
42 'Pedekate'
43 Raditya vs Mahendra
44 Lampu Hijau
45 Intrik
46 Kehilangan
47 Kehilangan (2)
48 Kehilangan (3)
49 Awal untuk masa depan
50 Kabar dari Beno
51 Kepulangan Kembar
52 Kepulangan Kembar (2)
53 Pemanggilan Mahendra
54 Berita dari Papa
55 Eksekusi Raditya
56 Perintah Buat Beno
57 Awal Derita Riska
58 Keputusan Rania
59 Derita Mahendra?
60 Kepastian Rania
61 Jawaban Rania
62 Persiapan Akad
63 Akad
64 Akad (2)
65 Tamu tak Diundang
66 Memberikan Kesaksian
67 Belanja
68 Kontrol
69 Kontrol (2)
70 Beno versus Mahendra
71 Celo dan Cio
72 Mutasi Beno
73 Negosiasi
74 Riska dan Andah
75 Pulang ke kotamu???
76 Healingnya Rania
77 Rujukan dan Pindahan
78 Rumah Baru
79 Periksa
80 Belanja
81 Biro Jodoh
82 Tes Drive
83 Gawe Mantu
84 Kehilangan Versi Riska
85 Kerja Baru Riska
86 Surprise
87 Terselubung
88 Honeymoon
89 Sidang Mahendra
90 Ancam Mengancam
91 Tak Disangka
92 Honeymoon (2)
93 Ekspedisi Company
94 Kulineran
95 Rencana Jahat
96 Ada Celah
97 Kembali Pulang
98 Kembali ke Rutinitas
99 Audit Internal
100 Susun Strategi
101 Kegagalan Alex
102 Pesta Pernikahan
103 Musuh Terselubung
104 Rapat Pemegang Saham
105 Rapat Lanjutan
106 Tuan Rahardian
107 Prioritas Raditya
108 Tuan Rahardian (2)
109 Ngidam lagi?
110 Pizza
111 Kejar-kejaran
112 Hamil?
113 Penyelidikan Beno
114 Balada Kesemek
115 Penyamaran
116 Penyamaran (2)
117 Versi Beno
118 Ayam Panggang
119 Kepuasan Rania
120 Mulai Terkuak
121 Misi Lanjutan
122 Diijinkan Pulang
123 Pasti Ulah Raditya
124 Ulang Tahun
125 Rapat Dua Perusahaan
126 Mudik
127 Ziarah
128 Tragedi
129 Keadaan Terkini
130 Perawatan Rania
131 Masih Kritis
132 Was-was
133 Kondisi Riska.
134 Tetap Happy Ending
135 Promo 'Nikah Untuk Bahagia'
136 Penebus hutang (Promo)
137 Promote 'Bukan Benih Suami'
138 Promo 'Lost Memory'
139 Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova
140 Mampir yuk 'KESETIAAN'
141 Silahkan Mampir @SECOND WIFE
142 Mampir genk @WANITA ITU IBU ANAKKU
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Dijebak
2
Pengusiran
3
Pengusiran 2
4
Pergi Jauh
5
Putusan Resmi
6
Pisah
7
Kehamilan
8
Kembar
9
Hidup Terus Berjalan
10
Chiko Sakit
11
Belahan Kota Lain
12
Undangan Pulang
13
Veronica
14
Veronica 2
15
Kedatangan Mama
16
Menemui Mama
17
Batal Tunangan
18
Ketahuan
19
Kembali ke Masa Itu
20
Pertemuan Tak Sengaja
21
IGD
22
IGD (2)
23
Lahirnya Kembar
24
Recovery Room
25
Sidak Raditya
26
Hasutan Riska
27
Metode Kanguru
28
Kondisi Chiko
29
Tangisan Rania
30
Papa Kembar
31
Calon Mertua
32
Keraguan Raditya
33
Kesedihan Rania
34
Ucapan Cinta
35
Kedatangan Camer
36
Pembicaraan Papa dan Raditya
37
Pembelaan Camer
38
Perkenalan
39
Pencarian Raditya
40
Berharap Restu
41
Licik vs Licik
42
'Pedekate'
43
Raditya vs Mahendra
44
Lampu Hijau
45
Intrik
46
Kehilangan
47
Kehilangan (2)
48
Kehilangan (3)
49
Awal untuk masa depan
50
Kabar dari Beno
51
Kepulangan Kembar
52
Kepulangan Kembar (2)
53
Pemanggilan Mahendra
54
Berita dari Papa
55
Eksekusi Raditya
56
Perintah Buat Beno
57
Awal Derita Riska
58
Keputusan Rania
59
Derita Mahendra?
60
Kepastian Rania
61
Jawaban Rania
62
Persiapan Akad
63
Akad
64
Akad (2)
65
Tamu tak Diundang
66
Memberikan Kesaksian
67
Belanja
68
Kontrol
69
Kontrol (2)
70
Beno versus Mahendra
71
Celo dan Cio
72
Mutasi Beno
73
Negosiasi
74
Riska dan Andah
75
Pulang ke kotamu???
76
Healingnya Rania
77
Rujukan dan Pindahan
78
Rumah Baru
79
Periksa
80
Belanja
81
Biro Jodoh
82
Tes Drive
83
Gawe Mantu
84
Kehilangan Versi Riska
85
Kerja Baru Riska
86
Surprise
87
Terselubung
88
Honeymoon
89
Sidang Mahendra
90
Ancam Mengancam
91
Tak Disangka
92
Honeymoon (2)
93
Ekspedisi Company
94
Kulineran
95
Rencana Jahat
96
Ada Celah
97
Kembali Pulang
98
Kembali ke Rutinitas
99
Audit Internal
100
Susun Strategi
101
Kegagalan Alex
102
Pesta Pernikahan
103
Musuh Terselubung
104
Rapat Pemegang Saham
105
Rapat Lanjutan
106
Tuan Rahardian
107
Prioritas Raditya
108
Tuan Rahardian (2)
109
Ngidam lagi?
110
Pizza
111
Kejar-kejaran
112
Hamil?
113
Penyelidikan Beno
114
Balada Kesemek
115
Penyamaran
116
Penyamaran (2)
117
Versi Beno
118
Ayam Panggang
119
Kepuasan Rania
120
Mulai Terkuak
121
Misi Lanjutan
122
Diijinkan Pulang
123
Pasti Ulah Raditya
124
Ulang Tahun
125
Rapat Dua Perusahaan
126
Mudik
127
Ziarah
128
Tragedi
129
Keadaan Terkini
130
Perawatan Rania
131
Masih Kritis
132
Was-was
133
Kondisi Riska.
134
Tetap Happy Ending
135
Promo 'Nikah Untuk Bahagia'
136
Penebus hutang (Promo)
137
Promote 'Bukan Benih Suami'
138
Promo 'Lost Memory'
139
Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova
140
Mampir yuk 'KESETIAAN'
141
Silahkan Mampir @SECOND WIFE
142
Mampir genk @WANITA ITU IBU ANAKKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!