Setelah menemani Calista makan, Nayla benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk membereskan rumahnya. Dia benar-benar menjadi ibu rumah tangga hari ini tanpa bekerja di luar rumah seperti biasanya.
Calista, dia sangat menikmati harinya. Selain dia belajar sesuai jadwal seperti dilakukannya di asrama, dia juga menyempatkan dirinya untuk bermain game sepuasnya dan bermain sepak bola untuk melatih keahliannya.
Setelah membereskan di dapur, Nayla pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian kotor suaminya yang ada di dalam kopernya.
Dia mengambil pakaian kotor milik suaminya dan digantinya dengan pakaian baru yang diambilnya dari lemari.
Matanya terbelalak ketika melihat barang yang tidak asing untuknya berada dalam koper milik suaminya.
"Untuk apa Mas Bayu membawa barang ini?" tanya Nayla lirih seraya mengambil barang tersebut.
Nayla masih saja menatap benda tersebut dengan pikirannya yang berkecamuk di kepalanya. Pikiran negatifnya selalu disingkirkan oleh pikiran positifnya.
Logikanya, buat apa suaminya itu membawa pengaman dalam kopernya. Sedangkan istrinya berada di rumah.
Pertanyaan-pertanyaan itu masih mengganggu di kepalanya meskipun Nayla sudah mencoba untuk berpikir positif pada suaminya.
Pikirannya masih berada pada beberapa pengaman yang ada di dalam koper suaminya. Meskipun sudah disingkirkannya jauh-jauh, pikiran itu tetap ada.
"Apa aku tanyakan saja ya pada Mas Bayu?" tanya Nayla pada dirinya sendiri.
Dengan telatennya dia menata pakaian-pakaian dan perlengkapan yang diperlukan oleh Bayu seperti biasanya.
Namun, ketika dia mengambil pakaian kotor suaminya dari koper tersebut, dia mencium bau yang tidak biasa.
Diciumnya kembali baju tersebut hingga dia mengendus semua bagian baju itu. Tiba-tiba dia menoleh ke arah ranjang, di mana suaminya masih terlelap.
Kenapa bau parfum wanita? Nayla berkata dalam hatinya.
Dia tahu benar bau parfum milik suaminya. Tapi dia tidak begitu saja berpikiran buruk pada suaminya. Dalam hatinya kembali berkata,
Siapa tau Mas Bayu beli parfum baru di sana. Coba aku cari parfumnya dulu.
Tangan Nayla berusaha mencari botol parfum dalam koper tersebut. Dan hasilnya hanya ada satu botol. Itu pun parfum milik suaminya yang biasa dipakainya.
Nayla kembali mencium baju milik suaminya yang memiliki bau parfum wanita tadi.
"Apa aku harus bertanya padanya juga tentang ini dan pengaman tadi? Apa mungkin pikiran burukku ini benar?" Nayla bertanya-tanya pada dirinya sendiri dengan suara yang lirih, hingga hanya dia saja yang dapat mendengarnya.
Kemudian dia menghentikan kegiatannya sejenak sambil berkata,
"Tapi nanti bisa-bisa kita malah jadi ribut. Mendingan aku jalankan rencanaku saja. Aku akan melihatnya lagi ketika dia sudah pulang."
Setelah itu dia kembali menata koper suaminya dengan meletakkan beberapa pengaman di atas pakaiannya sebelum dia menutup kembali koper tersebut.
Nayla menghela nafasnya ketika dia melihat suaminya yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Kemudian dia beranjak keluar kamar tersebut dengan membawa pakaian kotor milik suaminya yang baru saja diambilnya dari koper.
Selama beberapa saat, Nayla hanya berdiri di depan mesin cuci. Dia bingung dengan apa yang akan dilakukannya sekarang ini.
Jujur saja, dia tidak menyangka jika akan menghadapi hal semacam ini dalam rumah tangganya.
"Sayang, kamu di mana? Apa sarapannya sudah siap? Aku lapar."
Suara seruan Bayu membuat Nayla tersadar dari lamunannya. Dia meletakkan pakaian kotor suaminya ke dalam keranjang pakaian kotor yang masih kosong karena semua pakaian kotor yang ada di keranjang tersebut sudah dicucinya tadi pagi.
"Sudah bangun Mas? Sarapannya sudah siap di meja makan Mas," ucap Nayla ketika sudah berada di depan Bayu yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin.
Setelah itu mereka berdua berjalan menuju meja makan. Nayla mengambilkan makanan untuk suaminya dan meletakkannya di depan suaminya sambil berkata,
"Ini Mas makanannya."
Bayu mengambil sendok dan garpunya bersiap untuk makan, tapi dihentikannya ketika Nayla beranjak dari duduknya.
"Kamu mau ke mana? Apa kamu tidak makan? Caca juga di mana? Apa dia belum bangun?" tanya Bayu yang memberondong istrinya dengan beberapa pertanyaan.
"Aku tadi sama Caca sudah sarapan terlebih dahulu. Sekarang Caca sedang belajar. Tadinya aku mau membangunkan Mas Bayu, tapi sepertinya Mas Bayu sangat lelah. Jadi aku biarkan saja Mas Bayu beristirahat lebih lama lagi," jawab Nayla yang masih berdiri di sebelah tempat duduknya.
"Bagaimana aku tidak lelah. Kamu hebat Sayang, aku sangat puas denganmu. Sekarang temani suamimu ini makan. Agar aku tidak sendirian, karena aku ingin ditemani oleh istri cantikku ini," ucap Bayu sambil tersenyum manis pada istrinya.
Nayla duduk kembali pada kursinya semula. Dia menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya.
Ucapan suaminya tadi sangat menyenangkan baginya. Sayangnya, untuk saat ini Nayla menjadi bimbang dan sedih. Dia tidak ingin jika pikiran buruknya tentang suaminya itu benar-benar terjadi.
Memang suaminya sangat keras dan disiplin. Tapi dia tahu jika itu semua yang dilakukannya demi keluarganya. Demi pendidikan dan kehidupan anaknya kelak. Tapi entah sampai kapan dia harus selalu mengerti suaminya. Dia juga ingin setiap hari merasakan bersama keluarga utuhnya.
Bayu tersenyum sambil mengulurkan sendok yang berisi makanan di depan mulut istrinya untuk menyuapinya.
Nayla pun membuka mulutnya dan membiarkan Bayu menyuapkan makanan tersebut padanya.
Dia mengunyah makanan tersebut sambil memandang suaminya. Dalam pikiran dan hatinya dia tidak bisa membayangkan jika suaminya bermain di belakangnya.
Bayu yang sangat romantis, perhatian dan penuh kasih sayang pada keluarganya, membuat Nayla tidak percaya dengan pikiran buruknya mengenai bau parfum yang melekat pada baju suaminya dan beberapa pengaman yang ditemukannya dalam koper suaminya.
"Mas, kopernya sudah aku siapkan tadi. Coba Mas Bayu cek lagi. Siapa tahu ada yang terlewatkan," ucap Nayla ketika melihat suaminya sudah meletakkan sendok dan garpunya menyilang.
Bayu menoleh ke arah istrinya dan menganggukkan kepalanya sambil berkata,
"Aku cek kembali setelah ini."
Setelah meneguk minumannya, dia beranjak dari kursinya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Tadinya Nayla memang tidak ingin Bayu melihat pengaman yang diletakkan olehnya di atas pakaiannya. Tapi, setelah melihat sikap Bayu padanya, Nayla tidak ingin kecewa nantinya. Dia ingin melihat reaksi dan jawaban Bayu saat ini juga.
Nayla tidak mengikuti suaminya masuk ke dalam kamar mereka. Dia lebih memilih untuk membereskan meja makan dan mencuci peralatan makan bekas suaminya tadi.
Sedangkan Calista, dia berada dalam kamarnya sedang sibuk dengan buku-buku pelajarannya sambil memakai headset, sehingga dia tidak terganggu dengan suara di luar sana. Dia lebih nyaman dengan suara musik yang didengarnya ketika dia sedang belajar.
Di dalam kamarnya, Bayu membuka koper miliknya untuk mengecek kembali persiapannya.
Seketika mata Bayu terbelalak melihat beberapa pengaman yang berada di atas pakaiannya.
Dia menoleh ke arah pintu dan diam untuk beberapa saat. Kemudian dia kembali berseru,
"Sayang… apa ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
pura2 abu nawas Bayu, dasar pemain handal. munafik. jijik amat 😎
2025-01-06
0
Desy Andayanti
senep kedek maling triak maling wow situ loh yg udah siapin sendiri nuduh nih ke bini nya 🤣🤣🤣
2023-01-08
0