"Pagi-pagi Anda kurang bersemangat, Tuan." Dio, sekretaris Leon masuk ke ruangan presdir dan duduk di kursi depan meja tuannya.
"Aku jengah, Grandma selalu menyuruhku mencari dan putrinya almarhum Nadya. Dan aku wajib menikahi gadis itu. Gila ... bagaimana aku bisa menikahi gadis tidak jelas. Gadis yang aku sendiri tidak tahu bagaimana rupanya." Leon berdecak kesal. Wajah tampannya tertekuk. Sedangkan Dio menggaruk kepala karena ikut bingung. Tidak bisa mencari solusi.
"Dan gadis waktu itu, apa kamu sudah bisa melacaknya?" sambung Leon menatap Dio serius. Namun, gelengan kepala Dio membuat sang presdir membuang napas kasar.
Walau sudah lama berlalu, namun Leon masih dihantui rasa bersalah kepada gadis asing di klub malam. Dia telah menodai gadis itu dan berniat untuk bertanggung jawab.
•
Beberapa tahun kemudian.
Allena menguap beberapa kali, rasa kantuk yang menyerang seolah tak bisa untuk ditahan lagi. Padahal berkas penting untuk meeting besok pagi belum selesai dia teliti.
Pagi hari, Allen terbangun dengan mendapati dirinya tidur di ruang kerja. "Astaga," ucapnya. Sudah biasa bagi Allena tertidur di ruangan itu. Dia segera keluar sebelum seseorang lebih dulu terbangun.
Sesibuk apapun seorang Allena, wanita itu berusaha menyempatkan diri untuk membuat sarapan. Bibir tipisnya melengkung saat memasak telor ceplok mata sapi, lauk kesukaan si peri kecil.
Terdengar langkah kecil mendekat. "Mom ...."
"Sayang, cepat sekali kamu bangun? Mom belum selesai membuat sarapan." Allena melihat sebentar ke arah peri kecilnya lalu kembali fokus untuk memasak.
"Maaf, Mom, aku ngompol." Lirih nan lembut gadis itu mengadu. Terdapat ketakutan di sinar matanya.
Allena mematikan kompor dan mendekati si peri kecil. Dia tersenyum lucu juga begitu gemas melihat ekspresi si kecil. "Tidak apa, sayang, nanti Mom bersihkan. Kalau begitu Queen langsung mandi. Oke!"
"Oke, Mom."
Enam tahun berlalu, kesulitan yang dilalui Allena terus memudar setelah Queenza Allecia Shyn lahir.
Awalnya Allena sempat bingung dan hampir menyerah dengan keadaan sulit yang dialami. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan ekonomi benar-benar berada di titik terbawah. Bahkan, sempat berpikir ingin menitipkan bayi mungil itu ke panti asuhan, namun jiwa keibuannya tetap ingin mempertahankan bayi itu.
Dan setelah bayi Queen berumur 2 tahun, Allena mendapat keberuntungan dengan diterima bekerja di salah satu perusahaan dalam bidang perhiasan. Sesuai bidang yang pernah dia lakoni.
Selama hampir empat tahun bekerja, jabatan Allena terus naik dan saat ini sudah berhasil menjadi manager desain perhiasan.
Allena menepikan mobil di tempat parkir khusus para wali murid. Dia mencium pucuk kepala Queen sebelum gadis kecil itu masuk ke kelasnya.
"Belajar yang pintar, sayang," ucap Allena.
"Siap, Mom. Queen juga ingin seperti Mom, pintar menggambar perhiasan yang cantik," balas Queen.
Allena mengelus pucuk kepala Queen dan melambaikan tangan mengantar langkah Queen masuk ke dalam kelas. Setelahnya Allena bergegas menuju ke kantor tempatnya bekerja.
"Hay, Ra," sapa Allena pada rekan kerja seprofesi.
"Baru dateng, Allen, apa kamu sudah tahu ada berita terbaru?"
Allena mengernyit. "Berita apa?"
"Presdir utama akan datang untuk meninjau langsung perusahan anak cabang."
Allena mengangkat bahu. "Memangnya kenapa? Siapa tahu sama saja seperti Tuan Will."
"Ah iya juga. Tapi, semoga saja tidak. Aku berharap presdir utama masih muda dan tampan."
"Ya ya ya ... semoga saja," sahut Allena masa bodo. Sedangkan Rara mencebik kesal dengan temannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Lovesekebon
masih menyimak 👍👍👍💯
2023-02-10
0
Ekha SheCha
semangat hidup demi kesayangan..
lanjut..
2023-01-21
0
Ucio
lanjut
2023-01-18
0