"Capt, bagaimana kalau kita minum bersama?" tanya seorang wanita berparas cantik dengan tinggi badan semampai dan berbadan langsing.
Bayu memberi kode pada wanita cantik tersebut untuk duduk di sebelahnya. Dengan senyum genitnya, wanita cantik itu duduk sambil menyilangkan kakinya hingga terlihat bagian kakinya sampai ke atas.
Bayu menyeringai melihat kaki wanita tersebut yang roknya tersibak hingga memperlihatkan kulit mulusnya.
Wanita tersebut mengangkat gelas berkaki miliknya dengan mengedipkan sebelah matanya mengajak Bayu untuk minum bersamanya.
Bayu pun mengangkat gelasnya dan minum bersama wanita tersebut. Mereka saling berbincang untuk menghabiskan waktu.
"Sudah sangat larut. Lebih baik kita kembali ke kamar," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya.
Wanita tersebut ikut beranjak dari duduknya. Tapi, tubuhnya tidak seimbang, hingga tubuhnya oleng dan berpegangan pada tubuh Bayu.
Dengan sigapnya Bayu menahan tubuh wanita tersebut hingga bersandar di dadanya.
Mata mereka saling bertemu dan saling tersenyum menyeringai.
"Apa saya boleh beristirahat di kamar anda Capt?" tanya wanita tersebut pada Bayu yang masih dalam posisi sama seperti tadi.
"Apa kamu masih ingin mengobrol denganku Ellena?" tanya Bayu pada wanita tersebut yang masih bersandar pada dadanya.
Ellena tersenyum genit pada Bayu sambil mengedipkan sebelah matanya dan berkata,
"Kita habiskan malam ini bersama."
Bayu pun menyeringai dan membantu Ellena untuk berdiri. Sayangnya, dia berpura-pura untuk tidak bisa berjalan sendiri dengan alasan kakinya terkilir karena high heels nya yang membuatnya tidak bisa menahan keseimbangannya.
Mereka berdua berjalan menuju kamar Bayu dengan posisi Bayu yang memapah tubuh Ellena menuju kamarnya.
Ada sepasang mata yang melihat mereka masuk ke dalam kamar Bayu. Tapi dia tidak berani untuk menyapa mereka. Dia bersembunyi di balik tembok lorong yang tidak terlihat oleh Bayu dan juga Ellena.
Tanpa ragu tangannya mengambil ponsel dari saku celananya dan merekam mereka berdua hingga masuk ke dalam kamar milik Bayu.
Setelah hampir satu jam dia menunggu layaknya seorang pengintai dari luar kamar Bayu, selama itu pula Ellena belum keluar dari kamar tersebut.
Hingga rasa pegal terasa di kakinya karena selama itu dia berdiri dan matanya tidak pernah beralih dari pintu kamar Bayu.
Akhirnya dia menyerah. Orang tersebut masuk kembali ke dalam kamarnya. Dia merasa tidak tenang karena melihat seniornya berada dalam satu kamar dengan status Captain nya yang sudah beristri.
Ketika jam mereka untuk berangkat ke bandara, Nita, si pramugari yang telah melihat Ellena, seniornya yang masuk ke dalam kamar hotel Bayu bersama dengan si pemilik kamar tersebut, dia merasa tidak suka melihat Ellena. Baginya, Ellena telah menodai citra seorang pramugari.
Ellena merasa heran dengan tatapan Nita yang terlihat sinis padanya. Tapi dia tidak mengambil hati tatapan Nita itu. Dia hanya tersenyum senang karena keinginannya bersama dengan Captain nya sudah terpenuhi.
Malam harinya, Bayu sampai di rumah larut malam. Dia masuk ke dalam rumahnya dengan santai dan langkahnya sangat ringan menuju kamarnya.
Senyumnya terus mengembang seharian ini. Diletakkan koper miliknya pada sudut kamar tempat penyimpanan kopernya.
Bibirnya melengkung ke atas ketika melihat istrinya sedang tertidur pulas di ranjangnya.
Bergegaslah dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah beberapa menit, dia keluar dari kamar mandi dan sudah berganti dengan baju santai.
Didekapnya dari belakang tubuh istrinya yang selalu membuat dirinya menjadi nyaman. Nayla tidak bereaksi meskipun suaminya memeluknya dalam posisi tidur dari belakangnya.
"Sepertinya kamu sangat lelah," ucap Bayu lirih yang masih dalam posisi memeluk istrinya dari belakang.
Nayla memang sangat lelah sekali hari ini sehingga tidurnya sangat nyenyak sekali. Meskipun tangan nakal Bayu memainkan aset miliknya, dia tidak bergeming sedikitpun.
Keesokan harinya Nayla mendapati tubuhnya terasa sangat berat dan dia melihat ke arah pinggang hingga bawah badannya yang terdapat tangan kekar yang sedang memeluknya. Tidak hanya itu, dia juga melihat kaki yang sedang mengunci bagian tubuh dirinya sehingga tidak bisa bergerak.
Ah… sepertinya Mas Bayu sudah pulang. Kenapa aku tidak terbangun ketika dia memelukku? Sepertinya aku benar-benar kelelahan, Nayla berkata dalam hatinya sambil berusaha memindahkan tangan dan kaki suaminya secara perlahan.
Bayu hanya bergumam saja ketika Nayla memindahkan tangan dan kakinya dari tubuh Nayla. Sepertinya Bayu juga sangat lelah sehingga dia tidak bergeming sedikit pun dari tidurnya.
Sang istri kini melakukan tugasnya. Dia beranjak dari tidurnya untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Membersihkan rumah, memasak, serta mencuci baju dan menjemurnya. Semua dilakukannya selama anak dan suaminya masih tidur.
Dia sudah terbiasa bangun jam empat pagi untuk melakukan semuanya. Karena pekerjaannya lah dia harus bisa membagi waktunya.
Ketika semua sudah selesai, Nayla masuk ke dalam kamar Calista untuk membangunkannya. Dia tersenyum ketika melihat wajah damai putrinya tanpa terlihat kerisauan ketika sedang tertidur.
Dibelainya dengan lembut rambut halus milik putrinya. Kemudian dia mengusap lembut pipi putrinya itu untuk menyalurkan kerinduannya selama ini yang tidak bisa melihat wajah putrinya saat sedang tertidur.
Tanpa dikomando, tubuh Nayla bergerak naik ke atas ranjang Calista dan merebahkan badannya untuk bisa memeluk tubuh anaknya.
Nayla tersenyum karena merasa sangat hangat dan nyaman memeluk putri yang kini sudah beranjak lebih besar.
Matanya terpejam dan dia tidak sengaja kembali tertidur di kamar itu. Tentu saja bukan hal yang salah karena dia tertidur di kamar putrinya dan tidur bersamanya.
Namun, suaminya yang tiba-tiba terbangun karena tidak mendapati guling hidupnya ada dalam pelukannya, kini berusaha mencarinya.
Dia mencari ke seluruh ruangan dalam rumah tersebut, mulai dari kamar mandi, ruang cuci baju, dapur, tempat menjemur hingga ruangan lainnya pun tidak ditemukannya.
Ceklek!
Bayu membuka kamar Calista dengan perlahan dan seketika dia menghela nafasnya saat melihat istrinya tidur dengan memeluk putrinya.
Dengan hati-hati dan pelan-pelan dia berjalan mendekat ke arah ranjang. Kemudian tangannya menyelusup pada bawah lutut dan bawah punggung istrinya untuk memindahkannya ke kamar mereka.
Mata Nayla terbelalak merasakan tubuhnya melayang. Seketika itu dia menoleh pada si pelaku dan dia mendapatkan senyuman dari pelaku tersebut.
"Kenapa aku dipindahkan?" tanya Nayla lirih sesudah keluar dari kamar Calista.
"Kenapa kamu pindah ke kamar Caca? Apa kamu tidak mau tidur dengan suamimu?" tanya Bayu tanpa memandang istrinya dan masih dalam posisi menggendong tubuh istrinya sambil berjalan menuju kamar mereka.
"Aku tidak sengaja tertidur di sana. Aku merasa sangat bersalah ketika melihat wajah damainya saat tidur," jawab Nayla yang masih berada dalam gendongan Bayu.
"Kenapa merasa bersalah? Kita sudah memberikan yang terbaik untuknya," ucap Bayu sambil meletakkan tubuh istrinya di atas ranjang mereka.
Bayu menatap mata istrinya dan menyeringai seperti hendak ingin menerkamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
dasar suami ngk punya otak tahunya anak udh di besarkan dan harus mandiri, yg penting dia happy.
2025-01-06
0