Nayla berjalan menuju kamarnya. Dengan tenangnya dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut.
"Ada apa Mas?" tanya Nayla sambil berjalan mendekat ke arah suaminya.
"Ini apa?" tanya Bayu sambil menunjuk beberapa pengaman yang masih pada tempatnya.
"Oh itu… Bukannya itu sudah ada di koper Mas Bayu sejak kemarin?" jawab Nayla dengan berbalik tanya pada suaminya.
"A-apa? Kenapa bisa ada di koperku?" tanya Bayu terbata-bata.
"Kok Mas Bayu tanya ke aku? Harusnya aku yang bertanya pada Mas Bayu. Untuk apa Mas Bayu bawa pengaman-pengaman itu dalam koper Mas?" tanya Nayla sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Bayu diam, dia berpikir sejenak. Dia berpikir hingga meruntut kejadian sehingga bisa ada beberapa pengaman itu di dalam kopernya.
Seketika dia teringat akan sesuatu, dalam hatinya dia berkata,
Wanita sialan! Kapan dia memasukkan ini semua ke dalam koperku? Pasti dia memasukkannya ke dalam koperku saat aku berada di dalam kamar mandi.
"Ah, aku lupa Sayang. Ini aku siapkan untuk kita pada saat di hotel waktu itu. Ternyata aku mengambil terlalu banyak, sehingga masih ada sisa meskipun sudah kita pakai beberapa waktu itu," ucap Bayu sambil tersenyum manis pada istrinya.
"Benarkah?" tanya Nayla sambil mengernyitkan dahinya menatap suaminya.
"Benar Sayang…," jawab Bayu sambil tersenyum manis pada suaminya.
"Lalu, kenapa Mas Bayu kaget dan bingung melihat benda itu berada di sana?" tanya Nayla yang masih tidak menyerah dengan pertanyaannya.
"Aku lupa Sayang… Lagi pula kenapa tidak kamu singkirkan saja? Harusnya kamu letakkan saja di laci, jika kita melakukannya di luar rumah lagi, aku akan membawanya," ucap Bayu sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
Nayla salah tingkah dengan sikap suaminya yang seperti awal mereka bertemu. Dia selalu dibuat salah tingkah oleh sikap Bayu sejak mereka bertemu, hingga Nayla memutuskan menerima ajakan Bayu untuk menikah.
"Mmm… itu… baju Mas Bayu kenapa bau parfum wanita? Bukannya parfum Mas Bayu tetap seperti yang biasanya Mas pakai?" tanya Nayla gugup.
Bayu mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan dari istrinya sambil berkata,
"Bau parfum wanita?"
"Mas Bayu gak percaya?" tanya Nayla seolah menantang suaminya.
Bayu tidak bergeming. Dalam hatinya berkata,
Apa lagi ini? Kenapa banyak sekali hal yang memicu keributan?
Melihat suaminya yang hanya diam saja, segera Nayla menarik paksa suaminya untuk ikut dengannya menuju ruang laundry.
"Ada apa Sayang, kenapa kamu menarik-narik tanganku seperti ini? Kamu mau mengajakku ke mana?" tanya Bayu sambil berjalan mengikuti Nayla karena tangannya yang ditarik oleh Nayla.
Untung saja belum aku cuci tadi. Ternyata Tuhan masih memihakku, Nayla berkata dalam hatinya.
Nayla segera melepaskan tangan suaminya ketika mereka sudah berada dalam ruang laundry. Kemudian dia mengambil baju milik Bayu dan meletakkannya tepat pada indera penciuman Bayu sambil berkata,
"Coba Mas cium. Bau parfum siapa ini?"
Bayu mencoba mengendus-endus baju tersebut, seketika matanya terbelalak ketika mencium bau parfum wanita dari brand ternama. Dan dia ingat jika bau parfum Ellena menempel pada bajunya saat di bar malam itu.
Sialan! Dia memakai parfum mahal yang baunya tahan lama, sehingga menempel di bajuku. Aku harus bisa meyakinkan Nayla agar dia tidak mencurigaiku, Bayu berkata dalam hatinya.
"Parfum siapa ya? Aku memakai baju ini ketika… Ah… aku ingat, ketika di hotel untuk makan malam, ada seorang wanita yang tidak sengaja menabrakku karena terburu-buru untuk pergi ke toilet. Sepertinya itu dia. Karena tidak ada lagi wanita yang bertabrakan atau pun menempel padaku," ucap Bayu sambil berpura-pura berpikir mengingat kejadian yang diceritakannya.
Nayla menatap intens manik mata suaminya, mencoba mencari kejujuran atau pun kebohongan pada mata tersebut.
Namun, entah Nayla yang mudah dibohongi atau Bayu yang terlalu pintar berbohong sehingga Nayla tidak bisa membedakannya.
Baiklah, untuk saat ini aku percaya. Semoga semua yang kamu bicarakan benar adanya Mas, Nayla berkata dalam hatinya masih dengan menatap mata suaminya.
Nayla merampas baju tersebut dari tangan suaminya. Kemudian dia memasukkannya pada mesin cuci dan memasukkan pakaian kotor milik bayu yang lainnya ke dalam mesin cuci.
"Sebaiknya Mas Bayu cek kembali perlengkapannya. Siapa tahu ada yang terlewat," ucap Nayla sambil memasukkan deterjen pada mesin cuci.
"Baik istriku," ucap Bayu dengan berbisik di telinga Nayla hingga membuat Nayla kegelian karena nafas Bayu menerpa daerah kulit sensitifnya.
Cupp!
Bayu mencuri cium di pipi istrinya sebelum dia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Nayla tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya yang masih saja seperti dahulu.
Setelah Bayu selesai memeriksa perlengkapannya untuk nanti bekerja, dia berjalan menuju ruang tengah sambil berseru,
"Sayang… ke sinilah bersama dengan Caca. Aku akan memberitahu keputusanku tentang sekolahnya."
"Iya… sebentar. Aku akan memanggil Caca di kamarnya," sahut Nayla dari ruang laundry.
Setelah beberapa saat, Nayla datang ke ruang tengah membawa Calista yang tersenyum manis pada papanya, berharap agar papanya tidak mengirimnya ke luar kota ataupun luar negeri.
Bayu menghela nafasnya ketika melihat putrinya yang terlihat bahagia berada di rumah. Kemudian dia berkata,
"Caca tau kan, Papa selalu mengutamakan pendidikan kamu? Papa ingin memberikan pendidikan terbaik untukmu. Oleh sebab itu Papa ingin kamu bersekolah di sekolah XYZ dan tinggal di asrama seperti ketentuan sekolah di sana."
Seketika Nayla dan Calista membelalakkan matanya. Mereka berdua mengira jika Bayu akan menyekolahkan Calista di sekolah swasta tanpa asrama sehingga bisa pulang ke rumah.
"Kenapa harus tinggal di asrama Pa?" tanya Calista dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Karena sudah ketentuan sekolah itu. Lagi pula, tinggal di asrama lebih baik untuk pelajar. Di sana sudah terjadwal semua kegiatannya. Jadi kamu akan lebih fokus belajarnya," jawab Bayu dengan tegas seolah keputusannya tidak bisa dibantah.
"Tapi Pa, Caca-"
"Sudahlah, turuti perintah Papa. Kelak kamu pasti akan berterima kasih pada Papa karena keberhasilan yang kamu raih nanti," sahut Bayu dengan bangganya menyela ucapan Calista.
"Pa, beri kesempatan Caca setahun saja berada di sekolah tanpa asrama agar setiap hari dia bisa pulang ke rumah. Nanti jika memang prestasinya merosot, Papa boleh pindahkan Caca ke sekolah tadi," ucap Nayla yang mencoba memihak Calista.
"Tidak. Aku sudah putuskan dan seperti biasanya, kalian harus menurutinya," tukas Bayu dengan tegas.
Calista berdiri dari duduknya sambil berkata,
"Papa jahat!"
Setelah itu dia berlari masuk ke dalam kamarnya meninggalkan papa dan mamanya yang masih duduk di tempatnya.
Nayla memandang suaminya dengan tatapan kecewa. Kemudian dia beranjak meninggalkan suaminya yang masih duduk di tempatnya. Dia lebih memilih untuk menenangkan anak semata wayangnya.
"Ck, kalian ini tidak tau pilihan yang terbaik," ucap Bayu sambil melihat istrinya yang berjalan masuk ke dalam kamar Calista.
Brakkk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kamu aja jd PP ngk bisa disiplin udh punya istri, anak msh doyan jajan apem basi di luar. dasar buaya 😝
2025-01-06
0